Peristiwa Daerah

Soal Festival Santet, Disbudpar Banyuwangi Minta Klarifikasi Persatuan Dukun Nusantara

Kamis, 04 Februari 2021 - 18:20 | 136.25k
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M Yanuarto Bramuda. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M Yanuarto Bramuda. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi meminta klarifikasi soal festival santet kepada Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang baru-baru ini dibentuk di Banyuwangi yang berencana mengadakan sebuah festival santet.

Rencana festival santet ini tentunya menyita banyak perhatian publik. Bagaimana tidak, upaya pembersihan kata 'santet' di Banyuwangi sendiri telah mati-matian dilakukan Pemerintahan setempat. Segudang prestasi dan julukan Negeri Festival pun berhasil disandang oleh Banyuwangi dalam 10 tahun terakhir.

"Kita belum tahu Perdunu ini paguyuban apa. Tapi karena sudah menyangkut festival, khawatirnya masyarakat salah persepsi. Maka ini harus diklarifikasi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M Yanuarto Bramuda, Kamis (4/2/2021).

Bramuda pun angkat bicara terkait rencana pengenalan destinasi mistis dan festival santet yang akan digelar oleh Perdunu. Festival tersebut direncanakan bakal menjelaskan tentang ilmu-ilmu spiritual yang masih ada di Banyuwangi. 

"Khawatirnya salah persepsi soal festival ini yang akan dilakukan oleh Pemkab. Padahal, Pemkab tidak pernah membranding soal rencana festival (festival santet) itu," tegas Bramuda.

Untuk itu dalam waktu dekat ini, Disbudpar Banyuwangi dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) berencana memanggil Perdunu untuk dimintai klarifikasi.

"Harus dipahami bersama jika ini penting, sebab itu Pemerintah Daerah dan DKB berencana akan mengkoordinasi dan mengklarifikasi kepada teman-teman Perdunu ini," kata Bramuda.

Sepenuhnya Bramuda memahami, jika ikhtiar yang dimaksudkan dari Perdunu ini bagus. Namun, dalam 10 tahun terakhir ini Banyuwangi telah memiliki branding wisata sehat dan membuang kata 'santet' yang selanjutnya dikenal sebagai kota 'internet'.

"Karena ini masa pandemi, tidak serta-merta bisa membuat festival dan justru membuat polemik di masyarakat. Tentunya banyak syarat dan ijin yang dibutuhkan untuk itu," katanya.

Untuk penyebutan destinasi mistis, Disbudpar Banyuwangi sendiri kurang sepakat. Karena selain wisata sehat, Kabupaten Banyuwangi juga telah membranding wisata berbasis religius.

"Kami membrandingnya bukan sebagai wisata mistis, tapi wisata religi. Ada Alas Purwo dan lainnya. Seperti makam Bupati yang nantinya akan kita branding serupa," katanya.

"Banyuwangi ini image-nya sudah bagus, jangan sampai kembali ke zaman dulu. Sehingga kami mengajak seluruh masyarakat agar memahami bagaimana kondisi Banyuwangi sekarang dan yang akan datang. Branding atau kegiatan yang akan dilakukan tentunya harus berkoordinasi terlebih dahulu, agar cocok atau matching dengan promosi yang akan dilakukan kedepannya," sambung Bramuda.

Sebelumnya, Ketua Perdunu menyebutkan bahwa anggotanya terdiri dari kiai pesantren, Gus, dan para ahli ilmu spiritual.

"Jadi Perdunu ini berdiri untuk memberikan edukasi dan meluruskan apa yang menjadi persoalan di masyarakat khususnya tentang santet dan profesi dukun agar tidak salah kaprah," kata kiai Abdul Fatah Hasan atau Gus Fatah.

Menurut Gus Fatah, Perdunu adalah wadah para dukun atau ahli spiritual di nusantara untuk mengembangkan profesi yang selama ini diemban. Namun jangan salah, Perdunu bukan kumpulan dukun untuk menyakiti orang lain, melainkan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan yang tak kasat mata.

"Untuk spesifikasi dukun ini kan banyak. Ada yang menangani pengobatan non medis, penglaris usaha, mencari hari baik (nogo dino) dan pengobatan lain sesuai dengan bidang keilmuan yang diemban," ungkapnya.

Dalam waktu dekat, kata Gus Fatah, Persatuan Dukun Nusantara akan membuat kegiatan pengobatan gratis non medis bagi masyarakat Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES