Kesehatan

Peringati Hari Gizi Nasional, Kesadaran Pentingnya Nutrisi Harus Dikuatkan

Selasa, 02 Februari 2021 - 05:48 | 54.30k
ILUSTRASI: Peringati Hari Gizi Nasional. (FOTO: phiradio)
ILUSTRASI: Peringati Hari Gizi Nasional. (FOTO: phiradio)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam rangka merayakan Hari Gizi Nasional, Danone Indonesia memperkuat kontribusinya melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya nutrisi dan edukasi lintas generasi untuk mewujudkan Indonesia sehat.

Tentu saja pembangunan kesehatan ini merupakan investasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Bahkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menetapkan arah pembangunan kesehatan dititikberatkan pada upaya promotif preventif.

Isu pemenuhan malnutrisi bahkan masih menjadi ancaman kesehatan jangka panjang bagi masyarakat Indonesia di tengah tantangan kesehatan global yang saat ini terjadi. Masalah gizi, baik gizi kurang atau gizi lebih dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit lain, khususnya risiko terjadinya penyakit tidak menular.

Menurut Riskesdas 2018, angka stunting di Indonesia mencapai 30,8% dan telah mencapai peringkat 4 dunia. Sedangkan  48,9% ibu hamil, 32% remaja 15-24, dan 38,5% balita mengalamianemia. Dengan demikian secara global, sekitar 50-60% angka anemia disebabkan oleh defisiensizat besi atau biasa disebut Anemia Defisiensi Besi (ADB).

Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi.,Sp.GK, Spesialis Gizi Klinik dari Indonesian Nutrition Association (INA) dalam webinar publik yang mengusung tema “Peran Nutrisi dalam Tantangan LintasGenerasi” menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masih menghadapi tiga bebanmasalah gizi (triple burden) yaitu stunting, wasting dan obesitas serta kekuranganzat gizi mikro seperti anemia.

WebinarWebinar Danone Indonesia Pentingnya Nutrisi.

“Seseorang dengan kondisi Anemia Defisiensi zatBesi (ADB) berisiko melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR), stunting, komplikasi saat melahirkan dan risiko lainnya. Padahal kondisi ADB sendiridapat terjadi lintas generasi dan dapat diturunkan sejak remaja, ibu hamil,anak dan seterusnya,” katanya.

Pada kasus balita dan anak, ADB ini bermula dari kurangnya zat gizi mikro pada 1000 HPK yang akan berdampak pada tumbuh kembang anak yang terganggu, penurunan aktivitas fisik maupun kreativitas, serta menurunnya daya tahan tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi. Sedangkan pada kasus remaja, ADB dapat menurunkan produktivitas dan kemampuan akademis.

“Kondisi ADB pada kehamilan usia remaja juga rentan terhadap keselamatan dan kesehatan ibu danbayi. Oleh karena itu, urgensi perbaikan gizi masyarakat sebaiknya difokuskanpada 1000HPK dan usia remaja,” ujar Dr.Diana.

Bagi penderita ini, ADB juga akan membawa pengaruh jangka pendek dan jangka panjang bagi tiap-tiap generasi. Jika ditarik benang merah, kondisi ini merupakan ancaman besar mengingat dampaknya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Padahal di sisi lain, negara dituntut untuk dapat menciptakan generasi dengan daya saing global, sehingga terdapat urgensi untuk memutus mata rantai anemialintas generasi.

Dr. Diana juga menyebutkan, intervensi melalui pemenuhan nutrisi dan edukasi secara menyeluruh merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam memutus mata rantai anemia baik di lingkup individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.

“Pada anak di atas satu tahun, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan memberikan gizi seimbang termasuk makanan dan minuman yang mengandung zat besi maupun mikronutrien lain yang mendukung penyerapan zat besi seperti vitamin C. Sedangkan  pada remaja dapat dilakukan melalui penanaman pola hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan yang bersih, sehat, dan bergizi seimbang. Selain itu juga dapatdiberikan suplementasi tablet tambah darah (TTD). Tablet tambah darah adalah suplemen gizi dengan kandungan zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan400 mcg asam folat,” urainya.

Sejalan dengan visi “One Planet, One Health” untuk membawa kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat melalui nutrisi dan hidrasi sehat maupun program berkelanjutan, Danone Indonesia berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menghentikan ancaman anemia pada lintas generasi.

Sementara, Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia menyebutkan, “Kami menyediakan inovasi nutrisi yang dapat membantupemenuhan zat besi serta mendukung penyerapan zat besi pada anak berusia diatas satu tahun. Untuk menyasar golongan remaja, kami menjalin kerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan buku panduan Generasi Sehat Indonesia (GESID).”

Arif Mujahidin melanjutkan, bahwa ada 3 modul buku yang diluncurkan baik untuk remaja SMP dan SMA, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab yang membahas mengenai kesehatan reproduksi, peran gizi bagi kesehatandan kualitas hidup, anemia bagi remaja putri dan wanita usia subur, pencegahanpernikahan dini serta remaja berkarakter. Program ini telah melaksanakan pilotproject dengan 20 Guru Pendamping dan 60 Murid SMP & SMA sebagai Duta GESID2020.

Selain program GESID, komitmen Danone Indonesia untuk memperluas edukasi tentang gizi dan kesehatan diwujudkanmelalui berbagai program. Selama bertahun-tahun, Danone Indonesia bahkan telah mendukung 4 fasilitas pendidikan yang berfokus pada kesehatan dan gizi di TamanPintar, Yogyakarta. Melalui program Duta 1000 Pelangi, juga memberikan bantuan kepada karyawan dan masyarakat sekitar tentang masalah gizi dan kesehatan dalam 1000 hari pertama kehidupan dengan menjadikan karyawan sebagai duta kesehatan.

Danone Indonesia juga gencar melakukan Aksi Cegah Stunting, Gerakan Ayo Minum Air (AMIR), Kampanye Isi Piringku, dan program Warung Anak Sehat yang memberdayakan pengelola kantin sekolah untuk menyediakan pangan sehat bagi siswa.

“Kami meyakini bahwa peran jurnalisme dari berbagai platform mediasangat penting dalam meningkatkan kesadaran dan menyampaikan edukasi terkaitnutrisi dan kesehatan ke masyarakat luas. Untuk itu, kami mengajak masyarakatuntuk berpartisipasi dalam kompetisi menulis dan fotografi yang kami bagimenjadi tiga kategori, yaitu: media, blogger, dan umum. Kompetisi inimengangkat tema ‘Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi’. Kamipercaya bahwa semakin banyak pihak yang terlibat, semakin cepat kita dapatmewujudkan cita-cita pembangunan kesehatan,” tutup Arif.

Danone Indonesia juga bekerja sama dengan Indonesian Nutrition Association (INA) memanfaatkan momen Hari Gizi Nasional untuk memperluas upaya promotif preventif mengatasi anemia lintas generasi melalui serangkaian acara, yaitu webinar untuk publik di Youtube Nutrisi Bangsa, diskusi podcast yang akan dirilis di Spotify dan Youtube Nutrisi Bangsa, serta kompetisi menulis dan fotografi untuk berbagai kategori peserta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES