Wisata

Berkunjung ke Istana Pengangguran di Kabupaten Malang

Jumat, 12 Februari 2021 - 23:45 | 172.94k
Suasana kedai kopi Istana Pengangguran di Pakis, Kabupaten Malang (Foto: Ovan Setiawan/TIMES Indonesia)
Suasana kedai kopi Istana Pengangguran di Pakis, Kabupaten Malang (Foto: Ovan Setiawan/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Mendengar kata pengangguran yang ada dibenak kita adalah sulitnya mencari pekerjaan, semakin runyam jika ditambahi dengan kata istana. Namun Istana Pengangguran yang terletak di Pakis, Kabupaten Malang memiliki konotasi berbeda.

Istana pengangguran adalah sebuah konsep yang memadukan kedai kopi dan budidaya anggur, daya tarik anggur inilah sehingga memunculkan nama pengangguran.

Suasana kedai kopi Istana Pengangguran bPengunjung mengamati lahan anggur Tabulampot dengan 130 jenis anggur di dunia (Foto : Ovan Setiawan/TIMES Indonesia)

Bagi yang baru pertamakali datang, mungkin kesulitan untuk menemukan Istana Pengangguran. Sebab terletak di tepi Sungai Kedung, dengan jarak dari jalan raya kurang lebih 100 meter. Jika dari arah Pasar Pakis, lokasi masuknya terdapat di kanan jalan setelah jembatan.

"Banyak yang tertarik kesini karena penasaran dengan namanya, kenapa istana pengangguran. Ternyata didalamnya ada budidaya anggur, itu pula yang menjadi dasar kenapa dinamakan Istana Pengangguran," ungkap Dwi Suprianto, sang pemilik kepada TIMES Indonesia, Jumat (12/2/2021).

Tampak dari depan, Istana Pengangguran seperti terlihat kedai kopi dengan nuansa outdoor hal ini tidak lepas dari bentuk bangunan yang lebih menonjolkan tiang dan atap yang transparan.

Di sela-sela tiang tersebut menyelinap ranting dan daun anggur. Bahkan sebagian juga terlihat berbuah.Kesan industrial terlihat juga dari kitchen yang dibuat menyerupai kontainer yang ditempatkan di pojok paling depan.

Meski berada di daerah pinggiran, jangan salah sangka soal menu, di Istana Pengangguran terdapat berbagai macam jenis kopi dengan metode seduhnya, mulai kopi tubruk hingga V60 tersedia. Pesona kue pancong yang legit dengan berbagai varian rasa juga disajikan.

Terlepas dari kedai kopi, keseriusan dalam membangun destinasi anggur tidak dilakukan setengah-setengah. Terbukti, di lahan seluas 2000 meter persegi tersebut terdapat 130 jenis anggur yang berasal dari negara-negara di dunia.

Kendati demikian, anggur lokal tetap menjadi prioritas. Namun agar anggur lokal dapat berkembang maka dilakukan stek dengan anggur yang berasal dari luar agar cepat berbuah. "Agar anggur lokal terus berkembang, kita harus memuliakan tanaman,"  ungkapnya.

Anggur memiliki karakteristik yang mudah untuk dibudidayakan. Hampir seluruh anggur yang dikembangkan di Istana Pengangguran menggunakan metode Tabulampot, yakni metode bertanam di dalam pot.

"Bertani tidak harus memiliki lahan luas. Buktinya kita disini menggunakan metode Tabulampot, untuk perawatannya juga mudah," paparnya.

Misi Edukasi

Prinsip senang berbagi ilmu diterapkan oleh Dwi di Istana Pengangguran. Dwi terbuka terhadap siapapun yang ingin belajar membudidayakan anggur, bahkan dia memiliki misi edukasi atas dibukanya Istana Pengangguran sejak November 2020 ini.

Sebagai buah ikonik, anggur juga menarik minat anak-anak untuk lebih kenal dekat dan tertarik untuk mempelajari cara merawat. "Ini juga sebagai sarana edukasi, anak-anak banyak yang tertarik. Untuk misi edukasi saya berikan ilmunya 100 persen gratis," ujarnya.

Sebagai pengembangan kedepan, Dwi berharap Istana Pengangguran menjadi pilot project bagi masyarakat sekitar terutama yang berada di sekitar aliran sungai kedung, dengan kesungguhan dan kreatifitas ternyata bisa menambah nilai manfaat baik dari sisi ekonomi maupun manfaat terhadap lingkungan.

Suasana kedai kopi Istana Pengangguran cPemilik Istana Pengangguran Dwi Suprianto (Foto : Ovan Setiawan/TIMES Indonesia)

"Mungkin Istana Pengangguran ini menjadi pilot project, terutama untuk masyarakat sekitar. Pengembangan kedepan harapannya bisa membangun destinasi lagi di sekitar sungai, mungkin seperti restoran apung dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat juga bisa merasakan hasilnya," tuturnya.

Sebelum dijadikan Istana Pengangguran, daerah di Sungai Kedung Pakis Kabupaten Malang ini memiliki masa lalu suram sehingga banyak dihindari oleh warga, mulai dari tempat untuk minum-minuman keras hingga lokasi muda-mudi untuk pacaran karena lokasinya yang rimbun dan gelap. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES