Kopi TIMES

Peran Kampus dalam Mencetak Wirausaha

Sabtu, 13 Februari 2021 - 13:03 | 197.72k
Widarta, SE, MM, Kepala Humas dan Staf Pengajar Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)
Widarta, SE, MM, Kepala Humas dan Staf Pengajar Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pengangguran  masih menjadi masalah serius di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Termasuk penggangguran dari lulusan Perguruan Tinggi (PT).  Apalagi di masa pandemi Covid-19 sejak setahun lalu, yang berdampak pada semua aspek kehidupan. Juga berimbas pada kenaikan angka pengangguran dampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

Berkaitan hal tersebut, PT atau lembaga kampus tentu mempunyai tanggung jawab besar untuk menjawab permasalahan tersebut. Masalah klasik berupa pengangguran ini tampaknya harus menjadikan PT perlu segera bertindak cepat dengan memberikan wawasan lulusannya untuk siap kerja atau berwirausaha. Harapannya lulusan tidak lagi menjadi pencari kerja. Namun membuat lapangan kerja dengan berwirausaha.

Bagi PT, untuk menilai hasil dari ‘kawah cakra dimuka’ mahasiswanya selama menjalani pendidikan oleh Kemendikbud RI, melalui DIKTI sudah ada parameter untuk melihat keterserapan alumninya di masyarakat. Yakni dengan mengharuskan PT untuk memantau para lulusannya terkait keberadaannya setelah lulus. Apakah langsung masuk dunia kerja atau berbisnis. Atau jadi mengganggur dalam selang waktu, yang tertuang dalam tracer study.

Dalam lampiran peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor 5 tahun 2019 tentang Instrumen Akreditasi Program Studi sebenarnya sudah mengakomodir jenis pekerjaan lulusan harus sesuai dengan profil lulusan yang didapatkan dari penelusuran tracer study. Tracer Study menjadi salah satu alat ukur kinerja dan luaran perguruan tinggi.

Peran Perguruan Tinggi

Dengan beradaptasi pada perkembangan jaman, PT juga perlu  mengangkat tema entrepreneur ‘kekinian’ atau entrepreneur melek teknologi untuk ikut andil dalam membantu pemecahan persoalan tersebut. Penting komitmen ini untuk menjadikan PT sebagai lingkungan yang kondusif bagi lahir dan berkembangnya inovasi dan entrepreneurship dari segenap civitas akademika.

Diharapkan kampus tidak hanya meluluskan generasi pencari kerja dengan mengandalkan IPK (indek prestasi komultif) setinggi-tinginya saja. Namun harus bisa menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan atau wirausaha mandiri.

Apalagi, PT memiliki kontribusi penting pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Khususnya dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) kompeten dan unggul dalam pengembangan masyarakat menuju Indonesia Emas.

Hal ini artinya outcomes Perguruan Tinggi harus bisa mencetak pencipta lapangan pekerjaan, bukan saja hanya pencari pekerjaan. Hal ini jika merujuk pada BAN-PT yang memberikan poin terhadap jumlah lulusan yang berwirausaha di instrumen sembilan standar. Ini berarti pemerintah mewajibkan PT untuk mencetak para lulusan menjadi entrepreneur. Dikarenakan realita jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia sangat tidak seimbang dengan outputnya.

Karena itu, peran dari Perguruan Tinggi sebagai salah satu institusi penyumbang calon wirausaha sangat dinantikan. Sebuah keniscayaannya jika ‘entrepreneurship’ merupakan salah satu kendaraan untuk mendayagunakan demografi penduduk, meningkatkan perekonomian sebuah negara dan daya saing bangsa. Disinilah peranan kampus sebagai kawah candradimuka penghasil SDM andal dengan mampu berwirausaha sangat dinantikan bersama guna mengatasi tingginya angka pengangguran.

Langkah-langkah Strategis Harus dilakukan PT

Untuk menumbuhkan kesadaran dan mendorong mahasiswa agar memiliki jiwa kewirausahaan dan mau berwirausaha dapat dilakukan dengan cara anatara lain. Pertama, inkubator bisnis perlu didirikan di PT. Sebagai wadah mahasiswa untuk belajar bersama membentuk mentalitas bisnis, kehadirannya harus ada.

Tuntutan nyata Perguruan Tinggi adalah pendidikan untuk pengembangan organisasi di luar kampus dengan melalui laboratorium atau pelembagaan inkubator bisnis dan pengembangan startup companies. Lembaga ini akan melahirkan lulusan sarjana, organisasi baru dan perusahaan rintisan, sehingga Perguruan Tinggi menjadi simpul dari jaringan perusahaan (companies network). 

Kedua, memberikan mata kuliah wajib tentang kewirausahaan dengan model ‘Best Parctice’. Para mahasiswa di encourage agar bisa untuk mencoba mengimplementasikan apa yang mereka terima di kelas untuk dipraktikkan secara langsung. Bahkan melibatkan mahasiswa dalam usaha-usaha yang dijalankan kampus.

Ketiga, jika biasanya pada saat prosesi wisuda yang diberikan penghargaan adalah wisudawan tertinggi IPK nya dan wisudawan termuda, maka perlu ditampilkan juga wisudawan yang sudah berkontribusi pada masyarakat. Misalnya "entrepreneur awards" untuk merangsang mahasiswa berwirausaha.

Keempat, mengadakan kompetisi wirausaha dan kuliah umum dengan mendatangkan para pakar dan para wirausaha sukses terkini. Kelima, mengadakan program pengabdian masyarakat berbasis kewirausahaan, misalnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis kewirausahaan. Juga menjalin kerja sama dengan dunia perbankan/lembaga keuangan, pelaku UKM serta pengusaha untuk membina dan mengasah jiwa wirausaha mahasiswa. Bahkan bisa saja menggandengnya sebagai mitra usaha. 

Senyatanya wujud strategi, kebijakan, kurikulum pendidikan Perguruan Tinggi menemukan tantangan yang tak lagi sederhana. Konteks universitas era revolusi generasi keempat (Enterpreneuial University) mendorong tumbuhnya iklim berusaha mandiri dalam format industri kreatif berbasis digital. Selain itu harus mampu menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi mengatasi kemiskinan.

Kebutuhan paling mendesak saat ini adalah ketersediaan basis data yang kuat, kelompok think thank, jejaring (network) dan cetak biru (blueprint) arah kebijakan Pendidikan Tinggi dalam kerangka jangka pendek, menengah dan panjang berbasis perubahan revolusi industri 4.0 yang mensyaratkan SDM yang bervisi entrepreneurship unggulan.

 

*) Penulis: Widarta, SE, MM, Kepala Humas dan Staf Pengajar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, UMBY

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

____________

**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES