Ekonomi

Batik Kayu Mitra Binaan Pertamina Digemari Ekspatriat dan Hotel Berbintang

Senin, 22 Februari 2021 - 13:20 | 33.69k
Arif Anita Kusumawati menunjukkan produk batik tulisnya yang telah mendunia, Senin (22/2/2021). (foto: Dok.Pertamina)
Arif Anita Kusumawati menunjukkan produk batik tulisnya yang telah mendunia, Senin (22/2/2021). (foto: Dok.Pertamina)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Beragam bentuk pembinaan diberikan PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan untuk mendukung UMKM binaan naik kelas.

Salah satunya dengan pendampingan agar para mitra binaan dapat menerapkan inovasi berbeda terhadap produknya. Sehingga makin dilirik orang dan membuat usaha yang dijalani lebih berkembang dan naik kelas.

batik bPemilik UMKM Anita Art & Collection ini telah melakukan sejumlah inovasi pada usahanya dengan bantuan Pertamina.(foto: Dok.Pertamina)

Hasil pendampingan itu telah diterapkan oleh salah satu UMKM binaan Pertamina yakni Arif Anita Kusumawati.

Pemilik UMKM Anita Art & Collection ini telah melakukan sejumlah inovasi pada usahanya. Berbekal kemampuannya dalam menggambar batik, Anita pun mulai menuangkan idenya menjadi beberapa karya.

“Saya sangat suka dengan perabotan rumah tangga. Jadi, selain membatik dengan media kain, saya juga bikin kayu batik untuk menghias rumah,” ceritanya, Senin (22/2/2021).

Karya seni batik kayu yang diciptakannya, antara lain, rono ukir, cermin, hiasan dinding, hiasan meja, dan kotak tisu. Seluruhnya dikerjakan di tempat tinggalnya di Taman Permata Indah, Jalan Raya Kalijaten, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Modal awal yang dikeluarkan Anita untuk memulai bisnis tersebut Rp 500 ribu. Uang itu disisihkannya dari hasil mengajar les anak-anak. Dengan uang tersebut, dia membuka bisnis di rumahnya di kawasan Jalan Sepanjang, Taman, Sidoarjo.

“Semuanya saya kerjakan secara otodidak,” kata Anita. Pelanggan pertamanya adalah orang Jepang. Dari sana, permintaan terus berdatangan.

batik cAnita bersama para karyawan pengrajin batik di tempat usahanya, di Taman Permata Indah, Jalan Raya Kalijaten, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.(foto: Dok.Pertamina) 

Anita menuturkan, banyak konsumennya dari orang-orang asing yang bekerja di Indonesia ataupun para ekspatriat. Hal itu memudahkan langkahnya untuk mengembangkan bisnis.

Pada tahun 2003, dia diundang ke Jepang oleh pengusaha kimono. Semenjak itulah, pesanan dan permintaan produk batiknya mengalir deras ke pasaran.

Tidak hanya warga secara individu saja yang tertarik dengan produk karya Anita, banyak hotel berbintang terutama di Surabaya banyak memakai produknya sebagai perabot hotel.

Selain menguntungkan secara langsung, hal itu juga jadi media pemasaran pada pengunjung hotel. Berkat kerja kerasnya, ia mampu mendapatkan omzet sekitar Rp 20 hingga Rp 50 juta per bulan.

Puluhan tahun menyelami dunia seni batik membuat orientasi Anita tidak lagi semata-mata mengejar keuntungan. Dia ingin berkarya sambil mengajarkan batik kepada masyarakat luas.

’’Di rumah, saya bikin workshop karena memang suka mengajar. Apalagi, kepada anak-anak yang belajar membatik,’’ katanya.

Upaya ini menjadi salah satu penerapan Environmental Social, and Governance (ESG) di bidang sosial.

Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menambahkan, Pertamina mendukung inovasi seperti yang dilakukan Anita.

Menurutnya, para UMKM harus terus berlomba menghasilkan produk yang tidak hanya bagus melainkan juga berbeda, agar lebih dilirik pelanggan.

“Dengan Inovasi itu dapat menjadikan UMKM tersebut lebih berkembang dan naik kelas, dan berimbas pada tersedianya lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang merupakan implementasi SDGs point 8," ungkap Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES