Indonesia Positif

Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Nagekeo Sadar TBC

Jumat, 19 Februari 2021 - 13:45 | 31.75k
Mahasiswa KKN Undip, Firminus Frederikus Riwu memberikan penjelasan  pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC pada warga Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/2/2021). (Foto : Dok Undip)
Mahasiswa KKN Undip, Firminus Frederikus Riwu memberikan penjelasan pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC pada warga Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/2/2021). (Foto : Dok Undip)

TIMESINDONESIA, NAGEKEO – Penyakit Tubercolosis atau biasa disebut TBC rentan terjangkit oleh warga di Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyakit menular ini menyerang paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosis.

Selain paru-paru, juga dapat menyerang usus, kelenjar dan tulang. Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah saat bicara, bersin atau meludah. Penyakit ini juga rentan pada penderita yang kekebalannya menurun seperti pengidap HIV/AIDS.

“Untuk itu kami memberikan penyuluhan pada warga akan bahaya dan pencegahan penularan TBS ini pada warga,” ungkap Firminus Frederikus Riwu di Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/2/2021).

Penyuluhan dilaksanakan di RT 034 RW 000 Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo dilakukan dari rumah ke rumah.  Kegiatan memberikan penyuluhan kesehatan tentang Bahaya Penyakit Tuberkulosis. Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan mahasiswa, di RT.034 RW.000 masih ditemukan adanya penyakit menular berbahaya seperti penyakit TBC.

Untuk menghindarinya, disarankan bagi penderita agar selalu menggunakan masker. Karena penyakit ini dapat menularkan dengan dari bersin dan bericara tanpa menurup. Selain itu warga disarankan untuk sering cuci tangan agar tidak mudah tertular. Penyakit ini apabila tidak ditangani dengan baik dan diobati hingga sembuh dapat menularkan kepada 10 orang dalam setahun dan juga dapat mengakibatkan kematian

“Saat berbicara perlu menjaga jarak minimal satu setengah meter pada penderita untuk mencegah penularan. Selain pencegahan dan pengobatan, asupan gizi perlu diketahui oleh warga agar terhidar dari TBC,” ungkap mahasiswa Program Studi Keperawatan ini.

Selain itu mengajarkan teknik batuk yang baik dan benar bagi penderita,  tidak meludah di sembarang tempat, mengantar bayi ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi BCG dan memberikan ASI eksklusif bagi bayi.

“Sesering mungkin menjemur alat tidur penderita di bawah terik matahari,” ungkapnya.

Serta memeriksakan diri ke dokter jika mengalami batuk tidak segera sembuh. “Hal ini untuk mengantisipasi adanya gejala TBC pada warga,” ujarnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES