Pemerintahan

DPRD Gresik Minta Pelaksana Proyek Pipaninasi PDAM Profesional

Senin, 22 Februari 2021 - 16:43 | 27.53k
Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir (Tengah) dalam suatu kesempatan, foto diambil sebelum pandemi Covid-19. (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir (Tengah) dalam suatu kesempatan, foto diambil sebelum pandemi Covid-19. (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIK – Protes proyek pipanisasi PDAM oleh warga terdampak di Desa Sembayat Kecamatan Manyar mendapat respons serius dari DPRD Gresik Jawa Timur.

Wakil rakyat meminta agar pelaksana proyek bekerja sesuai aturan dan jangan sampai merugikan masyarakat sekitar. Apalagi, jika proyek tersebut berdampak terhadap lingkungan sekitar penanaman pipa.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir mengatakan, proyek pipansasi mulai dari Bendung Gerak Sembayat (BGS) hingga ke wilayah Kecamatan Manyar harus dikerjakan dengan serius dan profesional.

DPRD Gresik b

"Pekerjaan perbaikan oleh rekanan juga harus profesional. Jangan asal-asalan karena warga kami yang akan terdampak," kata Syahrul kepada TIMES Indonesia, Senin (22/2/2021).

Wakil rakyat Dapil VIII (Sidayu, Manyar, Bungah) mengungkapkan seharusnya sebelum adanya proyek harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terlebih dahulu, utamanya yang terdampak.

"Sosialisasi kepada masyarakat yang terdampak proyek pembangunan khususnya desa yang dilalui kegiatan proyek jangan dibuat main-main, karena imbasnya mereka langsung yang merasakan," ucapnya.

Ketua Fraksi PKB ini berharap adanya partisipasi aktif masyarakat untuk melaporkan dan bersurat secara resmi agar dewan bisa menindaklanjuti dengan hearing.

"Hingga saat ini belum ada yang bersurat secara langsung ke Dewan. Kami harap partisipasi aktif masyarakat baik itu yang terdampak proyek atau pengguna layanan PDAM untuk melaporkan juga ke kami agar kita hearing segera bersama," tambahnya.

Sementara itu salah satu warga yang melakukan aksi, Ali Mukhtar mengungkapkan proyek pipanisasi di wilayahnya sangat berdampak terhadap lingkungan. Apalagi diungkapkan Ali, sebagian rumah warga retak akibat diduga akibat proyek penanaman pipa yang menggunakan sistem bor pipa bawah tanah.

"Jadi kami belum diundang untuk sosialisasi. Jika, suatu saat imbas proyek itu rumah warga ada yang retak atau apa, kami harus wadul ke siapa," tuturnya.

Dia pun menyayangkan sikap PDAM Gresik yang tak melakukan sosialisasi kepada masyarakat terdampak. Padahal, banyak warga sekitar yang belum mendapatkan kompensasi akibat proyek tersebut.

"Sosialisasi jangan terkesan hanya simbolis. Kami takut jika ada penurunan tanah, dan kalau rumah kami retak bagaimana. Harus ke siapa. Sederhana permintaan masyarakat, bagaimana tanggungjawabnya," ujar dia usai protes proyek pipanisasi PDAM yang juga direspons serius DPRD Gresik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES