Ekonomi Indonesia Bangkit

Di Lamongan, Limbah Pakaian Disulap Jadi Vas Bunga

Selasa, 23 Februari 2021 - 18:04 | 67.14k
Sejumlah komunitas pecinta lingkungan hidup di basecamp Alfa Learning Space mendaur ulang pakaian menjadi komoditi bernilai jual, Selasa (23/02/2021) Foto : Alfa Learning Space for TIMES Indonesia)
Sejumlah komunitas pecinta lingkungan hidup di basecamp Alfa Learning Space mendaur ulang pakaian menjadi komoditi bernilai jual, Selasa (23/02/2021) Foto : Alfa Learning Space for TIMES Indonesia)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sampah dan limbah terkesan kotor jika dikumpulkan tanpa pengelolaan dan penanganan yang sesuai akan menimbulkan masalah lanjutan.

Bahkan selama ini kalimat himbauan “Buanglah Sampah pada Tempatnya” acap kali didengar atau dilihat pada dinding-dinding sekolah maupun ditempat umum.

Di momen peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021, komunitas Alfa learning space, Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) regional Lamongan dan, Lamongan Teduh yang tertarik dengan isu-isu lingkungan dan pemanfaatan limbah sebagai literasi terapan berkolaborasi melakukan kegiatan daur ulang limbah pakaian.

komunitas pecinta lingkungan a

Daur ulang yang memanfaatkan limbah pakaian untuk dijadikan vas atau pot bunga berbagai ukuran dan bentuk dengan harapan bisa menjadi komoditi yang memiliki nilai jual, sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi sekaligus mengelola sampah.

Abdul Rohman Susanto, pemateri daur ulang membeberkan, langkah-langkah yang dilakukan juga cukup sederhana. Para anggota komunitas hanya menyiapkan alat cetakan dari baskom bekas, pengaduk, kayu penahan dan pakaian (kain) bekas serta bahan baku semen. 

“Caranya mudah, potong kain sesuai kebutuhan. Kemudian dicelupkan ke dalam adonan semen hingga merata. Selanjutnya diletakkan di atas baskom pada posisi menghadap ke bawah dengan kayu penahan (penyangga),” tutur sosok seniman yang merupakan Sobat Lamongan Teduh, kepada Times Indonesia, Selasa (23/02/2021).

Sambil menunggu kering, para anggota lintas komunitas tersebut juga mendiskusikan beberapa isu lingkungan, resensi buku bacaan dan pengalaman seputar sekolah.

“Setelah lapisan pertama kering, dilakukan penebalan semen secara merata tanpa harus merubah bentuk cetakan pertama. Setelah itu, vas dapat diwarnai sesuai dengan keinginan,” kata Rohman. 

komunitas pecinta lingkungan b

Sementara itu M Saunan Al Faruq, Founder Alfa Learning Space menyebut, mendaur ulang limbah pakaian karena selama ini limbah pakaian tidak seberapa nampak dibandingkan sampah plastik atau sampah jenis lain, tetapi jika dibiarkan menumpuk akan menimbulkan masalah karena sulit terurai.

“Sempat terbesit ide untuk menjadikan daur ulang limbah pakaian ini sebagai komoditi yang diperjual-belikan. Serta vas bunga dibuat agar semakin banyak tanaman yang hidup sebagai bentuk kecintaan terhadap alam dan lingkungan,” ujar Faruq di basecamp Alfa Learning Space.

“Kegiatan ini mulai pagi sampai sore. Karena tidak hanya membuat kerajinan tangan berbahan dasar limbah pakaian tersebut. Tetapi diskusi-diskusi ringan juga menjadi salah satu agenda penting ,” katanya.  

Lebih lanjut Faruq menambahkan, semua kegiatan itu bertujuan untuk mewadahi kreativitas dari semua komunitas dan sekaligus menjadi ajang untuk saling berbagi pengetahuan, utamanya dalam pengelolaan sampah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES