Politik

Komisioner KPK Nurul Ghufron Harapkan Thoriqoh Bantu Pencegahan Korupsi

Senin, 22 Februari 2021 - 08:34 | 41.97k
Komisioner KPK Nurul Ghufron. (FOTO: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)
Komisioner KPK Nurul Ghufron. (FOTO: Muhammad Faizin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – JEMBER  – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron menilai, banyak praktik korupsi karena banyak pejabat yang berburu jabatan dengan orientasi duniawi semata. Karena itu, thoriqoh (tarekat) atau praktik sufisme dinilai bisa menjadi salah satu solusi untuk mencegah korupsi

“Mereka mengira, semakin tinggi jabatan, maka akan semakin banyak keuntungan yang didapat. Apakah mereka tidak takut ditangkap? Takut sih, tapi itu kalau ada aparat. Kalau tidak ketahuan, ya pesta lagi. Orang-orang yang seperti ini, sudah sakit hatinya,” ujar Ghufron saat memberi sambutan dalam acara Musyawarah Kerja Cabanga (Muskercab) I Pengurus Cabang Mahasiswa Ahlit Thoriqoh Al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (PC MATAN) Jember pada Minggu (21/2/2021) malam.

Penyakit hati itu, menurut Ghufron perlu disembuhkan atau dicegah, salah satunya lewat thoriqoh.

Di sisi lain, KPK sudah berupaya melakukan tindakan berupa penangkapan dan juga pencegahan. 

“Kami tangkap iya, supaya takut, tapi itu tidak cukup. Kami juga benahi sistemnya menjadi lebih terbuka sehingga siapapun pejabat menjadi sulit untuk korupsi. Tetapi orang akan mencari celah, karena sudah penyakit hati,” ujar mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember (FH Unej) ini. 

Ghufron menilai, penindakan seperti operasi tangkap tangan (OTT) dan juga perbaikan sistem, perlu pula diimbangi dengan pendidikan anti korupsi.

Dalam konteks ini, thoriqoh atau praktik sufisme seperti yang diajarkan oleh MATAN kepada para mahasiswa, bisa menjadi alternatif pencegahan korupsi. 

“KPK berharap MATAN bisa ikut mendidik anak-anak mahasiswa agar bisa menjadi mahasiswa yang mengabdi kepada bangsa, setidaknya seperti para pendiri bangsa dulu,” ujar doktor hukum pidana lulusan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini. 

Ghufron lantas membandingkan gaya hidup para pejabat saat ini dengan para pendiri bangsa dahulu.

“Coba kita bandingkan bagaimana Syahrir dan Bung Hatta dulu itu begitu sederhanya, sehingga untuk membeli sepatu atau mobil baru saja masih harus menabung. Bandingkan dengan menteri kita saat ini,” ujar pria asli Madura ini. 

Perang melawan korupsi dinilai belum sepenuhnya didukung oleh seluruh elemen bangsa.

“Berbeda dengan Covid-19 yang seluruh dunia sepakat itu sebagai virus yang harus diatasi. Sedangkan korupsi, mungkin belum semuanya mengatakan itu musuh yang hraus dilawan. Ada yang cuma teriak-teriak cuma karena masih berada di luar sistem,” ungkap Ghufron. 

Ghufron juga sempat menyinggung soal isu KPK yang disusupi oleh paham radikal.

“Lawan kita sekarang bukan lagi yang radikal, garis keras, sudah masa lalu itu. Musuh kita sekarang adalah mereka yang menganggap kesenangan dunia dan harta sebagai orientasi hidup,” pungkas Ghufron. 

Sebelum terpilih sebagai komisioner KPK pada 2019 Ghufron merupakan Ketua PC MATAN Jember yang pertama yakni sejak berdiri di Jember pada tahun 2016.

Ghufron kemudian nonaktif karena terpilih sebagai komisioner KPK dan baru digantikan hari ini.

Matan merupakan sayap kemahasiswaan dari JATMAN (Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah), yaitu gerakan thoriqoh yang terafiliasi dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU). 

Acara Muskercab MATAN Jember yang pertama itu digelar di Pondok Pesantren Raden Rahmat Sunan Ampel, Jember asuhan KH Ahmad Nafi’. Komisioner KPK Nurul Ghufron hadir di acara tersebut dari Jakarta dan tersambung melalui aplikasi Zoom. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES