Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Rajab

Sabtu, 13 Februari 2021 - 08:16 | 58.35k
Noor Shodiq Askandar.
Noor Shodiq Askandar.

TIMESINDONESIA, MALANG – Sahabat ngopi pagi, tulisan saya hari ini agak berbeda dari gaya biasanya, karena tanggal 1 rajab 1442H menjadi momentum yang tidak mungkin diabaikan. Hari ini semua ummat Islam Islam berbahagia karena bertemu dengan bulan mulya diantara empat (4) bulan yang dimuliyakan oleh Allah swt, sebagaimana difirmankan dalam surat at taubah ayat 36 : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah swt ada dua belas bulan, dalam ketetapan Allah swt diwaktu menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram (yang dimulyakan). Itulah ketetapan agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka menyerang kamu.  Ketahuilah bahwasanya Allah swt beserta orang orang yang bertaqwa.

Empat bulan yang dimulyakan tersebut adalah dzulqaidah, dzulhijjah, Muharam, dan bulan rajab yang berurutan dengan bulan sya’ban dan ramadlan. Bulan rajab adalah salah satu bulan yang ditunggu tunggu ummat Islam, karena beberapa kemulyaan dan peristiwa penting yang terjadi dalam bulan tersebut. Ummat Islampun mengumandangkan doa : Allohumma baariklana fi rajaba, wa sya’bana, waballighna ramadlan (Ya Allah berikanlah kami keberkahan bulan rajab dan sya’ban, dan pertemukanlah kami dengan bulan ramadlan.

Pada bulan ini Allah disamping banyak peristiwa penting yang terjadi, seperti isra’ dan mi’raj yang kemudian memunculkan kewajiban sholat lima waktu sebagai wujud penghambaan bagi ummat manusia kepada dzat yang menciptakan. Dengan sholat akan dapat mencegah tejadinya kerusakan dan kemunkaran.

Bulan rajab juga menunjukkan momentum kemenangan Islam dalam salah satu perang terbesar, yaitu perang tabuk. Tepatnya tahun kesembilan setelah peristiwa hijrah Rasulullah saw dari Mekkah menuju Madinah. Tiga puluh ribuan ummat Islam yang dipimpin langsung Rasulullah saw, akhirnya membuat gentar pasukan romawi yang kemudian berlindung dalam benteng di syam.

Peristiwa ini sekaligus mengandung dua makna. Pertama tentang kesetiaan dalam keyakinan bahwa agama yang dibawa Rasulullah saw adalah yang benar dan oleh karenanya harus terus dipertahankan dan diperjuangkan, serta didakwahkan kepada orang lain. Kedua, meski penuh kesulitan karena terjadi di musim panas, ummat Islam tetap harus terus berjuang menegakkan kalimat Allah swt.

Kita tidak tahu umur kita sampai kapan. Oleh karena itu, senyampang mendapatkan kesempatan, apabila tidak ada adzur, maka ambillah setiap peluang dengan meningkatkan amal kebaikan, agar bisa mendapatkan keberkahan. Sesulit apapun masalah yang kita hadapi, tidak boleh menjadikan ummat manusia kemudian melupakan dzat yang memberikan kehidupan. Hidup harus dilihat sebagai bagian dari perjuangan dan hanya dilihat sebagai kesempatan untuk bersenang senang. Selamat ngopi pagi

***

*) Penulis Noor Shodiq Askandar adalah Ketua PW LP Maarif NU Jatim dan Wakil Rektor 2 Unisma.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES