Pendidikan

Di Masa Pandemi, Solidaritas Global jadi Acuan Percepatan Teknologi

Minggu, 21 Februari 2021 - 16:42 | 37.45k
Dialog dan Diskusi Edukasi #5, yang bertema Ekosistem Pendidikan Digital Pasca Pandemi, Sabtu 20/02/2021) (FOTO: Youtube/164 channel)
Dialog dan Diskusi Edukasi #5, yang bertema Ekosistem Pendidikan Digital Pasca Pandemi, Sabtu 20/02/2021) (FOTO: Youtube/164 channel)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pandemi yang terjadi secara global ini menjadi tantangan bersama. Untuk itu, dibutuhkan solidaritas global sebagai acuan untuk melakukan percepatan di pelbagai bidang, di antaranya di bidang teknologi untuk pendidikan.

Hal inilah yang menjadi rumusan dialog dan Diskusi Edukasi #5, yang bertema ‘Ekosistem Pendidikan Digital Pasca Pandemi’, yang diselenggarakan pada Sabtu (20 Februari 2021). Hadir sebagai pembicara dalam agenda ini, yakni Dr. M. Hasan Chabibie (Plt. Kepala Pusdatin Kemendikbud), Anggi Afriansyah (Peneliti LIPI), dan Panji Yehezkiel (Founder Siswamedia). Agenda ini dimoderatori oleh Ferry Dorigin. 

Hasan Chabibie menyampaikan bahwa tantangan mendasar dalam pendidikan saat ini, harus dikelola dengan cara pandang solidaritas global.

“Selama pandemi ini, ada banyak tantangan yang ada, yang menghadang kita. Maka, tidak bisa hanya memberikan satu strategi saja. Maka, pada konteks ini, Kemendikbud, menghadirkan lama ‘bersama hadapi corona’, pada masa awal dulu itu,” terang Hasan, yang juga Plt. Ketua Umum Mahasiswa Ahlut-Thariqah an-Nahdliyyah (MATAN).

Diskusi Edukasi a

Lebih lanjut, Hasan mengatakan bahwa transformasi teknologi di bidang pendidikan, harus diarahkan untuk membangun solidaritas bersama. “Pada masa sekarang ini, yang paling penting adalah bagaimana kita menunjukkan global solidarity, solidaritas global. Saya sering menyampaikan, kalau kita mau jalan cepat, ya kita bisa jalan sendiri. Sedangkan, jika ingin jalan jauh, maka harus berbarengan,” jelasnya.  

Menurut Hasan, program-program percepatan digital ini masih ditarget beberapa tahun lagi, sesuai dengan rencana pemerintah secara umum. Namun, karena pandemi, memaksa kita semua untuk bekerja lebih cepat, sehingga relevan dengan kondisi saat ini. 

“Percepatan yang bisa diharapkan oleh Bapak Presiden bisa bertemu dengan kondisi saat ini. Selain itu, inovasi-inovasi, gagasan-gagasan, tentu itu memudahkan. Tapi, bahwa teknologi itu sebenarnya persoalan budaya. Teknologinya hadir menjamur. Beberapa start-up baru yang kemudian menjamur, itu pasti bagus. Tapi, bagaimana menghadirkan transformasi digital ini tidak mudah, maka perlu pendampingan dari kita semua,” ungkap Hasan, yang juga pengasuh pesantren Baitul Hikmah, Depok, Jawa Barat.

Sementara, peneliti LIPI Anggi Afriansyah menyampaikan betapa pandemi telah memukul sektor pendidikan di berbagai negara, yang menyebabkan banyak siswa drop-out, tidak bisa lagi mengakses pembelajaran formal.

“Jadi, pendidikan di tengah pandemi ini, harus didukung banyak pihak. Tidak hanya Kemendikbud semata, tapi juga banyak pihak lain yang harus mendukung. Misalnya, terkait sinyal, banyak pihak juga yang terlibat untuk mendukung infrastrukturnya,” ungkap Anggi. 

Transformasi digital di masa pandemi ini harus dikelola bersama-sama, dengan tujuan agar membentuk solidaritas global. Demikianlah rekomendasi dari diskusi bincang pendidikan yang diselenggarakan oleh Siswa Media bekerja sama dengan 164 channel (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Munawir Aziz
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES