Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Studi Kebudayaan, Tradisi dan Religi Guru di Sekolah

Selasa, 26 Januari 2021 - 14:27 | 56.52k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah/madrasah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada para siswanya.

Budaya Islami adalah nilai-nilai Islam menjadi aturan main atau menjadi falsafah bersama dalam berbagai aktifitas di sekolah. Termasuk bagian dari budaya Islami dalam suatu sekolah, diantaranya adalah berpakaian (berbusana) Islami, shalat berjamaah, dzikir secara bersama-sama, Tadarus/membaca Al Qur’an, menebar ukhuwah melalui kebiasaan berkomunikasi secara Islami (senyum, salam, dan sapa), membiasakan Adab yang Baik, melakukan berbagai kegiatan yang dapat mencerminkan suasana keagamaan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Dan Guru merupakan fakta yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal, karena pada umumnya siswa sering menjadikan guru sebagai tokoh teladan, bukan menjadikan tokoh yang mengindentifikasi dari setiap kesalahan siswanya, Oleh karena itu guru seharusnya memiliki perilaku dan kemampuan memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, guru perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya.

Di sisi lain, guru harus memahami dan menghayati siswa yang dibinanya karena wujut siswa pada setiap saat tidak akan sama, sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan dampak serta nilai – nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat mempengaruhi gambar para lulusan suatu sekolah yang diharapkan.

Oleh sebab itu, gambaran perilaku yang diharapkan mampu  mengantifikasi perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat yang akan dating. Dalam membina kemampuan siswa, diharapkan guru memiliki kemampuan sendiri.

Adapun kemampuan tersebut meliputi kemampuansiswa, baik persona, professional maupun sosial. Di dalam pola pemahaman sistem pengajaran di Indonesia ada dimensi umum yang saling menujung membentuk tenaga guru. Karena kompetensi itu sendiri merupakan syarat guru yang terpenting.  “Seorang guru yang progresif harus mengetahui dengan pasti, kompetensi apa yang dituntut oleh masyarakat dewasa ini bagi diri nya. Setelah mengetahuim, maka dapat dijadikan pedoman untuk meneliti dirinya apakah dia sebagai guru dalam menjalankan tugasnya telah memenuhi kompetensi – kompetensi itu bila belum maka guru yang baik harus mengakui kekurangannya dan berusaha untuk mencapainya. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha mengembangkan dirinya”.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Adapun bentuk pengembangan manusia menurut Ahmad watik praktiknya secara makro meliputi proses-proses berikut: (1) pembudayaan, (2) pembinaan iman dan taqwa, dan (3) pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses pembudayaan ialah proses trasformasi nilai-nilai budaya yang menyangkut nilai-nilai etis, estetis, dan nilai budaya serta wawasan kebangsaan dalam rangka terbinanya manusia berbudaya. Proses pembinaan Imtaq ialah transformasi nilai-nilai keagamaan (Iman, Taqwa, Kebajikan, Akhlak dan sebagainya) dalam rangka terbinanya manusia beragama sementara proses pembinaan Iptek ialah pengembangan potensi kearah terbinanya peserta didik sebagai manusia pembangunan, untuk mendapatkan manfaat kesejahteraan bagi umat manusia. Secara Mikro, peranan pendidikan termasuk pendidikan agama islam di sekolah dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yaitu sebagai proses belajar mengajar yang meliputi proses-proses: (1) alih pengetahuan (Transfer Of Knowledge), (2) alih metode (Transfer Of Methodology), dan alih Nilai (Transfer Of Value).

Keberadaan suatu lembaga pendidikan selalu ingin menghasilkan out put yang baik, berkualitas, dan bisa diandalkan. Hal ini terlihat salah satunya dengan tercapainya tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dari sini banyak cara yang diupayakan pihak sekolah agar bisa maju dan memiliki kualitas pendidikan yang bagus atau minimal sekolah yang memiliki Nilai lebih atau ciri tersendiri dibandingkan sekolah-sekolah lain.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES