Pendidikan

Buang Kejenuhan, Guru Penggerak Cilacap Ajak Siswa Belajar di Hutan Pinus

Selasa, 16 Februari 2021 - 17:40 | 93.62k
Siswa SMP Negeri Satu Atap (Sayap), Cimanggu Kabupaten Cilacap belajar di Hutan Pinus Maruyung. (FOTO : Heni for TIMES Indonesia)
Siswa SMP Negeri Satu Atap (Sayap), Cimanggu Kabupaten Cilacap belajar di Hutan Pinus Maruyung. (FOTO : Heni for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CILACAP – Guru di SMP Negeri Satu Atap (Satap) Cimanggu Kabupaten Cilacap mengajak siswanya berkunjung ke Hutan Pinus Gunung Maruyung, Selasa (16/2/2021), Ada apa gerangan?

Ternyata ini adalah salah satu kiat untuk membuang kebosanan dan kepenatan saat anak didik harus belajar via daring di masa pandemi Covid-19.

"Di hutan ini,  di samping udaranya segar, juga lapang, sehingga sehat dan tepat untuk membuang jenuh," kata Anita Yuniarti, seorang guru pembimbing di sekolah tersebut.

Anita adalah guru Mapel Bahasa Indonesia, yang hari itu tengah menugaskan siswa menggali informasi untuk membuat cerita melalui teks inspiratif pada siswa kelas IX.

Belajar-di-Hutan-Pinus-2.jpg

Siswa tampak antusias memperhatikan beragam tanaman dan rerumputan. Bahkan satwa kecil seperti semut menjadi target observasi saat berada di Hutan Pinus Gunung Maruyung Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.

Kelompok yang terdiri dari Niko, Salman, Anggun, Andres dan Wini misalkan, setelah selesai melakukan observasi kemudian duduk melingkar. Mereka kemudian mengeluarkan laptop untuk menulis laporan masing-masing.

Sementara itu, guru pelajaran Bahasa Indonesia,  Anita Yuniarti terus  memotivasi siswa. Sejuknya udara hutan semakin membuat suasana gayeng tatkala mereka mempraktikkan metode pembelajaran windows shopping.

Metode ini adalah di mana siswa berkelompok dengan melakukan berbelanja keliling melihat-lihat hasil karya kelompok lain untuk menambah wawasannya.

Anita Yuniarti mengungkapkan, ia sengaja mengajak siswanya belajar di tengah hutan agar suasananya nyaman dan sejenak lepas dari kejenuhan belajar daring. Apalagi di Cimanggu, zonanya relatif aman karena di pedesaan.

"Kita juga tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dalam pelaksanaan pembelajaran di luar ruangan. Semoga pembelajaran ini meningkatkan semangat belajar mereka. Apa lagi, materi yang tadi kita pelajari tentang cerita inspiratif. Mereka tampak bersemangat," kata Anita.

Belajar-di-Hutan-Pinus-3.jpg

Sementara, Anggun, salah satu siswa mengakui, belajar di hutan seperti ini membuatnya bersemangat untuk belajar. Karena banyak hal bisa dipelajari dari alam luas ini.

"Tadi, kelompok kita mencari dan membuat teks inspiratif dan kita sempat mengamati semut. Semut ternyata suka bekerja sama atau bergotong royong. Semut seperti terus berkomunikasi antar satu dengan lainnya," katanya.

.  "Nah tadi kita praktikkan dalam belajar kelompok seperti halnya yang  dilakukan oleh semut," imbuhnya.

Kemudian dari kelompok lain, kita juga belajar banyak hal. "Ini sangat menyenangkan, saya ingin belajar lagi di luar ruangan seperti ini," kata Anggun dan kawan - kawan..

Pendamping Guru Penggerak, Wiwik Nurfiana yang kemudian mengobservasi pembelajaran tersebut mengungkapkan, Guru Penggerak di Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan pesat setelah mengikuti program ini.

Ia menilai para guru tidak lagi terpaku pada pembelajaran di kelas saja. "Artinya, para Guru Penggerak sudah paham mengenai konsep merdeka belajar," jelasnya. 

Menurutnya, belajar bisa dilakukan di mana saja dan dari hal apa saja.  Pihaknya sangat mengapresiasi kemajuan yang mereka capai.

"Ini terbukti, nilai kompetensi Guru Penggerak di Cilacap termasuk yang tertinggi di tingkat nasional," ungkap Wiwik Pendamping Guru Penggerak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES