Peristiwa Internasional

Kudeta Militer Myanmar, Unjuk Rasa Terus Berlanjut Meski Sudah 3 Orang Meninggal

Senin, 22 Februari 2021 - 05:50 | 56.46k
Ribuan orang mengiringi jenazah Mya Thwe Thwe Khaing melalui jalan-jalan ibu kota menuju tempat pemakaman. (FOTO: BBC/Reuters)
Ribuan orang mengiringi jenazah Mya Thwe Thwe Khaing melalui jalan-jalan ibu kota menuju tempat pemakaman. (FOTO: BBC/Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Walau sudah 3 orang pengunjukrasa terbunuh di Myanmar, namun hari Minggu puluhan ribu massa kembali turun ke jalan untuk menentang kudeta militer.

Puluhan ribu pengunjuk rasa anti-kudeta telah kembali ke jalan-jalan kota besar dan kecil di seluruh Myanmar, tidak terpengaruh oleh pembunuhan setidaknya dua orang selama penumpasan militer terhadap demonstrasi di kota terbesar kedua di negara itu, Mandalay.

Unjuk rasa pada hari Minggu terjadi ketika kecaman internasional terhadap penguasa militer Myanmar juga meningkat.

Facebook juga telah menghapus halaman utama tentara. Raksasa media sosial menghapus situs berita yang dijalankan oleh militer Myanmar (Tatmadaw).

Situs itu selama ini menjadi situs utama yang dijalankan oleh militer, digunakan untuk mengeluarkan peringatan kepada pengunjuk rasa dan mendorong tuduhannya tentang hasil pemilu.

Facebook sendiri merupakan sumber utama informasi dan berita di Myanmar. Diperkirakan 22 juta dari 54 juta orang di Myanmar menggunakan Facebook.

Pemimpin militer Min Aung Hlaing dan panglima militer lainnya termasuk yang diblokir dari Facebook karena tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Rohingya.

"Sejalan dengan kebijakan global kami, kami telah menghapus Halaman Tim Informasi Berita Sejati Tatmadaw dari Facebook karena pelanggaran berulang terhadap Standar Komunitas kami yang melarang hasutan untuk melakukan kekerasan dan mengoordinasikan tindakan merugikan," kata perusahaan itu.

Kematian pengunjukrasa oleh tindakan kekerasan penembakan dengan peluru tajam itu membuat kecaman luas.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, penggunaan kekuatan mematikan, intimidasi dan pelecehan terhadap demonstran damai tidak dapat diterima.

Bersama Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Singapura , PBB juga mengecam penembakan di galangan kapal Mandalay yang menewaskan 2 orang itu.

Pada hari Minggu, istri aktor terkenal, Lu Min mengatakan dia telah ditangkap setelah memposting video yang mengecam kepemimpinan militer.

Di ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw, ribuan orang juga berkumpul, mengantar proses pemakaman gadis Mya Thwe Thwe Khaing yang menjadi martir pertama, meninggal dunia karena tertembak kepalanya.

Gadis ini tertembak hanya beberapa hari menjelang ulang tahunnya yang ke-20. Ia sempat dirawat selama 10 hari di rumah sakit akibat tembakan di kepala nya. Namun selama itu ia menjalani perawatan dengan alat bantu kehidupan karena proyektil telah merusak total otaknya.

Ribuan orang berbaris di jalan-jalan untuk menghormatinya, beberapa melakukan penghormatan tiga jari yang digunakan oleh para demonstran.

Peti matinya diusung mobil jenazah hitam dan warna emas, dan diikuti ratusan sepeda motor. Walau sudah 3 orang pengunjukrasa terbunuh di Myanmar, namun hari Minggu puluhan ribu pengunjukrasa kembali turun ke jalan untuk menentang kudeta militer. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES