Ekonomi

Disnakertrans Ungkap Alasan Warga Pangandaran Memilih Jadi TKI

Jumat, 19 Februari 2021 - 14:59 | 46.54k
Kepala Seksi Tenaga Kerja di Dinas Tenaga Kerja Industri dan Transmigrasi Kabupaten Pangandaran, Suparman (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Kepala Seksi Tenaga Kerja di Dinas Tenaga Kerja Industri dan Transmigrasi Kabupaten Pangandaran, Suparman (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Kepala Seksi Tenaga Kerja di Dinas Tenaga Kerja Industri dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Pangandaran Suparman menjelaskan, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri dari Pangandaran rata-rata berlatar belakang pendidikan rendah.

"Kebanyakan yang menjadi TKI perempuan dengan usia yang relatif muda," kata Suparman, Jumat (19/2/2021).

Suparman menambahkan, TKI tersebut ada yang sudah memiliki anak ada juga yang belum. "Mereka yang jadi TKI biasanya karena tuntutan ekonomi, karena gaji kerja di luar negeri cukup besar," tambahnya.

Para TKI rata-rata setiap bulan berpenghasilan Rp 7 juta. Angka tersebut menjadi ketertarikan bagi yang lain untuk ikut menjadi TKI.  "TKI yang bekerja ke luar negeri tersebut sebagian besar berpendidikan akhir rendah," jelasnya.

Bahkan, mayoritas TKI tersebut lulusan SD, SMP hingga SMA sederajat. Sedangkan warga Pangandaran yang lulusan D3 atau S1 jarang yang menjadi TKI.

Sejak kondisi Pandemi Covid-19 pemberangkatan TKI dari Pangandaran ke luar negeri mengalami penurunan. Pada tahun 2019 ada 218 warga Pangandaran yang menjadi TKI, sementara pada tahun 2020 hanya 23 orang.

Disnakertrans-Pangandaran-2.jpgStand Kegiatan Dinas Tenaga Kerja Industri dan Transmigrasi Kabupaten Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

Data jumlah TKI ke luar negeri tersebut terlihat pada saat Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), sebelum membuat paspor ke Kantor Imigrasi. "Negara tujuan paling banyak dipilih adalah Malaysia, Taiwan, Hong Kong dan Singapura," tegasnya.

Tahun 2019 negara yang paling banyak dituju adalah Malaysia dengan jumlah 67 orang, kemudian Taiwan sebanyak 50 orang, Singapura sebanyak 47 orang, Hong Kong 33 orang, Korea Selatan 9 orang, Brunei Darusalam 5 orang dan Swiss 1 orang.

Pada tahun 2020 Negara paling banyak dituju adalah Malaysia sebanyak 10 orang, Taiwan 9 orang, Hong Kong 3 orang dan Singapura 1 orang. "Untuk TKI tujuan Timur Tengah belum ada lagi karena masih dalam moratorium," katanya.

Menurutnya, keberangkatan TKI pada tahun 2020 hanya ada di bulan Januari saja 23 orang. Penyalur TKI ini ditunjuk langsung oleh Kementerian dan semuanya resmi.

Sedangkan TKI ilegal biasanya lewat penyalur yang tidak resmi dan biasanya saat ada masalah di tempat mereka bekerja, sulit untuk ditangani.

Sejauh ini belum ada perusahaan penyalur TKI di Kabupaten Pangandaran, hanya perwakilan perusahaan dari Cirebon, yang berkantor di Kecamatan Kalipucang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES