Pendidikan

Pakar Komunikasi Bicara Peluang Suksesnya MBKM dan Digitalisasi

Selasa, 23 Februari 2021 - 18:49 | 44.76k
Peserta Webinar melakukan dialog dengan para pakar ilmu komunikasi dari tiga perguruan tinggi secara daring. (Foto: Tangkapan layar)
Peserta Webinar melakukan dialog dengan para pakar ilmu komunikasi dari tiga perguruan tinggi secara daring. (Foto: Tangkapan layar)

TIMESINDONESIA, MALANG – Para pakar komunikasi dari berbagai perguruan tinggi berkumpul melakukan diskusi mendalam terkait peluang suksesnya Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di tengah arus digitalisasi.

Diskusi berlangsung secara daring melalui sambungan video conference Zoom, diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan pada Selasa (23/2/2021).

Tiga Jurusan Ilmu Komunikasi dari tiga kampus yakni Universitas Brawijaya Malang, Universitas Mataram, dan Universitas Tadulako Palu.

Webinar MKBM

Fasilitatornya adalah Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB dengan mengusung tema Peluang Pengembangan Keilmuan Komunikasi di Era Pembelajaran Digital Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Ada dua sesi diskusi. Pertama diisi Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UB, Dr. Antoni, M. Si. Antoni mengemukakan Jurusan Komunikasi FISIP-UB berusaha membangun ilmu komunikasi yang anti arus utama dan memiliki ciri khas Indonesia.

"Kita tidak anti Barat, karena ilmu yang dipelajari berasal dari sana. Tetapi kita punya agenda ke-Indonesiaan," jelasnya.

Ke depannya, menurut Antoni, Jurusan Komunikasi FISIP-UB akan mencoba bekerjasama dengan jurusan komunikasi di kampus-kampus lain mengembangkan ilmu komunikasi yang berbasis kearifan lokal Indonesia itu.

Sesi kedua menampilkan tiga pembicara dari ketiga kampus itu secara panel. Para pembicara itu terdiri dari Rachmat Kriyantono, P.hD (FISIP-UB), Dr. Ir. Agus Purbatin Hadi, M.Si (FISIP-Unram), dan Dr. Ilyas Lampe, M.Si (FISIP-Untad).

Webinar MKBM a

Rachmat Kriyantono dalam kegiatan itu mengatakan, komunikasi FISIP-UB sudah melakukan penelitian yang didasari kearifan timur (termasuk lokal Indonesia). Kajian kelokalan itu akan berhasil bila masyarakat Indonesia memiliki kebanggaan dengan hasil lokal kita.

RK, sebutan singkat Rachmat Kriyantono, menjelaskan bahwa semakin tinggi perkembangan teknologi, semakin tinggi pula pengenalan terhadap diri sendiri.

"Melalui MBKM, mahasiswa bisa lebih bebas belajar. Tujuannya mahasiswa mendapatkan banyak pengalaman di lapangan dan siap terjun di masyarakat," ungkapnya.

Sementara Ilyas Lampe menyampaikan implementasi, peluang dan tantangan merdeka belajar itu. Targetnya lulusan perguruan tinggi harus kreatif, inovatif, berdaya saing tinggi, memiliki jiwa enterpreneur, dan bewawasan global.

"Tetapi tantangan juga banyak, antara lain masalah magang yang berkualitas, pertukaran mahasiswa, program membangun desa, dan asisten mengajar," tambahnya.

Agus Purbatin menjelasan kondisi di NTB dan NTT yang tidak sama dengan di Pulau Jawa. Kat dia, banyak yang harus ditingkatkan, agar pada masa mendatang menjadi lebin baik.

Diskusi yang dipaparkan para Pakar Komunikasi untuk menyambut suksesi MBKM dan digitalisasi ini berlangsung gayeng. Peserta mengajukan pertanyaan dan berlanjut dengan diskusi panel. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES