Pendidikan

Pakar UB Bahas Kesiapan Indonesia Hadapi Vaksinasi Covid-19

Sabtu, 20 Februari 2021 - 18:26 | 53.68k
Guru Besar Mikrobiologi Klinik FK UB Prof Dr dr Sumarno, DMM., SpMK(K) saat menjelaskan Sarcov-2 dan Produksi Vaksin Covid-19 melalui forum virtual. (Foto: Tangkapan layar/YouTube)
Guru Besar Mikrobiologi Klinik FK UB Prof Dr dr Sumarno, DMM., SpMK(K) saat menjelaskan Sarcov-2 dan Produksi Vaksin Covid-19 melalui forum virtual. (Foto: Tangkapan layar/YouTube)

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) membuat forum ilmiah secara virtual di aplikasi Zoom dan live streaming YouTube, Sabtu (20/2/2021). Pakar UB dan praktisi bertemu dalam satu forum membahas kesiapan Indonesia menghadapi vaksinasi Covid-19.

Webinar bertajuk "Vaksinasi Covid-19: Siapkah Kita?" ini diisi oleh tiga narasumber. Mereka adalah Guru Besar Mikrobiologi Klinik FK UB Prof Dr dr Sumarno, DMM., SpMK(K), Anggota Tim Edukasi Covid-19 FK UB dr Maimun Zulhaidah Arthamin, M.Kes, Sp.PK dan Satgas Covid-19 UB dr Aditya Sri Listyoko, Sp.P.

ub b

Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani mengapresiasi upaya para akademisi di FK UB dan Satgas Internal dalam penanggulangan Covid-19. Kata dia, forum diskusi terbuka ini memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah dan sharing wawasan kepada masyarakat luas.

"Kami harap diskusi ini berdampak positif terhadap proses penanganan Covid-19 dan kita berdoa bersama-sama pandemi Covid-19 segera berakhir," kata pria pemilik Motto "Tidak Tidur Siang" itu.

Guru Besar Mikrobiologi Klinik UB Prof Dr dr Sumarno, DMM., SpMK(K) menyampaikan seputar Sarcov-2 dan Produksi Vaksin Covid-19. Ia menjelaskan bahwa saat ini belum ada mutasi sarcov-2 secara besar. Tapi mutasi sarcov-2 kecil kemungkinan masih ada, bahkan sering bisa setiap detik.

"Vaksinasi ini untuk menahan agar virus itu tidak masuk. Gitu lo. Kalau virus ini tidak masuk kan aman sel kita. Ini tujuan vaksinasi," kata pria asal Jember itu.

Ia membeberkan bahwa Covid-19 ini jenis virusnya berbeda dengan jenis virus yang lain. Covid-19 mempunyai kemampuan untuk menggandakan diri dengan cepat.

Ia menyebut agar virus itu tidak masuk tubuh, masing-masing orang mempunyai alat pelindung yang bernama sel. Sel itu leukosit pada tubuh, yaitu limfosit (L) (TL, BL, CTL, NK sel dan Macrophage) monosit, eosinofil, neutrofil, dan basofil.

"Ini bisa menghancurkan virus. Sel lain yang berupa cairan adalah antibodi. Jadi nanti vaksinasi itu caranya meningkatkan sel ini dan jumlah antibodi. Vaksin anda itu adalah virus yang sudah mati. Lain dengan virus untuk polio, itu setengah mati. Kalau ini sudah mati. Jadi disuntikkan dan terjadi reaksi menghasilkan antibodi dan sel-sel tadi itu," ujar profesor usia 73 tahun itu.

"Syarat vaksinasi yang berhasil adalah ditemukannya antibodi," imbuhnya.

Pakar UB itu menyampaikan bahwa sistem kekebalan tubuh terbentuk dan vaksin punya peran sesuai dengan tujuannya. Tujuannya meningkatkan daya tahan tubuh. Kedua, menghasilkan antibodi tertentu yang dibutuhkan untuk kekebalan tubuh. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES