Peristiwa Daerah

Masa Pandemi, Usaha Lebah Madu Ma'ruf di Ngawi Tumbuh Pesat

Senin, 22 Februari 2021 - 10:21 | 65.71k
Ma'ruf mengolah madu dari hasil panen di tempat usahanya di Ngawi. Penjualan saat ini mengalami lonjakan. (FOTO: M. Miftahul/TIMES Indonesia)
Ma'ruf mengolah madu dari hasil panen di tempat usahanya di Ngawi. Penjualan saat ini mengalami lonjakan. (FOTO: M. Miftahul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Di masa pandemi Covid-19, madu banyak jadi incaran warga. Selain rasa manis alaminya, segudang manfaat madu menjadi alasan warga untuk membelinya.

Manisnya madu dirasakan Ma'ruf (39), warga Desa Banyubiru, Widodaren, Ngawi yang sukses  berternak lebah madu. "Ya nggak cuma manis, kadang juga ada pahitnya,” ujar Ma’ruf menggambarkan bisnis lebah madunya, kepada TIMES Indonesia, Senin (22/2/2021).

Maruf-mengolah-madu-2.jpg

Usaha ternak lebah madu telah dilakoni Ma’ruf dijalani sejak tahun 2013. Jatuh bangun dalam mengawali usaha ternak lebah madu ini telah banyak dialami olehnya. Kondisi itu tidak lantas menjadikan Ma’ruf berhenti dan berputus asa. Ma’ruf terus belajar dari kesalahan-kesalahannya hingga akhirnya usahanya kini berjaya.

Pada masa awal usahanya, Ma’ruf hanya memiliki beberapa tempat penyimpanan sarang lebah atau glodok. Namun kini Ma’ruf telah memiliki ratusan glodok tawon penghasil madu dari hasil jerih payahnya mengembangkan bisnis tersebut.

Dari ketekunannya mengembangkan usaha tersebut, manis legit usaha ternak lebah madu kini telah banyak merubah kehidupan laki-laki berpawakan gembur ini. Ma’ruf yang hanya pemuda biasa di kampung halamannya, kini telah bertransformasi menjadi sosok pengusaha muda yang sukses di Ngawi.

Maruf-mengolah-madu-3.jpg

Dalam satu kali musim panen, omzet yang diperoleh Ma’ruf bisa bernilai fantastis. Apabila di musim yang bagus omzet bisa mencapai ratusan juta rupiah. “Kemarin bisa dapat tujuh ton dalam satu musim panen,” ujar Ma’ruf bangga.

Musim panen biasanya dapat dilakukan setiap 6 bulan. Panen tujuh ton, omzetnya bisa mencapai Rp 300 juta. Madu yang telah terkumpul dalam sarang kemudian diperas dengan mesin khusus. Proses pemerasan ini berlangsung selama 3-7 hari tergantung jumlah produksi lebah madu miliknya.

Madu yang telah terkumpul, kemudian disimpan dalam drum untuk langsung dipasarkan atau dijadikan stok. Untuk cadangan, madu milik Ma'ruf ini dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama meskipun tanpa bahan pengawet.

Usaha ternak lebah madu milik Ma'ruf memilih lokasi yang banyak ditemukan pepohonan seperti randu, mangga, karet dan lainnya.

Tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda dunia, usaha ternak lebah madu milik Ma'ruf bak ketiban durian runtuh. Tingginya permintaan madu menjadikan stok miliknya selalu ludes terjual. "Selalu habis semua,” kata Ma’ruf, peternak lebah madu di Desa Banyubiru, Widodaren, Ngawi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES