Kuliner

Merry Sujiati, Chocolatier Muda asal Kota Batu

Senin, 15 Februari 2021 - 08:00 | 150.17k
Merry Sujiati (kiri) bersama CEO PT Kakao Bhineka Sejahteta saat soft opening gerai Moodco di Kota Batu. (Foto : Yeni Rachma/TimesIndonesia)
Merry Sujiati (kiri) bersama CEO PT Kakao Bhineka Sejahteta saat soft opening gerai Moodco di Kota Batu. (Foto : Yeni Rachma/TimesIndonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Biji kakao merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia ke benua Eropa. Bahkan beberapa jenis biji kakao asal Indonesia menjadi salah satu pilihan terbaik produsen cokelat di dunia. Walaupun demikian, tak banyak produsen fine chocolate atau cokelat murni di Indonesia.

Berangkat dari keresahan ini, Merry Sujiati, perempuan asal Kota Batu, Jawa Timur ini menjadi Cokelat maker atau chocolatier dan Direktur PT Kakao Bhineka  Sejahtera untuk brand Moodco. Moodco menghadirkan 15 varian fine chocolate atau cokelat murni dalam berbagai rasa.

Moodco.jpg

"Semua produk Moodco memiliki kandungan gula tak lebih dari 25 persen dan gula yang kami gunakan pun bukan gula rafinasi," jelas Merry.

Kandungan gula yang rendah pada setiap varian coklat yang diproduksi Moodco, bisa dinikmati siapa saja. Tanpa perlu ada khawatir meningkatkan berat badan. Apalagi coklat murni memiliki kandungan gizi yang baik untuk jantung.

Biji kakao yang digunakan Moodco berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Misalnya Berau, Bali, Polewali, Gunung Kidul, Aceh, Papua, fan lainnya. Nama-nama varian cokelat Moodco juga diambil dari bahasa daerah setempat asal biji kakao yang digunakan. Varian Arai misalnya, menggunakan biji kakao asal Berau Kalimantan. Arai sendiri dalam bahasa suku dayak berarti senang atau kesenangan.

Moodco-2.jpg

"Moodco juga memproduksi cokelat single origin dengan kandungan 36 hingga 100 persen. Biji kakao seperti biji kopi. Single originnya memiliki karakter yang berbeda-beda," jelasnya lagi.

Harga satu bar cokelat Moodco berkisar antara Rp 40 ribu hingga Rp100 ribu. Cukup mahal bila dibandingkan dengan merek cokelat yang umum di pasaran.

"Fine chocolate berbeda dengan permen cokelat, lho ya. Permen cokelat lebih banyak kandungan gulanya dibandingkan kandungan cokelatnya sendiri. Jadi, bisa dibandingkan efek jangka panjang dari konsumsi permen cokelat pada kesehatan kita," kata Merry Sujiati. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES