Kopi TIMES

Pentingnya Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

Selasa, 09 Februari 2021 - 00:55 | 4.27m
Abdul Lathif Anshori, M.Pd.; Dosen Kewarganegaraan fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Abdul Lathif Anshori, M.Pd.; Dosen Kewarganegaraan fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ada di perguruan tinggi. Mata kuliah Kewarganegaraan (Civic Education) pada masa sekarang haruslah betul-betul dimaknai sebagai jalan yang diharapkan akan mampu mengantarkan mahasiswa dan khususnya bangsa Indonesia menciptakan demokrasi, good governance, negara hukum dan masyarakat madani di Indonesia sebagaimana yang di idealkan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. 

Peningkatan kualitas keilmuan dan wawasan mengenai kepentingan publik dan kewarganegaraan serta mengerti problematika kontemporer bangsa dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di era global, sehingga para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan bangsa, mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap pemecahan masalah, bukan menjadi bagian dari problem itu sendiri.  

Terbentuknya mahasiswa selaku warga negara yang memiliki wawasan dan keilmuan, sikap dan perilaku yang berparadigma Pancasila, Nasionalisme Indonesia yang tepat, berindentitas nasional, memberikan konstribusi bagi pembangunan bangsa dan negara dalam konsep negara bangsa Indonesia. Pemahaman akan sistem politik dan sistem pemerintahan Indonesia yang konstitusional akan mampu memberikan arti penting bagi mahasiswa dan setiap warga negara dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara yang konstitusional. 

Mata kuliah ini, juga diharapakan mampu membentuk sikap dan perilaku  mahasiswa yang mengerti dan menghargai Hak Asasi Manusia, dalam koridor penunaikan hak dan kewajiban tiap individu sebagai warga negara Indonesia juga sebagai masyarakat madani (civil society)  yang baik dan terdidik (smart and good citizen) dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang demokratis. 

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Lalu apa yang dimaksud dengan manusia yang berkualitas?, yang dimaksud dengan kualitas adalah manusia beriman dan yang bertaqwa kapada Tuhan yang maha kuasa, berbudi pekerti luhur, mampu bekerja mandiri, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin tinggi, memiliki etos kerja,  professional, memilki  tanggung  jawab,  produktif serta  sehat jasmani  dan rohaninya. Sedangkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Membentuk pola sikap dan perilaku mahasiswa untuk menjadi warga Negara yang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara (NKRI). 2. Membentuk mahasiswa menjadi warga Negara yang baik. 

Hakikat Kewarganegaraan

Dikutip dari majalah The Citizen dan Civics, pada tahun 1886, karya Hendry Randall waite, Civics dapat diartikan sebagai ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi. Sedangkan teorinya Edmonson di tahun 1958 merumuskan, civics adalah sebagai cabang ilmu politik yang membahas hak dan kewajiban warga dari sebuah negara.

Negara kita Indonesia telah menggariskan bahwa Pendidikan kewarganegaraan ini sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian yang wajib diberikan pada setiap fakultas, jurusan, ataupun progam studi di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Negara-negara di dunia juga menambahkan Pendidikan kewarganegaraan pada filosofi negara masing-masing. Begitu pula Indonesia, berbasis filosofi Pancasila.

Pendidikan kewarganegaraan sangat erat kaitannya dengan pengembangan kemampuan intelektual dan partisipasi mahasiswa sebagai warganegara. Pendidikan kewarganegaraan merupakan model pendidikan yang mengajarkan pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan berbangsa dan bernegara kepada warganegara yang erat kaitannya dengan hak dan kewajibannya.

Ditinjau dari kata, pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu civics. Istilah civics sendiri berarti kewarganegaraan. Secara historis kata civics menurut Komalina dan Syaifullah (2008:59) merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yakni civicus, yang berarti penduduk sipil (citizen) yang melaksanakan kegiatan demokrasi langsung dalam polis (negara kota) atau city state. Masih secara historis, Komalina dan Syaifullah (2008:1) menyebut timbulnya pendidikan kewarganegaraan (civic education) tidak lepas dari Civic yang diajarkan di Amerika Serikat mulai tahun 1791.

Identitas Nasional

Identitas nasional dapat diartikan sebagai sifat khas yang melekat pada suatu bangsa atau yang lebih dikenal sebagai kepribadian/karakter bangsa. Sigmund Freud pernah menggariskan bahwa, “Character is striving system which underly behaviour’, yang dapat diartikan bahwa karakter itu adalah kumpulan tata nilai yang mewujudkan dalam suatu system daya juang (daya dorong) yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku. Karakter tidak dating dengan sendirinya, tetapi dibentuk dan dibangun secara sadar dan sengaja, berdasarkan jati diri masing-masing.

Identitas nasional sebagai identitas bersama suatu bangsa dapat dibentuk oleh beberapa factor, yang meliputi: primordial, sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi dan kelembagaan. Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas- identitas yang sifatnya nasional, bersifat buatan karena dibentuk dan disepakati dan sekunder karena sebelumnya sudah terdapat identitas kesukubangsaan dalam diri bangsa Indonesia.

Berikut enam identitas nasional Indonesia, meliputi: bendera, Bahasa Indonesia, lambang negara, lagu kebangsaan, semboyan negara bhineka tunggal ika dan dasar falsafah negara Pancasila.

***

*)Oleh : Abdul Lathif Anshori, M.Pd.; Dosen Kewarganegaraan fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES