Kesehatan UIN Malang

Diabetes Melitus Bisa karena Faktor Genetis, Ini Upaya Hindarkan Anak dari Diabetes

Jumat, 12 Februari 2021 - 22:07 | 60.79k
dr. Alvi Milliana, M.Biomed., Dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Maliki Malang. (Foto: Alvi Milliana For TIMES Indonesia)
dr. Alvi Milliana, M.Biomed., Dosen Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Maliki Malang. (Foto: Alvi Milliana For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Diabetes merupakan penyakit yang bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Lantas apa yang harus dilakukan agar anak tidak terkena diabetes atau mengecilkan potensi terkena diabetes? Berikut penjelasan dr. Alvi Milliana, M.Biomed., dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang)

Alvi mengatakan, upaya yang bisa dilakukan adalah menerapkan pola hidup sehat.

"Diabetes Mellitus (DM) dapat dikatakan sebagai penyakit keturunan karena ada pengaruh genetik yang dapat diturunkan. Namun selain faktor genetik, terdapat faktor dari luar yang menjadi triger munculnya gejala diabetes seperti makanan dan aktivitas fisik," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (12/2/2021).

Koordinator Unit Asesmen ini menjelaskan, apabila orang tua mengidap diabetes tetapi belum punya anak, ada langkah yang dapat dilakukan agar sang anaknya nanti tidak terkena diabetes atau langkah untuk mengecilkan potensi kena diabetes.

Langkah itu berupa memperhatikan faktor lingkungan seperti life style atau gaya hidup sehat sejak dini seperti makanan makanan yang sehat, cukup serat, olahraga teratur, istirahat cukup, dan menjaga berat badan seimbang.

Ia juga menjelaskan, makanan yang tidak dianjurkan untuk pengidap diabetes yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi yang cenderung lebih cepat dicerna dan diserap oleh tubuh sehingga memicu lonjakan kadar gula darah dalam tubuh. 

Makanan dengan indeks glikemik tinggi yaitu contohnya nasi putih, roti putih, corn flakes, mie instan, pasta jagung, semangka, donat, wafel. Sedangkan makanan dengan indeks glikemik rendah contohnya beras merah, roti gandum, mi soba, apel, strawberry, buncis, kacang merah dan produk susu.

Namun sejumlah faktor turut mempengaruhi indeks glikemik, seperti cara memasak dan tingkat kematangan. Semakin lama memasak makanan berpati dan semakin matang buah-buahan maka indeks glikemiknya semakin tinggi. 

Dosen UIN Maliki Malang ini menekankan, yang perlu diperhatikan adalah kecukupan dan keseimbangan nutrisi dalam makanan yaitu zat gizi makro (lemak sehat, protein dan karbohidrat), zat gizi mikro (vitamin dan mineral) serta serat pangan.

 

"Gejala DM dapat muncul pada siapa saja yang tidak memperhatikan pola hidup sehat yang ditandai dengan frekuensi berkemih meningkat, semakin sering minum, sering lapar, mudah lelah, dan penurunan berat badan," sambungnya.

Alvi menambahkan, orang tua harus waspada dan mengenali gejala DM sejak dini pada anak-anaknya, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini semakin banyak aktivitas di rumah. Anak-anak dapat terjebak pada gaya hidup yang tidak sehat.

Apabila ditemukan gejala DM pada anak seperti sering kencing, sering haus dan mudah lapar, serta dapat disertai dengan kelelahan dan penurunan berat badan, segera bawa ke dokter.

Dokter akan menggali informasi lebih dalam serta melakukan pemeriksaan gula darah dan HbA 1C untuk membantu menegakkan diagnosis DM.

Lalu apabila anak divonis terkena diabetes, orang tua harus menyadari bahwa pengobatan harus dimulai sedini mungkin. Orang tua harus kooperatif dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter dan secara berkala melakukan konsultasi maupun pemeriksaan laboratorium untuk memantau perkembangan diabetes pada anak. 

"Maka dari itu orang tua memiliki peran penting dalam membantu dan menjaga pola hidup sehat pada anak," kata dr. Alvi Milliana, M.Biomed., Dosen FKIK UIN Maliki Malang ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES