Kopi TIMES

Ngopi Pagi: Niat

Selasa, 09 Februari 2021 - 07:02 | 43.18k
Noor Shodiq Askandar.
Noor Shodiq Askandar.

TIMESINDONESIA, MALANG – Sahabat ngopi pagi, membaca sebuah hadits Rasulullah saw bersabda : bahwa segala sesuatu yang kita lakukan itu akan tergantung sama niat. Oleh karena itu, setiap apa yang lakukan, maka aturlah niat terlebih dahulu, agar sesuai denga napa yang kita inginkan. Bahkan jika perlu, atas niat tersebut kita bisa mendapatkan lebih dari satu hal.

Saya teringat saat ziarah ke maqom Sunan Drajat Lamongan, adaa tulisan besar yang terpampang. Wehono mangan wong kang luwe, wehono payung wong kang kudanan, wehono klambi wong kang mudo (berilah makanan kepada orang yang kelaparan, berilah paying pada orang yang lagi kehujanan, berilah baju pada orang yang telanjang). Tiga pesan tersebut mengandung makna yang dalam, agar kita dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Kita juga diharapkan menjadi orang yang proaktif dalam menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat.

Istilah proaktif tentu berbeda dengan reaktif. Proaktif lebih bermakna manusia untuk mengambil prakarsa dalam menyelesaikan persoalan. Ada upaya untuk menjadi problem solver. Bagian dari orang yang berusaha menyelesaikan masalah. Sedang reaktif itu baru muncul retika sudah terjadi masalah. Reaktif juga seringkali berkonotasi negative, karena berkecenderungan untuk menyalahkan orang lain ketika terjadi masalah. Kondisi ini seringkali menjadikan orang yang reaktif itu kemudian menjadi trouble maker (bagian dari orang yang menghadirkan / membuat masalah).

Kembali pada persoalan niat. Atas hadits dan ulasan ini, maka sebaiknya kita menata niat yang baik atas segala hal yang akan dilakukan. Niatkanlah apa yang kita lakukan untuk memudahkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan / keinginan / harapan orang lain. Misal saat akan membuka warung / restoran, maka niatkalah untuk memudahkan bagi orang yang kelaparan untuk memenuhi hasratnya. Jual baju niatkanlah untuk memudahkan orang lain dalam usaha menutupi aurat. Jika itu yang kita lakukan, maka kita akan bisa mendapatkan setidaknya dua hal. Pertama, keuntungan karena berdagang. Kedua, pahala karena kita telah menolong orang lain.

Tidak sulit dilakukan, akan tetapi seringkali terlupakan. Manusia acapkali bisa berbuat, tetapi lupa tanpa dikawal dengan niat yang baik. Padahal niat adalah ruh yang mendasari setiap perbuatan. Sesuatu yang dilakukan tanpa niat, akan menjadi kurang dan bahkan tidak bermakna. Manusia juga bisa terombang ambing karena niat yang kurang jelas. Ketidakjelasan itu yang kemudian juga membuat arah perjalanan hidup menjadi tidak menentu.

Bagitulah niat sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw. Kalau bisa mendapatkan dua atau lebih, kenapa mencari yang satu. Kalau ada lebih dari satu kebaikan yang bisa diberikan dalam satu langkah, kenapa mesti kita hindari. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Selamat ngopi pagi sahabat semua. (*)

*) Penulis: Noor Shodiq Askandar

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES