Peristiwa Daerah

Rayakan Imlek 2021, Warga Etnis Tionghoa di Malang Kenang Gus Dur

Jumat, 12 Februari 2021 - 16:40 | 75.50k
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Malang Kota Dr dr H Sugiharta Tandya SpPK merayakan Imlek 2021 bersama keluarganya. (Foto: Dr Tandya for TIMES Indonesia)
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Malang Kota Dr dr H Sugiharta Tandya SpPK merayakan Imlek 2021 bersama keluarganya. (Foto: Dr Tandya for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Warga etnis Tionghoa di Kota Malang, Jawa Timur yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Malang Kota dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Malang Raya mengenang peran Gus Dur saat memperjuangkan perayaan Imlek di Indonesia.

Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia memang semakin semarak dan gebyar berkat KH Abdurrahman Wahid. Presiden keempat Republik Indonesia ini membolehkan warga Indonesia beretnis Tionghoa merayakan Imlek.

Dilansir dari Kompas.com, KH Abdurrahman Wahid menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000. Secara otomatis, Inpres Nomor 14 Tahun 1967 era Soeharto yang melarang perayaan Imlek secara terbuka.

Pasca Gus Dur mengeluarkan Keppres tersebut, kemeriahan perayaan Imlek akhirnya bisa dirasakan di Indonesia. Atraksi barongsai mulai terbuka di publik, lampion gantung dimana-mana, hiasan angpao banjiri pertokoan dan identik dengan nuansa warna merah.

Malang-Imlek-2.jpg

"Setelah dibuka oleh Gus Dur, ada kegembiraan. Gus Dur bagi kami adalah Bapak Tionghoa dan Bapak Bangsa. Kami sangat berterimakasih," kata Ketua PSMTI Malang Kota yang juga Ketua PITI Malang Raya Dr dr H Sugiharta Tandya SpPK kepada TIMES Indonesia, Jumat (12/2/2021).

Menurutnya, Gus Dur adalah tokoh yang memberikan sumbangsih besar kepada warga Indonesia beretnis Tionghoa. Sebab, yang diperjuangkan Gus Dur hingga kini bisa dirasakan nikmatnya terutama saat perayaan Tahun Baru Imlek. 

Tandya mengenang saat perayaan Imlek di era Presiden Soeharto, tidak ada semarak dan gebyar rakyat. Masyarakat Tionghoa diminta merayakan di kalangan internal saja, tidak boleh di permukaan publik. "Tanpa Gus Dur tidak akan ada kemeriahan sama sekali," imbuhnya.

Pihaknya juga menilai bahwa semarak perayaan Imlek akan berdampak pula terhadap perputaran perekonomian masyarakat. Namun karena kondisi pandemi Covid-19 ini, perayaan hanya bisa dilakukan secara terbatas.

Sebagian besar masyarakat etnis Tionghoa di Kota Malang merayakan Tahun Baru Imlek 2021 bersama keluarga dan terbatas sesuai anjuran Pemerintah. Tandya mendukungnya dan memberikan contoh dengan merayakan bersama keluarga sesuai protokol kesehatan Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES