Kopi TIMES

Merawat Motivasi Belajar Siswa di Tengah Pandemi Covid-19

Kamis, 04 Februari 2021 - 16:30 | 62.06k
Gerardus Kuma, S.Pd, Gr, Guru SMPN 3 Wulanggitang, Hewa, Flores Timur, NTT.
Gerardus Kuma, S.Pd, Gr, Guru SMPN 3 Wulanggitang, Hewa, Flores Timur, NTT.

TIMESINDONESIA, FLORES – Serangan Covid-19 yang menjadi ancaman kehidupan global saat ini telah mengubah tatanan hidup dunia tidak terkecuali bidang pendidikan. Di mana proses pembelajaran secara konvensional yang dijalankan selama ini harus diganti dengan pembelajaran jarak yang jauh yang bisa dijalankan secara online, off line maupun perpaduan atara keduanya.

Kini sudah 10 bulan pembelajaran dilakukan dalam jarak jauh guna mencegah penularan virus korona. Ada banyak tantangan dan kendala yang dihadapi di lapangan yang membuat pembelajaran jarak jauh ini tidak berjalan efektif. Kemendikbud mengidentifikasi resiko yang akan dihadapi bila pembelajaran dari rumah terus berjalan dalam waktu lama. Dimana anak terancam putus sekolah, proses tumbuh kembang anak akan terhambat, potensi learning loss dimana anak akan ketinggalan materi pelajaran, dan anak akan mengalami tekanan psikososial serta kekerasan dalam rumah tangga. 

Dalam berbagai kesempatan kunjungan ke rumah siswa, saya menerima banyak masukan atau lebih tepatnya keluhan dari orang tua tentang anak selama belajar dari rumah. Dalam belajar, anak lebih menuruti perintah guru ketimbang orang tua. Di mana ketika berada di rumah, lebih banyak waktu dihabiskan dengan bermain atau keluyuran daripada belajar walau sudah diingatkan oleh orang tua. Semangat belajar anak terlihat luntur di masa pandemi Covid-19 ini.

Harus diakui, jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda, proses pendidikan tidak berjalan pada rel yang sebenarnya. Urusan pendidikan lebih banyak dilimpahkan ke sekolah. Tanggung jawab mendidik anak adalah tugas guru. Peran orang tua hanya sebatas memenuhi kebutuhan anak terkait sekolah. Ketika semua kebutuhan anak terpenuhi, tanggung jawab orang tua pun tuntas.

Kultur pendidikan kita yang sepenuhnya di bawah kendali sekolah dan guru ini membuat kita kelimpungan ketika dunia pendidikan terimbas korona dan anak diharuskan belajar dari rumah. Pendidikan jarak jauh yang membatasi interaksi secara langsung antara guru dan siswa maupun sesama siswa; Ditambah lagi beban tugas sekolah yang harus dikerjakan dan rasa jenuh karena terkurung di rumah, disadari atau tidak situasi ini mengendurkan motivasi belajar siswa.

Motivasi itu sangat penting. Motivasi akan menentukan apakah seorang benar-benar belajar dengan sungguh atau sebaliknya. Dalam hal ini motivasi adalah faktor yang mendorong terjadinya perubahan perilaku seorang. Termasuk dalam belajar. Seorang siswa akan termotivasi dalam belajar apabila ada hal yang mendorongnya.

Sebagaimana dikatakan Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) bahwa motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan yang menggerakkan, mengaktifkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Jeanne Ellis Ormrod (2008: 58) menambahkan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang menghidupkan (energize), mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Lebih jauh Jeanne menjelaskan pengaruh motivasi terhadap pembelajaran dan perilaku siswa sebagai berikut (2008: 58-59). Pertama, motivasi mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Kedua, motivasi meningkatkan usaha dan energy. Motivasi menentukan apakah siswa melakukan sesuatu secara antusias atau apatis. Ketiga, motivasi meningkatkan prakarsa (inisiasi) dan kegigihan terhadap berbagai aktivitas. 

Keempat, motivasi mempengaruhi proses-proses kognitif dimana siswa akan berusaha untuk benar-benar memahami materi di kelas dan menggunakannya dalam kehidupan. Kelima, motivasi menentukan konsekuensi mana yang memberi penguatan dan menghukum. Keenam, motivasi meningkatkan performa.

Motivasi tidak selalu berasal dari dalam diri. Motivasi juga bisa karena pengaruh dari luar. Dalam hal ini ada motivasi intrinsic yaitu motivasi yang terjadi karena faktor inheren dalam diri siswa; Dan ekstrinsik yaitu motivasi yang muncul karena faktor dari luar diri, atau dalam bahasa Jeanne “motivasi yang tersituasikan” (situated motivation). 

Baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, keduanya sangat penting dalam pembelajaran. Dorongan dari dalam dan pengaruh dari luar juga berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Karena itu dalam PJJ di tengah pandemic Covid-19 ini selain menumbuhkan motivasi dalam diri siswa dan penting juga menciptakan situasi (situated motivation) yang membangkitkan semangat belajar siswa. 

Siswa tentu akan merasa semangat untuk belajar apabila ia mengetahui tujuan, memiliki minat terhadap apa yang dipelajari, dan mengenali cara terbaiknya dalam belajar. Karena itu beberapa hal berikut bisa dilakukan. Pertama, guru perlu menelusuri minat dan bakat siswa. Selanjutnya pembelajaran harus dikemas dengan strategi yang lebih menarik sesuai minat siswa. Dalam setiap tugas yang diberikan harus disertai juga dengan motivasi berupa pemberian tips-tips belajar yang baik dan atau membagikan video inspiratif yang dapat merangsang semangat belajar siswa.

Kedua, keluarga harus memberikan dukungan kepada anak dengan memenuhi kebutuhan mereka terkait pembelajaran. Dalam pembelajaran jarak jauh orang tua mau tidak mau harus menjalankan peran guru. Saat belajar dari rumah, orang tua adalah “the real teacher” bagi anaknya. Peran itu bisa dilakukan dengan mendampingi anak-anak dalam belajar dan menyiapkan tempat belajar yang aman.

Selain itu, komunikasi antara sekolah dan keluarga perlu dibangun secara intensif agar kendala yang dihadapi yang bisa melunturkan motivasi belajar siswa segera dicarikan solusi bersama. Bila kondisi ekternal yang mewadahi belajar siswa belajar tanpa kendala tercipta, niscaya motivasi belajar siswa di era pandemic Covid-19 ini tetap terus terawat.

Di atas semua itu, perlu dibangun pemahaman dalam diri siswa bahwa dalam pembelajaran jarak jauh kendali pembelajaran ada di tangan mereka. Pembelajaran di era pandemic Covid-19 ini nuansanya berbeda dengan era sebelumnya. Dalam kondisi ini siswa harus lebih proaktif dalam mencari dan mengakses sumber belajar.

Untuk itu siswa perlu membuat agenda belajar sendiri. Agenda belajar berisi jadwal belajar dan juga target yang harus dicapai. Tentukan mata pelajaran dan materi apa saja yang harus dipelajari setiap hari. Dalam pembelajaran jarak jauh ini siswa bisa lebih “bebas belajar” dalam artian menentukan prioritas pelajaran dan materi yang dipelajari sesuai bakat dan minat.

Setelah membuat agenda belajar, lakukan evaluasi secara mandiri. Selain evaluasi oleh Bapa Ibu guru, siswa juga perlu melakukan evaluasi secara mandiri atas hasil belajarnya. Dari target yang ditetapkan, mana yang sudah dicapai dan belum dicapai. Dengan evaluasi mandiri, siswa bisa mengetahui kendala yang dihadapi dalam pencapaian target yang ditetapkan. Dengan demikian, PJJ di masa pandemic Covid-19 ini dapat menciptakan siswa sebagai pebelajar mandiri karena motivasi belajar terus terawat dalam diri mereka.

***

*)Oleh: Gerardus Kuma, S.Pd, Gr, Guru SMPN 3 Wulanggitang, Hewa, Flores Timur, NTT.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES