Mengubah Perilaku untuk Mencegah Klaster Keluarga Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Penyebaran klaster keluarga yang muncul menjadi ancaman baru Covid-19. Klaster keluarga adalah kondisi dimana di dalam sebuah keluarga ada satu kasus.

Meningkatnya klaster keluarga biasanya disebabkan oleh adanya salah satu anggota keluarga yang bekerja di luar rumah, dan tanpa sadar menyebarkannya kepada orang yang tinggal serumah. Dapat juga dimulai dari anggota keluarga yang bepergian keluar daerah, sehingga meningkatkan risiko terpapar Covid-19.

Klaster keluarga sendiri bisa sangat berbahaya karena di dalam sebuah rumah kemungkinan ada orang lanjut usia dan anak-anak yang rentan terhadap virus. Penyebaran virus corona sendiri dapat menjadi lebih parah karena didukung oleh budaya masyarakat Indonesia yang suka berkumpul dan melakukan kegiatan secara bersama – sama. Kondisi ini juga semakin mengkhawatirkan karena semakin banyaknya pasien positif Covid-19 yang tidak memiliki gejala dan tidak diketahui jumlahnya.

Memahami bahwa klaster keluarga ini berbahaya, masyarakat harus tetap menerapkan disiplin dalam menjalankan protocol kesehatan baik itu di luar maupun di dalam rumah sendiri. Menjaga jarak dan memakai masker, terutama jika ada anggota keluarga yang bekerja di luar rumah, sering bepergian dan berinteraksi dengan banyak orang.

Segera membersihkan badan dan menjaga kebersihan, terutama setelah melakukan aktivitas di luar rumah. Mencuci semua baju yang kita pakai dari luar. Selain itu tetap rajin mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau beraktivitas di dalam rumah. Pastikan juga sirkulasi udara di rumah berjalan dengan baik. Anda bisa memberikan waktu khusus untuk membuka jendela serta pintu untuk pergantian udara.

Segera lakukan isolasi mandiri jika Anda memiliki riwayat berinteraksi dengan penderita Covid-19 atau memeriksakan diri dengan PCR atau swab.

Setiap anggota keluarga berperan penting untuk mencegah klaster keluarga. Dengan menjalankan protocol kesehatan, maka kita dapat melindungi diri sendiri, melindungi orang tua dan juga melindungi keluarga.

***

*)Oleh: Maria Wanda A.K., S.Pd., Staff Laboratory of Tourism, Hotel & Tourism Business, Fakultas Pariwisata, Universitas Ciputra Surabaya.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement