Kopi TIMES

Beberapa Sektor Perekonomian Jabar 'Kebal' Pandemi Covid-19

Senin, 08 Februari 2021 - 21:35 | 82.33k
Rr Vincie Apriany, Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jabar dan Alumnus STIS Jakarta.
Rr Vincie Apriany, Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jabar dan Alumnus STIS Jakarta.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jumat 5 Februari 2021 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat resmi mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Tahun 2020.

Dalam rilis tersebut, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat (PDRB Jabar) pada 2020 terkontraksi menjadi -2,44 persen, di atas kontraksi pertumbuhan ekonomi Nasional (-2,07 persen). Pertumbuhan ekonomi minus tersebut mengulang sejarah kelam dua dekade silam yang membawa pertumbuhan ekonomi Jawa Barat berada di titik terendah sepanjang sejarah, yaitu -17,77 persen pada 1998 (Jawa Barat Dalam Angka 1999) yang diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi dan moneter. 

Sedangkan kontraksi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat 2020 disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang membatasi ruang gerak sebagian besar sektor-sektor perekonomian di Jawa Barat. Namun demikian, berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Barat, beberapa sektor perekonomian masih tergolong “kebal” terhadap pandemi COVID-19. Lantas, apa saja sektor-sektor perekonomian di Jawa Barat yang masih “kebal” terhadap pandemi COVID-19?

Pertanian

Berdasarkan struktur PDRB Jabar Tahun 2020, sebesar 78,37 persen perekonomian Jabar berasal dari Industri Pengolahan, Perdagangan, Pertanian, Konstruksi dan Transportasi. Dari kelima sektor dominan yang memberikan kontribusi ke perekonomian Jabar, hanya Pertanian saja yang berhasil menunjukkan kinerja pertumbuhan positif yaitu sebesar 2,29 persen. Kinerja positif Pertanian Jabar lebih tinggi bila dibandingkan dengan kinerja pertumbuhan Pertanian pada tingkat Nasional (1,75 persen). 

Kinerja positif Pertanian Jabar antara lain disebabkan terjadinya peningkatan produksi padi pada 2020 dengan kontribusi peningkatan produksi gabah kering pada musim panen di Kabupaten Karawang sebagai salah satu lumbung padi Jabar yang berhasil mencapai target. Selain Kabupaten Karawang, terjadi peningkatan luas lahan pertanian di Kabupaten Cirebon serta terjadi peningkatan ekspor produk hortikultura Jabar selama masa pandemi COVID-19.

Sektor-sektor non-Dominan

Sektor-sektor perekonomian lainnya yang tidak dominan menyumbang PDRB Jabar Tahun 2020 sebesar 21,63 persen. Terdapat 5 sektor-sektor perekonomian tidak dominan yang justru berkinerja positif pada masa kontraksi pertumbuhan ekonomi Jabar 2020 akibat pandemi COVID-19. Kelima sektor-sektor perekonomian tersebut, yaitu: Informasi  dan Komunikasi (34,64 persen), Pengadaan Air (10,80 persen), Jasa Pendidikan (6,69 persen), Real Estate (1,92 persen) serta Jasa Keuangan dan Asuransi (1,15 persen). 

Pada masa pandemi COVID-19 selama kurun waktu 2020 sebagian besar warga Jabar melakukan pekerjaan dari rumah (WFH) dan Mahasiswa serta Pejajar juga melakukan aktivitas kuliah dan belajar dari rumah (SFH). Maka tak khayal lagi permintaan (demand) terhadap terhadap perlengkapan informasi dan komunikasi (Infokom) mutlak diperlukan guna menunjang keberhasilan aktivitas pekerjaan, kuliah dan belajar dari rumah.

Peningkatan penggunaan media online juga meningkat pada pekerjaan yang seperti biasanya dilakukan di perkantoran (WFO), baik penggunaan media online untuk rapat-rapat dan webinar-webinar yang kerap dilaksanakan karena tanpa batasan wilayah, ruang dan waktu.

Walaupun menurut data struktur PDRB Jabar 2020, kontribusi Infokom 3,93 persen, namun peningkatan penggunaan media online selama masa pandemi COVID-19 berdampak positif pada kinerja ekonomi digital (Infokom) di Jabar pada 2020 lalu, yaitu sebesar 34,64 persen. Kinerja positif Infokom Jabar ini bahkan lebih dari tiga kali lipat bila dibandingkan dengan kinerja positif Infokom Nasional (10,58 persen). 

Sektor perekonomian berkinerja positif terbesar kedua adalah Pengadaan Air. Walaupun Pengadaan Air memiliki kontribusi paling kecil dalam pembentukan PDRB Jabar 2020 yaitu 0,1 persen, namun sektor ini mampu bertumbuh sebesar 10,8 persen. Bahkan, kinerja sektor perekonomian Jabar ini lebih besar dua kali lipat dibandingkan dengan kinerja Pengadaan Air pada PDB Nasional (4,94 persen). Peningkatan volume dan pendapatan dari Pengadaan Air Bersih salah satunya disebabkan oleh himbauan dan kebiasaan 3M, yaitu: Mencuci Tangan dengan sabun pada masa pandemi COVID-19. 

Selain Pengadaan Air, Jasa Pendidikan Jabar merupakan sektor perekonomian yang berkinerja positif (6,69 persen) lebih besar hampir tiga kali lipat bila dibandingkan dengan level PDB Nasional (2,63 persen). Sedangkan, sektor perekonomian Jabar non-dominan kelima dan keenam namun berkinerja positif pada masa pandemi COVID-19 adalah Real Estate (1,92 persen) serta Jasa Keuangan dan Asuransi (1,15 persen).

Berdasarkan deskripsi di atas, kiranya Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota se-Jawa Barat perlu merumuskan kebijakan strategis dalam upaya memperbaiki kinerja perekonomian sektoral terutama sektor-sektor perekonomian yang membentuk PDRB Jabar secara dominan seperti Industri Pengolahan, Perdagangan, Konstruksi dan Transportasi agar 'kebal' pandemi COVID-19. 

***

*) Oleh: Rr Vincie Apriany, Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Jabar dan Alumnus STIS Jakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES