Pemerintahan

Ekspor ke Jepang Januari 2021, Pemprov Sulut Sumbang Devisa Rp 3,23 Miliar

Selasa, 23 Februari 2021 - 15:56 | 27.53k
Ekspor perdana Sulut ke Jepang hasil komoditas perikanan dan rempah - rempah. (Foto: Herry Dumais/TIMES Indonesia)
Ekspor perdana Sulut ke Jepang hasil komoditas perikanan dan rempah - rempah. (Foto: Herry Dumais/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut) berhasil menyumbang devisa senilai 232.706 USD atau setara dengan Rp3,23 miliar dikirim ke Jepang lewat direct call ekspor yang terbagi dalam 4 flight. Selasa (23/2/2021).

Hal itu terdata pada Kanwil DJBC Sulbagtara selama Januari 2021, dimana tercatat, sebanyak 65,5 ton (65.512,50 kg) komoditas perikanan (ikan tuna) dan pertanian (rempah-rempah) Sulut.

Ini merupakan komitmen kuat Gubernur Olly dan Wagub Kandouw untuk menjadikan Sulut sebagai superhub Indonesia Bagian Timur dengan menjaga kontinuitas direct callekspor (ekspor langsung) dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Narita Jepang yang dilaunching pada September 2020.

Nilai direct call ekspor Sulut ke Jepang terus meningkat. Pada saat dilaunching sebanyak 12,2 ton komoditas perikanan dan pertanian Sulut diekspor ke Jepang.

Pengiriman komoditi ke Jepang lewat direct callekspor itu selang Januari 2021 terbagi dalam 4 flight yakni.

  • Flight I 06/01/2021, Tonase 31.571,00 kg, Devisa (USD) 63,494.95.
  • Flight II 13/01/2021, Tonase 5.672,70 kg, Devisa (USD) 49,687.17.
  • Flight III 20/01/2021, Tonase 16.351 kg, Devisa (USD) 50 67,907.25.
  • Flight IV 27/01/2021, Tonase 11.917,30 kg, Devisa (USD) 51,616.65.

Diketahui, ekspor komoditas Sulut secara langsung dari Manado ke Jepang melalui maskapai Garuda Indonesia merupakan langkah nyata pemerintah untuk bersinergi dengan industri pengolahan, stakeholder, instansi vertikal serta maskapai penerbangan untuk dapat mendistribusikan komoditi perikanan serta komoditi lainnya ke negara tujuan secara langsung dengan harapan akan mengurangi biaya transportasi serta mutu yang terjaga.

Sebelumnya ekspor komoditas Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih melalui pelabuhan udara di Jakarta atau Surabaya, padahal negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Jepang yang secara geografis lebih dekat Manado dibanding dari Jakarta/Surabaya, sehingga tidak efisien dan menyebabkan tingginya biaya logistik dan lamanya waktu pengiriman karena harus transit 24-30 jam.

Hal ini berakibat pada harga produk di pasar luar negeri menjadi mahal dan kualitas barang turun. Padahal komoditas perikanan membutuhkan kondisi segar hingga tiba di negara tujuan.

Gubernur Olly optimis terobosan ini akan memberikan pengaruh yang baik dalam pembangunan sektor kemaritiman dan perekonomian di daerah Bumi Nyiur Melambai dan menjadikan Sulut Maju dan Sejahtera sebagai Pintu Gerbang Indonesia ke Asia Pasifik seperti visi kepemimpinannya bersama Wagub Kandouw di periode 2021-2024.

"Semoga ini berjalan terus sehingga bermanfaat banyak bagi masyarakat Sulut dan sekitarnya tapi lebih khususnya tentunya bermanfaat bagi NKRI karena terbuka pintu baru untuk ekspor keluar daerah di luar dari yang sudah ada selama ini, semoga Tuhan memberkati kita semua," kata orang nomor satu di Pemprov Sulut ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES