Peristiwa Nasional

Putri Sulung Gus Dur Klarifikasi Makam Gus Dur Tidak Menggunakan Dana Negara

Sabtu, 20 Februari 2021 - 21:21 | 85.99k
Pintu depan kawasan makam Gus Dur. (Foto: Moh Ramli/TIMES Indonsia)
Pintu depan kawasan makam Gus Dur. (Foto: Moh Ramli/TIMES Indonsia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Pembangunan makam Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) disebut menggunakan dana negara oleh Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik. Putri Sulung Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid berikan bantahan atas tuduhan tersebut.

Permasalahan ini bermula saat Rachland Nashidik ingin membuat pembelaan terhadap pendirian Musium Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudoyono (SBY) yang sempat dipermasalahkan dengan orang-orang mengenai anggaran yang digunakan. Lantas kemudian ia membandingkan dengan makam Gus Dur yang berada di Tebuireng Jombang. Ia menganggap makam Gus Dur dibagun dengan dana negara.

"Pertama, bukan musium keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari pemprov -- itu juga cuma sebagian. Terbesar itu dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun Negara?" kata Rachland Nashidik melalui unggahan twitternya yang diunggah beberpaa waktu lalu. 

Sontak unggahan tersebut ramai diserbu oleh netizen. Sehingga menuai pro dan kontra. Beragam tanggapan muncul di akun twitter Rachland Nashidik. 

Kemudian melalui akun pribadinya Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, yang merupakan putri sulung Gus Dur menangapi dan mengklarifikasi atas tuduhan tersebut.

“Makam Gus Dur sampai saat ini dibiayai oleh Keluarga Ciganjur, termasuk prasasti. PP (Pondok Pesantren, red) Tebuireng pun hormati ini,” kata Alissa Wahid melalui akun twitter pribadinya, dikutip TIMES Indonesia, Sabtu (20/2/2021).

Alisa Wahid juga menjelaskan bahwa anggaran dana negara diperuntukan untuk pembangunan jalan raya dan lahan pedagang untuk warga. Dikarena setiap harinya ada jutaan peziarah yang datang ketika hari biasa sebelum pandemi Covid-19.

“Dana negara tidak untuk makam, tetapi untuk jalan raya dan lahan berjualan warga. Maklum, ada 1,5-2 juta peziarah setiap tahun. Negara urus ini,” tambah Alissa Wahid.

Menurut Alissa, mengenai musium Gus Dur tidak ada dana untuk pembangunannya. Namun yang ada hanya bantuan untuk Musium Islam Indonesia.

“Setahu saya disepakati Gus Solah dengan pemerintah sebelum Gus Dur wafat,” bebernya.

Alissa juga menegaskan jika setiap bulan Makam di Tebuireng hanya menerima sangat sedikit bantuan dari pemerintah. Terlebih untuk mengelola Makam Pahlawan Nasional yaitu Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim.

“Sedangkan Makam Gus Dur tidak termasuk. Jadi, next time lebih hati-hati ya, Rachland Nashidik. Jangan asal,” tegas Alissa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES