Ekonomi

Angka Kemiskinan di Indonesia Terus Naik

Kamis, 18 Februari 2021 - 08:11 | 232.60k
Ilustrasi - Kondisi permukiman warga di bantaran Sungai Ciliwung kawasan Manggarai (FOTO: Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Ilustrasi - Kondisi permukiman warga di bantaran Sungai Ciliwung kawasan Manggarai (FOTO: Liputan6.com/Immanuel Antonius)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Selain harus menekan pandemi Covid-19 yang setiap hari kurvanya terus naik, juga angka kemiskinan di tanah air diketahui terus bertambah.

Jumlah penduduk miskin Indonesia pada periode September 2020 mencapai 27,55 juta orang. Data BPS tersebut menandakan, kini angka kemiskinan Indonesia kembali menyentuh angka 10,19 persen pada September 2020.

Jumlah penduduk miskin bertambah 2,76 juta orang bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini terjadi lantaran kegiatan perekonomian tidak bisa berjalan, karena tekanan aturan yang diterapkan pada pandemi ini.

Infografis-angka-kemiskinan-indonesia-september-2020.jpgFoto: bps.go.id

Tren penurunan angka kemiskinan yang terjadi hingga tahun 2019 pun terhenti. Sebab dampak pandemi mulai terasa pada kuartal I-2020. Persentase penduduk miskin naik menjadi 9,78 persen, atau naik 0,37 persen dari Maret 2019.

Pengendalian Ekonomi Sudah Tepat

Prof. Roy Darmawan, Guru Besar Guangxi University for Nationalities mengatakan, kenaikan jumlah penduduk miskin akibat pandemi Covid-19 terjadi bukan hanya di Indonesia saja, akan tetapi di seluruh dunia.

Ia berpandangan, walau belum sempurna, pemerintah Indonesia sudah cukup tepat dalam mengendalikan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia.

Roy-Darmawan.jpgProf. Roy Darmawan, Guru Besar Guangxi University for Nationalities (Foto: Youtube/Excellent Channel Indonesia)

Menurutnya, upaya pengendalian ekonomi dan kemiskinan selain faktor maksimalisasi tercapainya tujuan ini sebaik mungkin, juga berhadapan dengan pencegahan penularan virus Covid-19 semasif mungkin.

"Maka sudah cukup tepat target dan implementasi kebijakan pemerintah untuk menjaga kombinasi kedua hal tersebut," katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (18/2/2021).

Selain itu, ia menyampaikan, pemerintah memang sangat perlu menjaga keselamatan masyarakat untuk menekan sekecil mungkin orang perorang maupun masyarakat dari tertular pandemi covid-19.

Sekaligus menjaga stabilitas makro ekonomi nasional, menjaga kestabilan harga, tersedianya bahan-bahan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Maka tercapainya angka kemiskinan yang tidak meningkat jauh pada masa pandemi Covid-19 merupakan salah satu target capaian.

"Namun bukan satu-satunya indikator keberhasilan pemerintah dalam pencapaian nasional, sehingga meningkatnya angka kemiskinan perlu dilihat dari paradigma pencapaian secara holistik," ujarnya.

Bansos Bisa Membantu

Sementara itu, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, data jumlah penduduk miskin yang dirilis oleh pihaknya tersebut, lebih rendah dari proyeksi yang dilakukan oleh beragam institusi. Menurutnya, itu merupakan hasil dari bantuan sosial (Bansos) yang digelontorkan pemerintah salam Pandemi Covid-19 ini.

Kepala-BPS-Suhariyanto.jpgKepala BPS Suhariyanto

"Meski ada kenaikan, kenaikannya di September 2020 ini hanya sebesar 0,97 persen. Ini menunjukkan berbagai bansos yang dirancang pemerintah di masa pandemi membantu lapisan bawah," katanya.

Selain itu lanjut dia, bansos yang diberikan oleh pemerintah tak hanya melindungi 40 persen dari lapisan masyarakat terbawah, namun hingga 60 persen. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES