Kuliner

Kesulitan Cari Kerja, Sarjana Muda Ini Kembangkan Bisnis Kuliner Rendang Ambolapa

Jumat, 12 Februari 2021 - 05:06 | 71.81k
Kedai Rendang Ambolapa yang berada di Jalan Gajayana No 19 A Kota Malang. (Foto: Rendang Ambolapa)
Kedai Rendang Ambolapa yang berada di Jalan Gajayana No 19 A Kota Malang. (Foto: Rendang Ambolapa)

TIMESINDONESIA, MALANG – Berbisnis di bidang kuliner Rendang Ambolapa menjadi pilihan Sandyo Pandapotan Cesar. Sarjana muda jurusan Ilmu Kelautan di salah satu perguruan tinggi di Kota Malang itu mengaku harus memutar otak agar bisnisnya berjalan di tengah sulitnya mencari pekerjaan saat pandemi Covid-19.

Kedai Rendang Ambolapa ini berada di Jalan Gajayana No 19 A, Kota Malang. Berbagai testimoni dan pilihan menu bisa dicek melalui akun Instagram @Rendang_Ambolapa.

Sandyo selaku owner mengaku kesulitan mencari pekerjaan di tengah pandemi Covid-19. Terinspirasi dari temannya bernama Wahyu, ia kemudian berinisiatif membuka bisnis kuliner.

Keduanya adalah kawan satu kost di Malang. Mereka sama-sama sarjana muda yang baru lulus saat Corona. Memulai bisnis kuliner ini sejak September 2020 lalu, tepat saat pandemi Covid-19.

"Kami berdua lulus disaat pandemi, sehingga membuat kami sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Awalnya Wahyu dapat daging kurban saat Idul Adha. Lalu, dia mencoba memasak rendang karena dia memang lihai memasak. Dari situ lah awal mula kami berpikir untuk membuka usaha," tuturnya.

Rendang-Ambolapa-2.jpg

Untungnya, Sandyo memiliki tabungan. Selama menjadi mahasiswa, ia rajin menabung. Hasil tabungan itu lah yang dibuat modal. "Memang tidak terlalu besar, kurang lebih terkumpul Rp 15 juta," imbuhnya.

Dirinya melihat peluang bisnis di Kota Pendidikan ini karena juga dikenal dengan wisata kuliner. Banyak mahasiswa dan wisatawan yang datang untuk berwisata dan menikmati hidangan.

Adanya kebijakan pemerintah yang menerapkan PPKM Mikro ditangkap positif olehnya. Sebab, ia berpikir itu adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan kasus Covid-19.

Kendati demikian, ia harus memutar kembali kreativitas dan inovasi untuk pemasaran dagangannya. Melalui digital, ia bersama tim memasarkan secara online.

"Intinya mau jemput bola, promosi sana sini. Optimalkan lewat media digital memanfaatkan grab, go food atau e-commerce lainnya. Untungnya masakan rendang ini bisa tahan lama, jadi bisa dikirim keluar kota," bebernya.

Bisnis yang ia jalani bisa dikatakan baru. Sebab itu, ia belum bisa memastikan terkait omzet bulanannya. Segmennya yang diutamakan adalah kalangan mahasiswa dan wisatawan.

Rendang-Ambolapa-3.jpg

Sandyo sengaja mengambil nama Ambolapa yang berarti Saya Lapar. "Nama usaha Ambolapa adalah berasal dari Bahasa Minangkabau, artinya Saya Lapar. Berharap jika orang lapar akan mampir di kedai Kami," terang Sandyo.

Sandyo menceritakan dirinya berjualan rendang yang menyehatkan karena memakai bumbu orisinil dan tanpa bahan pengawet. Ia menjamin semua masakannya masih fresh.

Selain usaha yang sudah menjadi barang pasti mencari keuntungan, ia juga ingin sekaligus beramal. Setiap pengunjung yang berpuasa Senin-Kamis berhak mendapatkan promo makan gratis. 

"Kami membuat gratis buka puasa untuk teman-teman yang berpuasa Senin-Kamis. Tidak sampai disitu kami membuka kesempatan untuk teman-teman yang mau berdonasi. Jadi teman-teman bisa mengirimkan donasi ke kami dari hari Sabtu sampai Hari Kamis. Lalu uang yang terkumpul dijadikan masakan rendang pada hari Jumatnya. Yang perlu dicatat kami tidak mengambil untung sedikitpun jika untuk donasi seperti ini. Teman-teman sumbang materinya, kami sumbang tenaganya," terangnya.

Kedai Rendang Ambolapa miliknya menawarkan dua menu andalan, yaitu Rendang Daging Sapi dan Nasi Martabak Rendang. Untuk minuman yaitu Teh Talua. "Untuk makanan kami start dari Rp 10 ribuan sampai Rp 14 ribuan," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES