Kesehatan UIN Malang

Pil Diet Dalam Kesehatan, Waspadai Efeknya

Rabu, 10 Februari 2021 - 14:23 | 55.96k
Apt. Rahmi Annisa, S.Farm.,M.Farm, Dosen Prodi Farmasi FKIK UIN Maliki Malang. (Foto: Rahmi Annisa For TIMES Indonesia)
Apt. Rahmi Annisa, S.Farm.,M.Farm, Dosen Prodi Farmasi FKIK UIN Maliki Malang. (Foto: Rahmi Annisa For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Apt. Rahmi Annisa, S.Farm.,M.Farm, Dosen Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) ungkap penggunaan pil diet dalam kesehatan.

"Penggunaan pil diet harus berada pada pengawasan apoteker dengan mengikuti durasi penggunaan dan dosis berdasarkan obat resep yang telah diberikan oleh dokter," ujar Apt. Rahmi Annisa kepada TIMES Indonesia, Rabu (10/2/2021).

Rahmi Annisa 2

Anggota Ikatan Apoteker Indonesia cabang Kota Malang ini menuturkan, senyawa aktif banyak digunakan dalam formulasi pil diet, baik senyawa aktif sintetik maupun senyawa aktif yang berasal dari bahan alam.

Senyawa sintetik yang digunakan dalam formulasi pil diet adalah obat golongan gastrointestinal lipase inhibitor, contohnya adalah Orlistat. Orlistat dapat digunakan untuk membantu menghambat penyerapan lemak yang dikonsumsi. 

Senyawa yang berasal dari bahan alam saat ini sudah banyak di teliti dan di produksi menjadi jamu dan obat herbal terstandar. Bahan utama dalam pembuatan pil diet pada senyawa-senyawa bahan alam yaitu kayu manis, jahe, gingseng, lada hitam, jintan, kapulaga, daun jati belanda dan lain sebagainya.

"Dalam mengkonsumsi pil diet, dapat menimbulkan berbagai macam efek samping seperti nyeri abdomen, diare, nyeri rektal, gangguan gigi dan ginggiva, infeksi saluran napas atas, dan masih banyak lagi, dengan mengonsumsi pil diet herbal dapat meminimalisir efek samping dibandingkan dengan penggunaan pil diet sintetik," sambungnya.

Ia juga menuturkan, ketika ingin menurunkan berat badan, seseorang harus bijak dalam menggunakan pil diet. Apabila memiliki indeks massa tubuh obesitas maka ia harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk penggunaan pil diet tersebut.

Selain penggunaan pil diet, seseorang dapat mencoba terapi non farmakologi seperti melakukan olahraga ringan secara teratur minimal 30 menit sehari, minum air putih sebelum makan, makan secara perlahan dengan mengkonsumsi makanan yang tepat seperti makanan berprotein tinggi dan berserat dan tetap beristirahat yang cukup.

"Seseorang dapat menghitung indeks massa tubuh dengan cara berat badan (kg) dibagi dua kali tinggi badan (m). Dengan mengetahui indeks massa tubuh, maka seseorang dapat mempertimbangkan penggunaan pil diet bagi kesehatannya," pungkas Dosen Prodi Farmasi UIN Maliki Malang ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES