Peristiwa Daerah

Warga Lereng Gunung Merapi Rawat Pohon Lobe-lobe

Senin, 22 Februari 2021 - 09:55 | 67.36k
Politisi perempuan PKB, Ani Martanti ketika mengikuti Prosesi Adat Merti Lobe-lobe di lereng Gunung Merapi. (FOTO: Erico/TIMES Indonesia)
Politisi perempuan PKB, Ani Martanti ketika mengikuti Prosesi Adat Merti Lobe-lobe di lereng Gunung Merapi. (FOTO: Erico/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Warga lereng Gunung Merapi terutama di kawasan Kaliurang Sleman Yogyakarta punya tradisi unik untuk menjaga kehidupan yang harmonis di lingkungan hidupnya. Tradisi itu adalah Prosesi Adat Merti Lobe-lobe yang diwujudkan dalam menanam berbagai tumbuhan yang bisa bertahan hidup di ekosistem khas kawasan kaki Merapi.

Dalam tradisi Jawa, Merti Lobe-lobe merupakan upacara prosesi adat untuk menjaga keseimbangan alam dan menjaga tumbuh- tumbuhan yang hidup di kawasan hutan Merapi. Lobe lobe konon merupakan tanaman langka yang berasal dari luar Jawa. Tanaman ini bisa beradaptasi di lingkungan baru di lereng Gunung Merapi dan buahnya disukai monyet. Selain itu tumbuhan ini menjadi relung ekologi bagi berbagai spesies burung-burung di Merapi.

Politisi perempuan PKB, Ani Martanti mengatakan, pohon Lobe merupakan tumbuhan yang masih bisa bertahan di hutan Merapi, bahkan saat terjadi erupsi Merapi tahun 1994 lalu.

Politisi perempuan PKB B

“Pohon Lobe mampu beradaptasi di lingkungan yang terbatas, tumbuhan ini kita lestarikan dengan prosesi adat agar menjadi pengingat generasi saat ini bagaimana menjaga ekosistem di Merapi,” kata Ani kepada TIMES Indonesia, Senin (22/2/2021).

Dalam prosesi Merti Lobe, warga secara bersama sama, membalut pohon lobe-lobe dengan kain jarik, yang menggambarkan bahwa kehidupan harus dirawat dari generasi ke generasi. Lobe lobe menjadi simbol kearifan lokal yang kini dipertahankan. Selain itu, pohon lobe lobe kemudian dipagari dengan bambu sebagai penanda agar menjaga pohon lobe tersebut.

Selesai pemasangan kain jarik, warga Kaliurang kemudian menanam berbagai jenis tanaman buah buahan seperti alpukat, hingga jambu air. Pohon-pohon buah ini khas Merapi, yang berguna untuk menambah populasi dan keanekaragaman vegetasi sehingga ujungnya bisa berdampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat.

“Bagi kami, tradisi untuk melestarikan tanaman langka menjadi bagian tak terpisahkan, sebab sebagai orang timur, peradaban kita mengajarkan hidup yang saling berkaitan antara manusia dengan lingkungannya,” terang Ani Martanti.

Pegiat Komunitas Pagar Merapi, Yuswohadi mengatakan, Merti Lobe-lobe yang dilakukan melalui budaya khas warga lereng Gunng Merapi diharapkan bisa memelihara alam sekitar dan meneruskan ke generasi berikut.

“Bagi masyarakat lokal Gunung Merapi, memelihara alam dengan menanam pohon pohon pada prosesi adat Merti Lobe diharapkan menjadi salah satu  atraksi wisata lingkungan, yang bisa dikembangkan sebagai wisata minat khusus, pohon Lobe lobe sendiri merupakan tanaman langka yang buahnya bisa dimanfaatkan untuk pakan satwa seperti monyet yang banyak hidup di Hutan Merapi,” kata Yuswohadi.

Bagi warga, menjaga tumbuhan asli Lereng Gunung Merapi bisa dilakukan dengan menanam tumbuhan yang bisa hidup berdampingan namun tidak merusak keaslian hutan (merapi) seperti pohon lobe-lobe. Selain itu, pohon lobe-lobe sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian ekosistem yg ada (lingkungan, satwa, air, udara). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES