Biji Bunga Matahari, Si Mugil yang Bikin Awet Muda
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Biji bunga matahari kita kenal dengan kwaci. Camilan ini memang asik dimakan saat bersantai bersama keluarga maupun kawan.
Bentuknya memang mungil, namun rutin konsumsi biji bunga matahari akan memberikan dampak baik pada tubuh kita lho.
Sebab biji bunga matahari mengandung ragam nutrisi dan vitamin. Diantaranya vitamin E, magnesium, protein, asamlemak dan lainnya.
Berdasarkan penelitian berikut manfaat konsumsi kuaci biji matahari.
1. Cegah serangan jantung
Salah satu penyebab serangan jantung adalah tekanan darah tinggi. Senyawa yang ada pada biji bunga matahari dapat memblokir enzim yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Hal itu akan menurunkan tekanan darah karena pembuluh darah menjadi rileks.
Sementara kandungan asam linoleat di biji bunga mataharu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
2. Cegah diabetes
Beberapa penelitian menguji biji bunga matahari yang ternyata dapat mencegah penyakit diabetes tipe 2. Dalam sebuah penelitian, orang yang menambahkan 30 gram biji bunga matahari ke dalam menu dietnya mengalami penurunan kadar gula darah sekitar 10 persen. Hal ini diduga tak lepas dari kandungan asam klorogenat yang ada di dalamnya.
Penelitian lain juga mengungkapkan biji bunga matahari dapat mengurangi efek karbohidrat pada gula darah. Kandungan protein dan leman melepaskan gula dari karbohidrat secara bertahap.
3. Jaga sistem pencernaan
Biji bunga matahari mengandung serat yang tinggi. Sehingga dapat membantu usus bekerja dalam menjaga sistem pencernaan. Rutin konsumsi biji bunga matahari dapat mengatasi sembelit.
4. Bikin awet muda
Ingin awet muda? Yuk rajin konsumsi biji bunga matahari. Sebab si mungil ini mengandung vitamin E dan bersifat antioksidan. Jadi selain bikin awet muda, biji bunga matahari juga dapat mencegah kanker.
5. Mengurangi peradangan
Sebuah penelitian mengungkapkan orang yang mengonsumsi biji bunga matahari setidaknya lima kali dalam seminggu memiliki kadar protein C-reaktif 32 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak memakan biji-bijian. Penelitian ini dilakukan terhadap 6.000 orang dewasa berusia 45-84 tahun.
Penurunan kadar protein C-reaktif tersebut diduga terjadi berkat kandungan vitamin E yang ada dalam biji bunga matahari. Protein C-reaktif merupakan salah satu penanda inflamasi dalam tubuh, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Selain itu, kandungan flavonoid dalam biji bunga matahari juga turut membantu mengurangi peradangan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |