Kopi TIMES

Vaksin Pendidikan Indonesia

Senin, 08 Februari 2021 - 23:12 | 57.79k
Dr. Asep Totoh,SE., MM; Dosen Ma’soem University.
Dr. Asep Totoh,SE., MM; Dosen Ma’soem University.

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Pandemi COVID-19 hampir genap setahun berlalu sejak Maret 2020, hampir semua satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dipaksa melakukan adaptasi dalam pelayanan pendidikan kepada siswanya. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) kembali menjadi pilihan sebagai solusi mengawali awal pembelajaran semester genap di Januari 2021.

Semuanya itu demi untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona yang sampai sekarang belum diketahui kapan akan berakhir. Harus diakui jika pandemi Covid-19 memberikan persoalan dan dampak yang cukup pelik bagi dunia pendidikan. Sistem pendidikan jelas menjadi terganggu, dampak yang dihasilkan dari permasalahan ini memengaruhi kualitas pendidikan yang sedang berjalan. Tidak hanya itu, efeknya pun disinyalir akan berdampak pada arah kebijakan pendidikan Indonesia beberapa tahun ke depan.

Sisi lain pendidikan pandemi telah membawa hikmah saat ini dan nanti ketika pandemi berakhir. Salah satu hal yang menjadi kebiasaan baru masyarakat adalah kemampuan untuk bisa beraktivitas di mana saja. Bagaimana mulai saat ini orang-orang akan terbiasa dengan digitalisasi dan dipaksa untuk bisa beradaptasi dan berinovasi dalam pendidikan.

Gerak cepat memang terus dilakukan Kemendikbud dengan beberapa kementrian lainnya untuk mencari solusi agar permasalahan pada sektor pendidikan tidak semakin besar. Dalam kondisi pandemi ini ada dua hal yang menjadi kunci dalam mencari solusi, yakni mitigasi krisis pembelajaran dan mitigasi krisis ekonomi di sektor pendidikan.

Apresiasi atas kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah berupaya merumuskan kebijakan-kebijakan inovatif dan adaptif, menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Di mana pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, distribusi bantuan kuota pendidikan kepada guru dan pelajar/mahasiswa, dan realisasi program Merdeka Belajar lainnya.

Memasuki tahun 2021, ada empat strategi utama Kemendikbud dalam menunjang pendidikan dan kebudayaan di masa pandemi, yakni: Pertama. Pembangunan infrastruktur dan teknologi. Kedua, Penguatan kebijakan, prosedur, dan pendanaan; Ketiga. Penguatan kepemimpinan, masyarakat, dan kebudayaan; dan Keempat. Penguatan kurikulum, pedagogi, dan asesmen. Semua kebijakan tersebut muaranya pada upaya menghadirkan transformasi yang bermakna dan membawa bangsa ini kepada kemajuan.

Selanjutnya, Kemendikbud membuat rancangan prioritas program Merdeka Belajar tahun 2021 ini berfokus pada delapan hal prioritas yaitu Optimalisasi bantuan pembiayaan pendidikan; Digitalisasi sekolah; Pembinaan prestasi, talenta, dan karakter peserta didik; Melakukan pendidikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan; Peningkatan kurikulum dan asesmen; Revitalisas pendidikan vokasi; Realisasi program Kampus Merdeka; serta Pemajuan kebudayaan dan bahasa. 

Tak ayal jika delapan prioritas itu cukup kompleks dan saling berkaitan satu sama lain. Delapan prioritas program Merdeka Bekajar ini pun bisa menjadi paket vaksin pendidikan yang akan diberikan untuk menguatkan imunitas dunia pendidikan Indonesia agar kegiatan belajar-mengajar tahun akademik 2021 tetap berjalan, sekalipun di masa pandemik.

Senyatanya proses mencerdaskan kehidupan bangsa itu jelas membutuhkan optimisme yang tinggi di masa-masa darurat seperti ini, seperti optimismenya Mas Menteri yang terus gulirkan dalam berbagai kesempatan. Rasa optimistis itu hadir dalam berbagai terobosan dan inovasi yang dicetuskan Kemendikbud, sekolah, maupun perguruan tinggi. Sebuah keyakinan jika pandemi bukan menjadi penghalang untuk terus berupaya melakukan terobosan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

SDM Unggul

Harus dipahami bersama dalam prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi COVID-19 jika kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran. Dan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi COVID-19.

Langkah-langkah strategis pemerintah yang kreatif, inovatif dan adaptif juga out of the box diyakini akan benar-benar bisa menjadi vaksin pendidikan yang akan diberikan untuk menguatkan imunitas dunia pendidikan Indonesia kita sekalipun diuji pandemik yang berkepanjangan.

Sebuah optimisme jika pandemi ini akan segera berlalu, terlebih program vaksinasi telah berjalan sekalipun memakan waktu yang relatif lama. 
Maka tugas negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan amanat para pendiri bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Hal selanjutnya menjadi penting dan strategis untuk dilaksanakan agar proses pendidikan tetap berjalan adalah gotong royong semua pihak dan konsekuensi dari Kemendikbud beserta pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, dinas setempat, dan pihak sekolah agar tidak hanya menjalankan tugas struktural semata.

Menjadi harapan kita semua jika outcomes dari proses pendidikan yang panjang ini adalah manusia berkualitas dan unggul yang berdaya guna memberikan kebermanfaatan. Kita sadari betul bahwa proses pendidikan pada hakikatnya adalah membentuk manusia yang beradab, berakhlak, juga memiliki kapasitas intelektual unggul dan berdaya saing secara lokal, nasional, maupun global. Oleh sebab itu, pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam proses pendidikan menjadi hal yang fundamental.

Alhasil, semua pihak harus mengedepankan kepentingan pendidikan yang lebih luas dan mendasar. Yakni, masa depan generasi muda bangsa kita di masa mendatang. Pendidikan terbaik generasi mendatang penting karena pendidikan membentuk watak dan kepribadian, Sosialisasi, Integrasi sosial, Penempatan sosial, dan Inovasi sosial. Dan, pembelajaran dalam menjalani masa-masa sulit dan kegagalan diyakini akan memberikan pelajaran penting yang bisa memperkuat masing-masing individu.

***

*) Oleh: Dr. Asep Totoh,SE., MM; Dosen Ma’soem University.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES