Kopi TIMES

Menakar Kesaktian Abu Janda

Selasa, 02 Februari 2021 - 14:25 | 60.26k
Putra Mangaratua, Koordinator Puskami (Pusat Kajian Masyarakat Independen).
Putra Mangaratua, Koordinator Puskami (Pusat Kajian Masyarakat Independen).

TIMESINDONESIA, SUMATERA – Siapa yang tak kenal Abu Janda, alias Permadi Arya. Tak jarang sosok ini selalu dikaitkan dengan buzzer, karena dianggap sebagian kalangan dekat dengan Pemerintah. Di setiap eksistensinya, Permadi Arya tampak selalu mendukung kebijakan pemerintah dan berseberangan dengan pihak oposisi.

Abu Janda dikenal sebagai aktivis media sosial yang sering melontarkan kritikan kepada mereka yang dianggap oposisi dalam menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah. Tak jarang kritikan-kritikan yang dilontarkan terkesan aneh dan kurang berilmu  disebabkan minimnya referensi. 
Seperti beberapa tahun lalu, pada tayangan Indonesia Lawyers Club yang sempat viral, membahas tentang bendera tauhid yang juga dihadiri Ustadz Felix Siaw, Abu Janda tampak percaya diri menjelaskan mengenai bendera Tauhid yang ia klaim sebagai bendera Utsmani. Padahal apa yang disampaikan disitu semua keliru setelah mendapat pencerahan dari Ustadz Felix yang dikenal sebagai tokoh yang sangat paham mengenai sejarah Kesultanan Utsmani.

Sebenarnya akibat dari aktivitas dan testimoni Abu Janda yang sering melahirkan kontroversi, ia sudah sering dilaporkan kepada pihak kepolisian, termasuk kali ini, Abu Janda dipolisikan oleh KNPI terkait dugaan rasis ke tokoh Papua Natalius Pigai di media sosial twitter. Laporan itu diterima kepolisian bernomor: LP/B/0052/I/2021/ Bareskrim pada Kamis 28 Januari 2021.

Kalimat yang menyinggung soal evolusi bermula dari komentar Natalius Pigai soal Hendropriyono dalam sebuah berita berjudul 'Pigai ke Jenderal Hendropriyono: Apa Kapasitas Bapak di Negeri Ini'.

Saat itu akun @permadiaktivis1 menciutkan tanggapan atas komentar Natalius Pigai soal Hendropriyono.

"Kapasitas Jenderal Hendropriyono: Mantan Kepala BIN, Mantan Direktur Bais, Mantan Menteri Transmigrasi, Profesor Filsafat Ilmu Intelijen, Berjasa di Berbagai Operasi militer. Kau @NataliusPigai2 apa kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belum kau?," cuit Abu Janda.

Tingkah polah dalam keseharian Abu Janda memang tampak menyebalkan. Bukan hanya komentar-komentar dan cuitannya. Foto ketika berpose didepan kamera tak jarang membuat orang yang berseberangan dengannya pasti akan kesal. Mulutnya dimonyong-moyongkan, pose dengan lagak bak bangau, atau mata menatap ke atas, dengan maksud tidak jelas, juga pose tengah berdoa dengan wajah diculun-culunkan, masih banyak lagi. 

Kejengkelan-kejengkelan yang disebabkan tingkah polah sosok ini memunculkan dugaan bahwa sebenarnya kejengkelan itu adalah tujuan yang akan dicapai. Karena, jika kita pahami, semua ucapan dan tingkah polah yang ia lakukan tak ada arti apapun sebab tak ada isi, hanya saja meresahkan karena dapat menyulut emosi sebagian kalangan, ini karena ia bermain di area-area sensitif seperti mengomentari berkaitan dengan agama.

Belum lagi habis mengenai cuitan sara terhadap Natalius Pigai, Abu Janda kembali membuat ulah dengan mengatakan Islam itu arogan. Ia dinilai telah menistakan agama Islam dengan berkomentar Islam arogan karena Islam mengharamkan kegiatan-kegiatan tradisi asli.

Dilansir dari beberapa media online, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menanggapi cuitan Permadi Arya atau Abu Janda yang menyebut Islam sebagai agama yang arogan. "Enggak ngerti Islam itu. Harus bedakan agama dengan orang ya," kata Helmy di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis, 28 Januari 2021. 

Sepak terjang Abu Janda dianggap sudah mulai meresahkan dan menyakiti perasaan golongan tertentu, apalagi dalam situasi yang pandemi Covid yang seharusnya membuat kesejukan.  Abu Janda mungkin beranggapan cuitan dan komentarnya yang menyerang pihak tertentu untuk meredam situasi padahal nyatanya malah  memperkeruh. 

Jika terus dibiarkan dan belum juga ditindak setelah adanya laporan-laporan, sepak terjang Abu Janda sebenarnya bisa memberikan citra buruk pada pemerintah, sebab selama ini Abu Janda dianggap pro pemerintah.

Bahkan pihak Kepolisian ikut menjadi sorotan, sebab, jauh hari dengan kasus yang berbeda-beda, pelbagai elemen masyarakat telah melaporkan dan menuntut Abu Janda dijerat pidana. Jika hal ini berlarut-larut, tak salah rasanya jika dugaan akan terus ada, bahwa Abu Janda dilindungi rezim penguasa.

***

*) Oleh: Putra Mangaratua, Koordinator Puskami (Pusat Kajian Masyarakat Independen).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES