Kopi TIMES

Kita Butuh Skill Teknologi

Senin, 22 Februari 2021 - 23:14 | 49.93k
Ahmad Ma’mun, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN KHAS JEMBER, Sekaligus Ketua Umum HMI komisariat Sunan Ampel.
Ahmad Ma’mun, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN KHAS JEMBER, Sekaligus Ketua Umum HMI komisariat Sunan Ampel.

TIMESINDONESIA, JEMBER – Sejatinya bukan hanya pandemic covid-19 yang memaksa kita untuk berteknologi di segala sektor, namun perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan telah mengharuskan kita memulai berteknologi pada setiap aktifitas kita. Dari semua kalangan, baik itu kalangan pendidikan, ekonomi bisnis, politik dan praktik sosial harus mulai terbuka dengan budaya teknologi ini.

Jauh sebelum munculnya virus corona virus desease 19 (Covid-19) menyerang dunia, telah banyak berkembang teknologi baru terutama teknologi komunikasi, untuk mempermudah kebutuhan aktifitas kerja kita dan informasi kita.

Kita akan coba flashback ke belakang pada awal mula munculnya media cetak dan peralihannya pada media online yang keduanya memiliki fungsi yang sama. Tepatnya di Eropa, Tahun 1455 Johannes Gutenberg menemukan media cetak sebagai alat komunikasi, awal perkembangannya tentunya tidak mulus. Ketika itu Gutenberg masih menggunakan daun dan tanah liat sebagai medium penyampaian informasi, sehingga mulai berkembang lagi menggunakan kertas dan pena, terus kemudian mesin ketik dan mesin cetak, sampai komputer sekitar tahun 1900-an.

Pada tahun 1980-1990 merupakan masa-masa kejayaan media cetak industri surat kabar di seluruh dunia, namun memasuki tahun 2001 mulai muncul majalah berbentuk PDF yang menjadi tahapan awal munculnya media informasi bersifat online, pada tahun 2013 menjadi masa keemasan majalah digital. Tentunya surat kabar online juga telah massif pada masa ini, sehingga mulai menyusul media-media online yang lain bermunculan.

Kita bisa analisis bahwa dengan jarak 10 tahun dari 1990 sampai 2001 gerak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat signifikan. Dari sektor ekonomi, pun pada tahun 2000-an merupakan awal bermunculan toko-toko online di Indonesia, hasilnya yang menggiurkan membuat banyak orang rela meninggalkan pekerjaan utamanya demi fokus ke bisnis online mereka. Fakta historis tersebut membuktikan bahwa tuntutan berteknologi semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan setiap harinya, bahkan tanpa hadirnya pandemi covid-19 sekalipun. 

Tuntutan berteknologi berlaku untuk semua kalangan, mulai dari usia anak-anak, remaja hingga dewasa, semua manusia yang hidup abad 20-an ini tidak bisa menutup diri dengan teknologi. Kita bisa merasakan sendiri bagaimana perkembangan teknologi di sekitar kita, dengan rentan waktu dua puluh tahunan sampai sekarang, teknologi nyaris sempurna memenuhi segala sendi-sendi kehidupan. Mulai dari media komunikasi dan informasi, alat transportasi, ekonomi, pendidikan dan lain-lain.

Saat ini media informasi sudah terbilang komprhensif, mulai dari media sosial, ada Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, telegram dan lain sebagainya, di media massa online juga bermunculan website dan aplikasi resmi distribusi informasi cepat dan akurat serta aplikasi-aplikasi buku online yang menyediakan kebutuhan referensi, informasi dan komunikasi dengan cepat di setiap bidang, dari segi pendidikan, ekonomi, politik dan sosial budaya dengan data aktual setiap detiknya.

Tanpa disadari perkembangan teknologi tersebut telah mengubah cara komunikasi masyarakat dunia, bahkan tanpa media tersebut kita akan merasa keresahan. Tidak hanya media komunikasi dan informasi, teknologi juga telah masuk dalam segi transportasi, ditandai dengan adanya akses tranportasi online berwujud aplikasi seperti Ojek Online, tiket online, dan lain sebagainya, sekarang kita bisa dengan mudah memilih armada transportasi, arah tujuan dan membandingkan harga setiap perusahaan transportasi sesuai selera kita masing-masing.

Pada sektor ekonomi pula sudah menjadi prioritas untuk aktifitas bisnis dengan teknologi dan internet, mulai dari produksi, sistem pemasaran dan membuat pasar di dunia maya untuk menawarkan produksi mereka, tentunya kebutuhan keterampilan teknologi semakin dibutuhkan di dunia ekonomi.

Pembahasan penting pada tulisan ini adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi dengan pendidikan untuk menyiapkan sember daya manusia kreatif dan terampil dalam proses pembelajaran, mulai dari tenaga didik dan peserta didik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kita. Hal ini tidak hanya dorongan pandemi Covid-19, melainkan juga tuntutan zaman yang memang sudah masuk era digitalisasi.

Oleh karena itu, yang menjadi diskursus utama adalah, bagaimana kita mampu menumbuhkan keterampilan pribadi (soft skill) dan keterampilan spesifikasi (Hard Skill) dalam berteknologi untuk menjawab tantangan zaman, yang disebut dengan skill teknologi atau Technology skills. Keterampilan teknologi ini dibutuhkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia kreatif di setiap disiplin ilmu masing-masing. Dalam bahasa ekonomi teknologi skill adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan menggunakan dan menerapkan teknologi dalam proses produksi. Hal ini tidak jauh berbeda di sektor pendidikan, tenaga didik dan peserta didik yang memiliki kemampuan menggunakan dan menerapkan teknologi dalam proses pembelajaran. Maka skill yang harus dimiliki oleh bibit-bibit generasi bangsa adalah kemampuan berteknologi dalam setiap bidang disiplin keilmuannya, di dunia ilmu pengetahuan alam, dunia ilmu pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu dakwah agama harus bisa mengoperasikannya dengan teknologi.

Maria Tri Handayani seorang SEO Content Writer mengatakan ada delapan skill teknologi yang harus ditumbuhkan pada generasi digital ini, pertama Machine Learning, adalah bagian dari penerapan kecerdasan buatan atau AI, yang mengembangkan kemampuan komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu tanpa diprogram secara eksplisit, potensi yang diharapkan adalah pemahaman mendalam tentang algoritma dan matematika terapan, keterampilan analitis dan pemecahan masalah, probabilitas dan statistik serta ahli dalam berbagai bahasa pemprograman.

Kedua, Deep Learning, adalah salah satu metode penerapan dari Machine Learning yang meniru cara kerja otak manusia, gunanya adalah untuk mengambil keputusan dengan menggunakan struktur algoritma berlapis dengan disebut sebagai artifical neural network (ANN) atau jaringan saraf tiruan (JST), merupakan sistem adaftif yang dapat mengubah strukturnya untuk memecahkan masalah berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut.

Ketiga, Python, adalah bahasa pemprograman yang harus dikuasai oleh pemula dalam dunia teknologi. Keempat, Cyber Security, adalah keterampilan tentang menjaga keamanan jaringan dan data yang dimiliki, agar tidak mudah di serang dan disalah gunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Kelima, Data Science dan data analytics, adalah keterampilan tentang ilmu data dan analisis peluang data yang mengahasilkan pemasukan uang kepada pengguna, karena potensi 2021 ini aplikasi data lebih banyak menghasilkan uang. Keenam, Cloud Computing, artinya adalah komputasi awan, adalah gabungan pemanfaatan teknologi komouter dan pengembangan berbasis internet, awan adalah metafora dari internet.

Ketujuh, Blockchain, adalah catatan transaksi digital berdasarkan strukturnya, dimana catatan individu, yang disebut blok, dihubungkan bersama dalam satu daftar, yang disebut chain (rantai). Kedelapan, Mobile App Development, artinya adalah pengembangan aplikasi perangkat bergerak, yang konsentrasi pada jasa pembuatan aplikasi untuk setiap kebutuhan kerja segala sektor, juga demi kemudahan dan keamanan operasional sistem yang menggunakan mobile atau android. Delapan keterampilan tersebut menjadi kebutuhan setiap orang di dunia ini, terutama generasi penerus bangsa, untuk membina sumber daya manusia yang kreatif dan mampu terampil bersaing di dunia luar, berdasarkan data dari Ekrut Media, delapan skill tersebut berpotensi paling dibutuhkan tahun 2021 kedepan.

Ketidaksiapan sumber daya manusia dalam berteknologi akan menyebabkan keterlambatan gerak pada setiap lini. Studi kasusnya yang terjadi pada lembaga pendidikan setelah diterpa pandemi covid-19, yang dipaksa harus melaksanakan aktifitas pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi, kita sadari bahwa kendala yang dialami kompenen pendidikan pada situasi ini sangat kompleks, tak terkecuali tenaga didik yang masih terbilang gagap teknologi. Salah satu jalan keluarnya adalah mempersiapkan sumberdaya manusia, terutama tenaga didik untuk terampil berteknologi, melalui pelatihan-pelatihan, seminar, workshop, talkshow dan sejenisnya, selain itu juga terkait dengan fasilitas infrastruktur teknologi yang harus memadai.

Oleh karena itu, tantangan ini membutuhkan perhatian besar dari setiap elemen, mulai dari pemerintah, tenaga didik, badan-badan dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan skill teknologi sumberdaya manusia untuk terampil dalam berteknologi. (*) 

***

*) Oleh: Ahmad Ma’mun, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN KHAS JEMBER, Sekaligus Ketua Umum HMI komisariat Sunan Ampel.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES