Pendidikan

Dana Penelitian Ristek-BRIN: UB Rp 11 Miliar, UM Rp 9 Miliar

Sabtu, 20 Februari 2021 - 09:37 | 50.32k
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro. (Foto: Dok. Kemenristek-BRIN)
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro. (Foto: Dok. Kemenristek-BRIN)

TIMESINDONESIA, MALANG – Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (Ristek-BRIN) merinci dana penelitian untuk kampus non perguruan tinggi negeri badan hukum (non-PTNBH) tahun 2021.

10 perguruan tinggi non PTNBH mendapatkan bantuan dana penelitian. Dana tersebut bagian dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengumumkan 10 Kampus non PTNBH yang menerima dana penelitian tersebut.

Di antara 10 kampus, Universitas Brawijaya (UB) Malang mendapatkan kucuran dana penelitian paling tinggi yakni sebesar Rp 11,98 miliar.

"Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan klasterisasi dari penerima dana penelitian," kata Bambang, dilansir dari JPNN.com, Sabtu (20/2/2021).

Ia menjelaskan bahwa nominal kucuran dana penelitian ditentukan dari hasil penilaian kinerja riset masing-masing kampus.

Secara berurutan, di bawah UB, ada Universitas Andalan yang mendapat Rp 10,8 miliar. Diikuti Universitas Negeri Makassar Rp 10,4 miliar, Universitas Syiah Kuala Rp 9,8 miliar, Universitas Bina Nusantara Rp 9,4 miliar.

Disusul Universitas Negeri Malang Rp 9,02 miliar, Universitas Riau Rp 8,9 miliar, Universitas Negeri Semarang Rp 8,7 miliar,  Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebesar Rp 8,2 miliar, dan Universitas Negeri Jakarta sebesar Rp 8,18 miliar.

Dana penelitian dari Ristek-BRIN mengikuti kebijakan prioritas pada prioritas riset nasional (PRN), riset dan inovasi untuk percepatan penanggulangan Covid-19, bakti inovasi dan dukungan manajemen.

Ada sembilan fokus segmen dari PRN itu sendiri, yakni pangan dan pertanian, energi, kesehatan obat, transportasi, produk rekayasa keteknikan, pertahanan dan keamanan, kemaritiman, sosial humaniora, serta multi disiplin dan lintas sektor.

Program Prioritas Riset dan Inovasi Nasional (PRIN) diarahkan sebagai upaya untuk pemulihan ekonomi nasional melalui hilirisasi hasil penelitian teknologi tepat guna, mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, komersialisasi dan peningkatan nilai tambah hasil penelitian.

"Serta Frontier Technology. Pada tahun ini Kemenristek/BRIN juga akan berfokus pada penanganan Covid-19 melalui pemanfaatan hasil penelitian terkait Covid-19," jelas Bambang.

PRN menargetkan lahir 49 produk riset dan inovasi yang dikemas dalam 80 tema dan 416 topik. Kampus penerima bantuan riset dari Ristek-BRIN dapat menggunakan dana penelitian pada tahun 2020 yang tertunda ke 2021, baik penelitian multi-tahun dan penelitian baru di tahun 2021. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES