Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Kecukupan

Senin, 22 Februari 2021 - 07:26 | 52.85k
Noor Shodiq Askandar.
Noor Shodiq Askandar.

TIMESINDONESIA, MALANG – Banyak orang mempunyai harta benda yang melimpah, akan tetapi tidak dapat menikmatinya dengan baik sahabat ngopi pagi. Ada juga yang rizqinya sudah banyak, tetapi masih merasa kurang terus. Rasanya rizqi yang didapat selalu merasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan serta harapannya yang terus meningkat.

Demikianlah kehidupan manusia. Seringkali merasa apa yang diperolehnya tidak mencukupi, meski sebetulnya untuk kesejahteraan sudah semakin meningkat. Dulu saat belum punya banyak harta, makan dengan lauk tahu tempe sudah cukup, tetapi seiring peningkatan pendapatan, makan urusan makan juga harus turut mengalami peningkatan. Daging ayam, daging sapi, ikan ikanan, juga harus selalu tersedia di meja. Dahulu bisa punya dan naik motor sendiri sudah sangat senang, kini kemudian berganti dengan kendaraan roda empat baru merasa puas, dan seterusnya. Pendek kata, seiring dengan peningkatan pendapatan, maka yang namanya kebutuhan dan keinginan serta harapan juga harus mengalami perubahan yang lebih baik.

Jika sudah demikian, maka tidak ada yang namanya cukup. Manusia akan terus merasa mengalami kekurangan dan tidak merasa puas akan semua yang diperolehnya dari Allah swt. Memang dalam Al Qur’an manusia itu sudah ditaqdirkan senang dengan harta benda, perhiasan, dan lawan jenis. Akan tetapi senang yang mengarah kepada tanda tanda kehidupan yang berlebihan, Allah swt tidak menyukainya.

Terhadap apa yang diterima, sebetulnya Islam mengajarkan untuk mensyukuri apa yang ada, apa yang diterima, dan apa yang bisa dimanfaatkan. Kenapa demikian ? Selama rasa syukur itu hilang, maka yang muncul adalah ketidakpuasan dan rasa kekurangan. Manusia yang sudah memperoleh ini, akan merasa kurang yang itu. Begitu juga sebaliknya. Akhirnya, hari hari yang dijalani dipenuhi dengan pemikiran untuk terus menumpuk harta, karena tidak pernah merasa cukup.

Ada kata bijak yang perlu direnungkan saat menghadapi keinginan terus mengumpulkan harta kekayaan. Jalani, nikmati, dan kemudian syukuri.  Jalani apa yang menjadi takdir kita dengan sebaik baiknya. Nikmati apa yang diterima dengan dengan penuh keihlasan. Syukuri semua yang didapat dengan kesinkronan hati dan pikiran. Ingat janji Allah swt terhadap orang orang yang mau bersyukur, maka akan ditambah nikmatnya. Sebaliknya bagi yang kufur akan nikmat, maka diperingatkan dengan adzab Allah swt yang sangat pedih.

Sungguh kita tidak ingin mendapatkan adzab Allah swt. Dalam hidup kita harus selalu ditanamkan keyakinan untuk terus berusaha menjadi insan yang selamat dunia dan akhirat.  Tidak hanya keyakinan, dan usaha lahiriah. Dalam doapun manusia selalu mohonkan keselamatan dunia, keselamatan di akhirat, serta dibebaskan dari adzab api neraka. Bagaimana dengan sahabat ngopi pagi semua ?

*) Oleh : Noor Shodiq Askandar, Ketua PWLP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES