Kopi TIMES

Asesmen Nonkognitif dalam PJJ, Pentingkah?

Selasa, 09 Februari 2021 - 15:27 | 90.02k
Dony Purnomo, S.Pd; Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.
Dony Purnomo, S.Pd; Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.

TIMESINDONESIA, WONOGIRI – Pembelajaran jarak jauh sudah hampir setahun dilaksanakan. Sejak Covid-19 melanda Indonesia bulan Maret 2020 lalu, semua kegiatan pembelajaran beralih menjadi pembelajaran jarak jauh.

Dalam pembelajaran jarak jauh ini memiliki aneka tanggapan. Bagi peserta didik yang memiliki fasilitas mumpuni serta kondisi ekonomi menengah ke atas tak begitu masalah dengan PJJ namun sebaliknya bagi peserta didik yang memiliki fasilitas minim serta kondisi ekonomi menengah ke bawah mereka terseok-seok untuk mengikuti PJJ.

Pada saat PJJ seringkali terjadi kendala yaitu partisipasi peserta didik yang bervariasi. Kadangkala peserta didik mengikuti PJJ kadangkala ada peserta didik yang sama sekali tidak mengikuti PJJ sehingga kondisi ini menjadikan kendala bagi guru dan peserta didik. Bagi guru mengalami kesulitan saat memberikan penilaian dan bagi peserta didik mengalami kesulitan saat pemenuhan KKM yang telah ditetapkan. Kondisi ini bak buah simalakama bagi guru, jika peserta didik tidak dituntaskan KKM menyalahi tuntutan kurikulum jika dituntaskan begitu saja maka akan menciderai proses pendidikan yang sesungguhnya.

Kondisi PJJ bukanlah hal yang mudah bagi guru, peserta didik dan orangtua. Dari sisi guru, saat PJJ harus menyelenggarakan pembelajaran dengan kondisi peserta didik yang tersebar diberbagai tempat dengan berbagai kendala yang dihadapi. Bagi  peserta didik harus mampu mengikuti ritme pembelajaran yang diselenggarakan guru dengan berbagai keterbatasan fasilitas dan kondisi ekonomi. Sedangkan dari sisi orangtua harus mampu mendampingi peserta didik dan menyediakan fasilitas pembelajaran secara daring ditengah wabah yang serba sulit ini.

Inti permasalahan yang sering muncul dalam PJJ adalah tidak adanya keselarasan antara guru, peserta didik dan orangtua dalam pelaksanaan PJJ. Guru menerapkan metode pembelajaran tertentu namun peserta didik tidak dapat mengikuti karena keterbatasan yang dialami oleh peserta didik sedangkan orangtua tak peduli dengan kendala yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran.

Kendala guru, peserta didik, dan orangtua perlu dijembatani dengan adanya asesmen non- kognitif. Mengapa asesmen nonkognitif? Karena dengan adanya asesmen nonkognitifdapat memotret kondisi  serta kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga terjadi kesepahaman antara guru, orangtua dan peserta didik dalam kegiatan PJJ.  

Asesmen nonkognitifperlu dilakukan sebelum pembelajaran agar guru mengetahui kesejahteraan psikologi dan emosional peserta didik, aktivitas peserta didik selama belajar di rumah dan kondisi keluarga peserta didik. Ketika guru telah mengetahui kondisi peserta didik selanjutnya dapat mengambil langkah pembelajaran dengan menyesuaikan kondisi peserta didik.

Dalam menyusun asesmen nonkognitif ini diperlukan keterampilan guru dalam menyusun pertanyaan yang mendalam agar mendapatkan gambaran secara mendalam mengani kondisi peserta didik.  Teknis pelaksanaannya guru dapat mememotret kondisi psikologi, aktivitas peserta didik di rumah serta kondisi keluarga melalui berbagai pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik. Untuk mendapatkan informasi yang valid, guru juga dapat memberikan pertanyaan kepada orangtua.

Kegiatan pembelajaran  dalam masa pandemi ini perlu adanya kerjasama yanga baik antara orangtua, peserta didik dan guru. Orangtua memahami perannya dalam memantau pembelajaran anaknya di rumah, peserta didik memhami tugasnya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang baik dan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik dan selalu berorientasi kepada pencapaian peserta didik. Dengan kerjasama yang baik antara ketiganya kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 

***

*) Oleh: Dony Purnomo, S.Pd; Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro, Wonogiri, Jawa Tengah.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES