Ekonomi

Bantu Warga Terdampak Pandemi, Pedagang di Banyuwangi Turunkan Harga Daging Ayam

Kamis, 28 Januari 2021 - 07:04 | 63.66k
Pedagang daging ayam potong di Pasar Srono. (Foto: Rizki Alfian/TIMESIndonesia)
Pedagang daging ayam potong di Pasar Srono. (Foto: Rizki Alfian/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Cara berjualan pedagang daging ayam potong disalah satu pasar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur perlu diacungi jempol. Di tengah pandemi Covid-19 mereka menyediakan daging ayam murah untuk masyarakat.

Seperti di Pasar Tradisional Srono, di tempat tersebut para pedagang membandrol harga daging ayam potong dengan harga yang relatif terjangkau. Selain itu, di pasar Srono harga daging ayam potong juga berbeda dari pasar lain di Banyuwangi pada umumnya.

Di Pasar Srono, para pedagang menyediakan dua harga daging ayam potong dengan selisih kisaran Rp 1.000 per kilogram. Saat ini harga jualnya ada yang Rp 28 ribu dan ada yang Rp 27 ribu perkilogram.

Tentu hal ini menjadi perhatian khalayak umum, terlebih hanya di Pasar Srono lah yang berani menyediakan harga daging ayam murah. Kondisi ini menguntungkan bagi para konsumen.

Harga-Daging-Ayam.jpg

"Malahan kami senang, karena bisa bebas memilih kualitas ayam. Mahal belum tentu baik dan murah belum tentu kualitasnya buruk. Tergantung kita pinter-pinter milih. Tapi semua yang dijual saya yakin kualitasnya sama-sama bagus," kata Febri salah satu pembeli daging ayam di Pasar Srono, Rabu (27/1/2021).

Febri mengatakan, selain dapat leluasa untuk memilih daging ayam, perbedaan harga tersebut juga meringankan kebutuhan dapur di tengah pandemi Covid-19. Sebab sudah pasti banyak konsumen yang memilih belanja daging ayam murah ke Pasar Srono.

"Kalau saya biasanya beli yang murah, karena sisa uangnya bisa buat belanja kebutuhan lain. Tadi kebetulan saya beli yang harga Rp 27 ribu per kilonya. Ada yang Rp 28 juga soalnya," ungkap Zaenab pembeli lain.

Sementara itu Kurniyati, pedagang daging ayam di Pasar Srono mengakui jika ada perbedaan harga antar sesama pedagang. Kata dia, perbedaan harga dalam sebuah sistem perdagangan adalah hal yang biasa.

"Beda itu biasa mas, saya jualnya Rp 27 ribu. Kita kan niatnya membantu warga dalam kondisi pandemi. Kita ambil untung sedikit gak masalah. Yang penting tetap bisa berjualan," ucap Kurniyati kepada TIMESIndonesia.

Pedagang daging ayam lain, Hartini mengatakan jika untung yang diambil dari berjualan daging ayam perkilogramnya sudah cukup, yakni kisaran Rp 10 ribu. Hartini berjualan daging ayam seharga Rp 28 ribu. Artinya harga pokok daging ayam potong yang ia beli dari kandang senilai Rp 18 ribu.

"Kami ambil untung Rp 10 ribu itu mas," kata Hartini kepada wartawan.

Dikonfirmasi terpisah Badan Pendapatan Daerah Banyuwangi melalui Koordinator Pasar Srono, Firda Okta Dian Permana, mengaku mendukung upaya yang dilakukan oleh pedagang daging ayam potong untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

"Iya mendukung mas selama kondisi pasar kondusif. Kita juga lihat keadaan," kata Firda kepada awak media.

Firda mengatakan jika perbedaan harga antar pedagang pasar bukan menjadi masalah dalam transaksi jual beli.

"Iya tidak masalah. Hanya saja untuk kondusifitas wilayah pasar jika ada permasalahan maka harus dicarikan solusi terbaik bersama. Supaya semuanya saling bisa mendapatkan hasil," tandas Firda.

Sebagai informasi, harga daging ayam potong di Pasar Srono sejak dulu memang dikenal lebih murah dari pasar-pasar lain di Kabupaten Banyuwangi. Tak heran jika pasar tradisional tersebut juga jadi jujugan masyarakat diluar Kecamatan Srono.

Dan ditengah kondisi yang tidak menentu ini, pedagang Pasar Srono berinisiatif untuk memberikan harga yang relatif terjangkau guna membantu warga terdampak pandemi Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES