Peristiwa Daerah

Trash Become an Arts, Cara Komunitas di Jombang Peringati Hari Sampah

Senin, 22 Februari 2021 - 15:53 | 24.50k
Pembacaan Puisi di puncak hari peduli sampah nasional (21/02/2021) (Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)
Pembacaan Puisi di puncak hari peduli sampah nasional (21/02/2021) (Foto: Thaoqid Nur Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Perayaan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari diharapkan menjadi momentum untuk sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Di Jombang, Jawa Timur aliansi komunitas mengajak masyarakat untuk mengenal dan mencintai sampah. Caranya, dengan mengenalkan sampah dari sisi seni.

Acara Trash Become an Arts yang digelar selama dua pekan ini melibatkan beberapa komunitas. Seperti Teater Ruwet (Rupo Welas Ati), Komunitas Gedoy, dan komunitas Ibnu Anak Pekanbaru, serta Alfan Tomim sebagai pemilik kedai Upcycle Rudeka.

Pembacaan Puisi b

M. Faiz (26), panitia mengatakan, kegiatan Trash Become an Arts diawali dari ziarah sampah dan ditutup dengan malam puisi.

"Kita mulai kegiatan tanggal 8, ziarah sampah dengan tujuan bisa merefleksikan diri dan observasi langsung bagaimana yang terjadi dengan sampah dari awal sampai TPA," terangnya kepada TIMES Indonesia.

Kegiatan berlanjut tanggal 20 Februari 2021 dengan kegiatan workshop ecoprint, kolase, dan kreasi bungkus rokok. Masyarakat dari berbagai kalangan yang hadir disuguhkan teknik memotif pola kain menggunakan bahan alami.  Peserta juga dikenalkan dengan dengan seni kolase, sebuah komposisi artistik menggunakan berbagai bahan (sampah)  yang ditempelkan di permukaan gambar.

Berselang 1 hari, tepat Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pertunjukan seni dari sampah digelar secara bertahap. Pagi hari kegiatan diisi dengan workshop pengolahan sampah. Dilanjut dengan perform art. Aneka pertunjukan seni dimulai. Ada Etan Brantas, Pantomim, Teater, dan Wayang Sampah.

Pembacaan Puisi c

Etan Brantas, Komunitas dagelan yang menampilkan cerita lucu dalam penampilannya. pantomim pertunjukan teater akan isyarat, dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh, sebagai dialog. Pantomim ini diperagakan oleh Alfan, pemilik upcycle kedai rudeka. Wayang sampah didalangi oleh Cak Mijek.

"Kita mengangkat sampah karena ini masalah lama yang belum menemukan titik temu. Kita sedang mencoba menawarkan contoh reaksi akhir untuk menyikapi sampah," ucapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES