Regulasi Cabor, Kunci Keberhasilan Atlet Tasikmalaya

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tasikmalaya menggelar rapat koordinasi  (Rakor) Tahun 2021 di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Senin (22/02/2021).

Rakor ini membahas kesiapan dan regulasi cabang olahraga menghadapi Babak Kualifikasi (BK) Porprov 2021. Acara dibuka H Arif Surachman, SE, MM selaku Ketua KONI Kota Tasikmalaya.

"Berprestasi dan berprestise merupakan  kebutuhan yang harus  dipenuhi oleh seluruh pengurus cabang olah raga (cabor), itu semua  bisa tercapai bila ada kesamaan visi dan kesatuan langkah dalam kebersamaan untuk melakukan  pembinaan bagi seluruh atlet yang ada di Kota Tasikmalaya," ungkapnya

Foto bersama selepas Rapat Kordinasi KONI dengan Pengurus Cabang Olahraga di Kompleks Olahraga Dadaha Kota Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/Times Indonesia)

Arif menambahkan dalam membangun prestasi olahraga tidaklah cukup dengan dukungan dari masyarakat olahraga Kota Tasikmalaya saja.

Namun, peran pemerintah sangatlah berarti untuk menunjang segala aktivitas pembinaan para atlet. Pemerintah Kota Tasikmalaya merupakan mitra KONI, disini perlu dibangun sinergitas dengan mengutamakan komunikasi dua arah.

Program pembinaan olahraga berprestasi bisa terealisasi bila organisasi induk olahraganya terorganisasikan dengan baik. Syarat membangun wadah cabang olahraga yang terorganisasi mapan harus dimulai dari merumuskan program kerja yang tepat, dengan formulasi regulasi yang tepat pula.

Pasalnya, setiap cabor memiliki kekhasannya masing-masing, tidak bisa disamaratakan Momentum rakor ini menyusun setiap aspirasi kebutuhan mulai dari sarana dan prasana yang akan dibutuhkan, pola kepelatihan, mutasi atlet  serta atlet, yang akan disiapkan.

"Ini harus menjadi satu instrumen program berdasarkan pada satu regulasi yang tepat yang nantinya akan dijadikan panduan bagi seluruh cabor untuk melakukan setiap aktivitasnya," paparnya.   

Para peserta Rakor antusias mengikuti Rapat Kordinasi di Kompleks Olahraga Dadaha Kota Tasikmalaya (FOTO: Harniwan Obech/Times Indonesia)

Dengan adanya regulasi cabor diharapkan setiap cabor dapat mengukur potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat membuat strategi yang tepat.

Misalnya, dalam pendanaan bisa menggandeng corporate social responsibility (CSR) dari pihak perusahaan dengan mengangkat bapak angkat, sehingga penciptaan atlet bisa terus berjalan dengan lancar.

"Kalau mengandalkan dana yang dari pemerintah kita tidak akan bisa berjalan, apalagi tahun ini kucuran dana hanya Rp2,75 Milyar. Kalau kita bagi kepada 37 cabor pasti akan banyak mendapatkan kendala," tandas arif.

Hal senada diungkapkan oleh Agung Firmansyah, Sekretaris Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Tasikmalaya. Menurutnya, KONI harus segera membuat regulasi dalam menjalankan pembinaan kepada seluruh anggota cabor.

"Sehingga akan menjadi penuntun dalam menjalankan pola hubungan kerja sama, kalau berdasarkan regulasi ini kita jelas, permasalahan akan terminimalisasikan karena semuanya berdasarkan pada aturan yang telah di tetapkan," jelasnya.

Pada kesempatan rakor pula pengurus KONI Kota Tasikmalaya memperkenalkan Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (PORLASI) salah satu cabor yang akan bergabung dengan KONI Kota Tasikmalaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement