Peristiwa Daerah

Menderita Cerebral Palsy, Balita Kademangan Butuh Uluran Tangan

Selasa, 26 Januari 2021 - 17:51 | 33.47k
Bakri, balita penderita cerebral palsy dan epilepsi, dalam gendongan ibunya. (FOTO: Happy/TIMES Indonesia)
Bakri, balita penderita cerebral palsy dan epilepsi, dalam gendongan ibunya. (FOTO: Happy/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Seorang balita asal Dusun Sukunan, RT4/RW1, Kelurahan Triwung Lor, Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, menderita lemah otak atau cerebral palsy dan epilepsy. Kini, balita malang itu butuh uluran tangan. Utamanya untuk biaya pengobatan.

Di rumah sederhana inilah, tangis lemah Muhammad Bakri, balita berusia 2 tahun 10 bulan, putra kedua pasutri Khoiriyah (25) dan Samsul Arifin (36) terdengar. Putra pertama pasutri ini, sebelumnya meninggal, karena lahir premature.

Bakri kecil pun hanya bisa menangis, sepanjang hari. Lantaran penyakit lemah otak atau cerebral palsy dan penyakit ayan atau epilepsy yang dideritanya.

Khoiriyah, sang ibu, juga tak bisa berbuat banyak. Saat lahir dahulu, tanda-tanda penyakit itu tidak ada. Bahkan Bakri lahir normal dan sehat, di bidan desa setempat. Gejala muncul, saat bayi Bakri berusia sepuluh hari. Badannya tiba-tiba panas, kejang dan gejala kuning di kulitnya.

“Dari situ dirawat di rumah sakit selama satu bulan, setelah itu pulang. Kata dokter juga tidak ada diagnose apa-apa,” kata Khoiriyah, Selasa (26/1/2021).

Pada usia enam bulan, pasutri itu berusaha memeriksakan anak semata wayangnya itu. Hasil diagnose dokter atas rekam otak yang dilakukan, Bakri kecil mengidap lemah otak atau cerebral palsy. Serta penyakit ayan atau epilepsy, yang membuat badan kecil Bakri seolah tegang terus.

“Sejauh ini kami sudah mencoba pengobatan alternatif. Untuk kesembuhan anak kami,” tutur Khoiriyah.

Untuk biaya pengobatan, kini hanya bisa digantungkan pada penghasilan Samsul Arifin, yang bekerja di bengkel motor. Harapan Khoiriyah pun tak muluk-muluk. Dirinya dan keluarga berharap, ada uluran tangan dari dermawan maupun pemerintah. Untuk pengobatan anaknya itu.

“Kami tetangga juga tidak bisa berbuat banyak. Tapi ketika menangis, beberapa tetangga turut menenangkan. Bapaknya yang kasihan, tiap malam mulai jam 2 sampai subuh, mesti terbangun karena anaknya menangis,” cerita salah satu tetangga, Rahmad.

Warga pun turut berharap, ada perhatian dari pemerintah. Khususnya dari Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Untuk membantu meringankan biaya pengobatan dan gizi Bakri, balita dengan penyakit cerebral palsy dan epilepsy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES