Kopi TIMES

Kelola Keuangan Masa Pandemi untuk Generasi Sandwich

Kamis, 11 Februari 2021 - 08:28 | 74.78k
Luky Patricia Widianingsih, S.E., M.SA
Luky Patricia Widianingsih, S.E., M.SA

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Masa pandemi COVID-19 memberikan dampak bagi kondisi keuangan. Beberapa hal yang mungkin terjadi seperti terjadi penyesuaian jumlah pendapatan yang biasa diterima, ada yang gajinya turun, ada yang mengalami penyesuaian yang tidak signifikan, ataupun pemutusan hubungan kerja yang mengakibatkan berhentinya pendapatan.

Selain penyesuaian pendapatan, pengeluaran juga menjadi bertambah untuk protokol kesehatan, membeli hand sanitizer, masker, pemeriksaan kesehatan, dan biaya tambahan untuk healthy living khususnya bagi orang tua, membeli perangkat belajar online, hingga kuota internet.

Pengelolaan keuangan menjadi hal yang sangat perlu mendapatkan perhatian khusus agar tetap bisa bertahan di masa pandemi ini. Pengaturan kembali atau realokasi mengenai anggaran keuangan bulanan sangat diperlukan di masa ini. Hal ini juga menjadi sesuatu yang penting bagi Generasi Sandwich. Generasi Sandwich adalah gambaran mengenai seseorang yang berada dalam kondisi menanggung beban keuangan yang cukup berat bagi generasi di atasnya (orang tua) dan di bawahnya (umumnya anak, namun tak jarang juga keponakan yang bergantung secara finansial).

Kondisi seperti ini dapat terjadi karena generasi atas kurang menyusun perencanaan keuangan ketika memasuki kehidupan pada masa non-produktif (misal: dana pensiun, penghasilan pasif), sementara generasi bawah masih berada pada kondisi bergantung sepenuhnya pada generasi antara (sandwich). Dalam kondisi seperti ini, Generasi Sandwich memiliki tanggungan atau beban keuangan yang berat, karena penghasilan yang dimiliki digunakan untuk mengakomodir biaya hidup generasi di atas dan di bawahnya.

Lalu apa yang dapat dilakukan, mari simak beberapa hal berikut ini:

1. KONTROL PEMASUKAN.

Lakukan dengan optimalisasi pemanfaatan Total Penghasilan dan mencari peluang penghasilan tambahan (jika perlu). Optimalisasi artinya setiap pos pengeluaran tetap harus berhasil didanai dari Total Penghasilan. No besar pasak daripada tiang. No menambah utang (apalagi utang konsumtif).

2.    KONTROL PENGELUARAN

Lakukan dengan cost reduction or cost elimination.

Review kembali dengan seksama setiap biaya yang dikeluarkan, adakah pos-pos pengeluaran yang bisa dikurangi porsinya (diturunkan), atau bahkan dihilangkan (artinya pengeluaran tersebut bisa saja tidak terjadi lagi). Contoh, alokasi untuk Playing mungkin bisa dieliminasi dulu. Selain itu, tahan dulu juga capital expenditure, pengeluaran-pengeluaran besar seperti untuk investasi dan aset karena memiliki cash money jauh lebih bernilai pada saat ini.

3.    RE-ALOKASI KOMPOSISI POS

Sederhananya, pos Living (sebelum pandemi mungkin pada kisaran 50-60% - setelahnya jangan-jangan menjadi 80% dari total penghasilan karena ada ekstra biaya yang harus dikeluarkan), maka pos besar lainnya juga harus disesuaikan. Pos saving (sebelumnya 10-20%, kini mungkin hanya bisa 10%), dan pos playing (sebelumnya 20%, kini pada masa sulit ini mungkin dapat di 0% dulu). Porsi dana untuk generasi atas (orangtua) yang umumnya diletakkan di pos dana sosial, karena ini generasi sandwich (artinya ini merupakan sesuatu yang wajib) maka harus masuk ke alokasi pos wajib yang dikeluarkan (naik ke pos Living). Manfaat Asuransi kesehatan bagi orangtua juga menjadi sangat penting dalam situasi waspada ini.

4.    Tetap memperhatikan dengan DANA DARURAT

Tetaplah bertahan untuk tetap dapat menyisihkan porsi dana ini karena akan sangat bermanfaat di situasi sulit. Dana darurat single person sekitar 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan, jika sudah berkeluarga apalagi harus menanggung generasi lainnya maka harus disesuaikan dengan jumlah tanggungan dan jumlah pengeluaran per person-nya, minimal 12 kali kebutuhan perbulannya tersedia dana ini. Yang perlu diingat juga adalah dana darurat sifatnya harus likuid, sangat mudah dicairkan, sehingga dapat menjadi penolong saat darurat.  

5.    BANGUN TEAMWORK

Bangun teamwork yang kuat dalam keluarga. Situasi “prihatin” saat ini berdampak ke semua aspek dan dan semua individu dalam keluarga. Pengelolaan dan kontrol keuangan hanya dapat dicapai jika semua individu disiplin dan komitmen pada tujuan bersama keuangan keluarga. Bicara dari hati ke hati untuk dapat saling menguatkan. Bangun imun terbaik dengan tetap merasa cukup dan bersyukur atas kesehatan dan kekuatan yang ada saat ini.

Putuskan rantai generasi sandwich ini melalui pengelolaan keuangan yang tertata sejak awal. Anda bisa memulainya dari sekarang agar anak cucu sehat dan sejahtera secara finansial.  Jadikan momen Pandemi sebagai refleksi terbaik untuk melangkah lebih tertata dan lebih baik di semua aspek. Jangan hentikan mimpi dan cita-cita hanya karena keterbatasan yang dihadapi saat pandemi. Anda hanya perlu tahu bagaimana melakukannya dengan cara yang baru. Rencana tidak akan memberikan hasil jika Anda tidak mengeksekusinya. Jadi mari ubah rencana keuangan keluargamu menjadi sesuatu aksi nyata, sekarang, saat ini, agar sejahtera keluargamu. 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES