Ekonomi

Efek Panjang Pandemi, BPS Mencatat Gini Ratio Indonesia Naik

Senin, 15 Februari 2021 - 17:24 | 17.34k
Gedung Badan Pusat Statistik. (FOTO: BPS).
Gedung Badan Pusat Statistik. (FOTO: BPS).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk atau Gini Ratio Indonesia pada September 2020 mencapai 0,385 atau naik 0,005 poin dibandingkan September 2019 yang berada di angka 0,380 poin.

"Peningkatan gini ratio ini terjadi baik di kota dan di desa," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (15/2/2021).

Adapun gini ratio di desa pada September 2020 mencapai 0,319 atau naik dibandingkan September 2019 mencapai 0,315. Sementara, di kota, gini ratio mencapai 0,399 atau naik dibandingkan September 2019 mencapai 0,391.

Menurut dia, peningkatan gini ratio tersebut disebabkan karena meningkatnya angka penduduk miskin sebagai dampak pandemi Covid-19.

BPS mencatat jumlah penduduk miskin per September 2020 mencapai 27,55 juta orang atau naik menjadi 10,19 persen dibandingkan September 2019 mencapai 24,79 juta orang pada posisi 9,22 persen.

Adapun persentase kenaikan penduduk miskin mencapai 0,97 persen atau terjadi kenaikan mencapai 2,76 juta penduduk miskin.

Suhariyanto menjelaskan angka gini ratio berkisar 0-1 atau apabila terjadi peningkatan, maka angka ketimpangan semakin tinggi. Apabila gini ratio mencapai 0, maka ketimpangan pendapatan merata sempurna, artinya setiap orang menerima pendapatan yang sama dengan yang lain.

Sedangkan apabila gini ratio sama dengan 1, maka ketimpangan pendapatan timpang sempurna atau pendapatan hanya diterima oleh satu orang atau satu kelompok saja.

Sementara itu, lanjut Suhariyanto, pergerakan gini ratio di setiap provinsi berbeda, ada yang mengalami peningkatan dan ada juga provinsi yang mengalami penurunan gini ratio.

Kondisi itu, kata dia, disebabkan perilaku masyarakat yang berbeda baik 40 persen lapisan ekonomi terbawah, 40 persen lapisan menengah dan 20 persen atas.

Sedangkan berdasarkan provinsi, gini ratio tertinggi terjadi di Yogyakarta sebesar 0,437, Gorontalo (0,406), DKI Jakarta (0,400), Jawa Barat (0,398), Papua (0,395), Sulawesi Tenggara (0,388) dan NTB (0,386).

Sedangkan gini ratio terendah menurut data BPS terjadi di Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 0,257. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES