Kesehatan UIN Malang

Tips Cegah Anak Kecanduan Gadget Saat Pandemi

Jumat, 29 Januari 2021 - 23:05 | 50.22k
ILUSTRASI - Anak bermain gadget. (FOTO: Pexels.com)
ILUSTRASI - Anak bermain gadget. (FOTO: Pexels.com)

TIMESINDONESIA, MALANGKecanduan gadget sering terjadi pada seseorang anak. Ketika anak kecanduan gadget, hal ini akan berpengaruh pada psikologisnya. Mengatasi kecanduan gadget pada anak memang tidak mudah, namun tetap bisa dilakukan. 

"Banyak faktor yang membuat anak kecanduan. Yang pertama dan yang utama karena faktor faktor pengasuhan orang tua. Karena orang itu ada person yang bertanggungjawab pada kehidupan anak," ujar Dr. Elok Halimatus Sa'diyah M.Si., Dosen Psikologi UIN Maliki Malang kepada TIMES Indonesia, Jumat (29/1/2021).

Elok-Halimatus-Sadiyah.jpgDr. Elok Halimatus Sa'diyah M.Si., Dosen Psikologi UIN Maliki Malang. (FOTO: Halimatus Sa'diyah For TIMES Indonesia)

Halimatus menjelaskan, dampak ketika anak mengalami kecanduan gadget yaitu perkembangan anak menjadi terganggu, selain itu,  fisiknya juga akan dapat terganggu karena menjadi sulit tidur, nyeri punggung. Tak hanya itu, akan berdampak pula pada psikologis anak, yang menjadikan anak menjadi susah ketika dipisahkan dengan gadgetnya.

"Di masa pandemi memang gadget menjadi agak susah untuk dipisahkan dengan anak. Tetapi agar gadget bisa memberikan efek yang positif maka orang tua harus memperhatikan beberapa hal," ujarnya.

Halimatus menuturkan, ada tipsnya yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi atau membatasi penggunaan gadget pada anak, yaitu menetapkan aturan. Misal, boleh menggunakan gadget pada jam tertentu, pada saat makan no gadget, pada saat kumpul keluarga no gadget, penyampaikan aturan sanksi juga disampaikan di awal. Kalau misalnya melanggar sanksinya a, b, c dan lain-lain.

Selain itu orang tua juga harus membatasi apa yang boleh dan tidak boleh dalam penggunaan gadget misalnya boleh menggunakan gadget kalau sudah mandi, boleh menggunakan gadget kalau sudah makan, boleh menggunakan gadget kalau sudah sholat bagi umat muslim.

"Ketika peraturan itu dibuat sebenarnya efeknya sangat luar biasa kepada anak. Anak belajar bertanggungjawab, anak belajar memahami aturan, anak mempelajari sebab akibat dan masih banyak lagi," ujarnya.

Halimatus menambahkan, perhatian kepada anak di saat pandemi ini menjadi sangat penting. Kondisi berada selalu di rumah, tidak bisa sekolah dan berkumpul kawan sebaya bisa merusak perkembangan anak baik fisiknya, sosial dan psikologisnya.  Ini bisa menggangu perkembangan anak menjadi manusia yang sehat.

"Harapan saya untuk para orang tua harus sabar kemudian paham tentang ilmu menjadi orang tua, paham akan resiko-resiko yang bisa menganggu perkembangan anak kita dan paham apa yang bisa menguntungan perkembangan anak kita," kata Dosen Psikologi UIN Maliki Malang ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES