Peristiwa Nasional

Suara Dentuman di Buleleng, LAPAN: Diduga Asteroid Besar Jatuh

Senin, 25 Januari 2021 - 12:43 | 30.06k
ilustrasi - Asteroid Jatuh (FOTO: Okezone Techno)
ilustrasi - Asteroid Jatuh (FOTO: Okezone Techno)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan adanya kemiripan suara dentuman yang terdengar oleh warga Buleleng di Pulau Bali pada Minggu (24/1/2021) dengan peristiwa asteroid jatuh di Bone, Sulawesi Selatan.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, pada 8 Oktober 2009, warga Bone mendengar ledakan disertai getaran pada kaca jendela rumah mereka. Warga juga mengaku melihat jejak asap di langit. 

"Dugaan Lapan bahwa itu meteor besar, akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound," kata Thomas, dalam keterangan tertulis, Minggu (24/1/2021). 

Thomas menyebut data infrasound itu mengindikasikan adanya asteroid jatuh di Bone dengan perkiraan berdiameter 10 meter. Ia juga menyebutkan bahwa nelakangan diketahui juga seismograf BMKG terdekat merekam getaran 1,9 magnitudo. 

Thomas mengatakan, selain mendengar suara dentuman keras, warga di daerah Buleleng, Bali, juga mengaku menyaksikan benda bercahaya di langit yang kemudian jatuh di laut. Seismograf milik BMKG juga mencatat adanya anomali dengan getaran 1,1 magnitudo. 

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan. Sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya asteroid besar yang jatuh," kata Thomas. 

Thomas menyebutkan asteroid tersebut menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. Thomas menduga, asteroid tersebut berukuran beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid yang jatuh di Bone.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan suara dentuman terdengar di wilayah Buleleng, Bali pada Minggu, 24 Januari 2021. BMKG menyatakan bahwa suara tersebut bukan berasal dari aktivitas gempa. 

Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan berdasarkan hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya anomali sinyal seismik yang tercatat pada sensor seismik Singaraja (SRBI) pada pukul 10.27 WITA. Sensor BMKG merekam sinyal seismik tersebut dalam durasi sekitar 20 detik.

Ia menjelaskan, sensor BMKG merekam sinyal seismik tersebut dalam durasi sekitar 20 detik. Melihat anatomi seismogramnya tampak bahwa sinyal seismik tersebut bukanlah merupakan sinyal gempa bumi tektonik.

"Jika sinyal seismik tersebut kita coba tentukan magnitudonya menggunakan formulasi penentuan mangnitudo gelombang gempa akan dihasilkan kekuatan 1,1 magnitudo lokal," kata Daryono, yang dilansir Antara, Minggu, (24/1/2021).

Ia mengatakan sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WITA tidak ada aktivitas gempa di wilayah Bali, sehingga dipastikan anomali gelombang seismik tersebut bukan aktivitas gempa tektonik. Ia juga menyampaikan sejumlah warga di Kintamani dan Besakih dilaporkan ada yang melihat semacam meteor yang melintas ke arah barat daya.

"Warga Buleleng yang sedang upacara adat juga mengaku melihat benda melintas di langit. Ada juga warga nelayan di pantai Buleleng menjadi saksi mata fenomena yang sama," jelas dia.

Terkait bunyi dentuman yang terdengar di wilayah Buleleng, BMKG belum dapat mengkonfirmasi penyebab sesungguhnya.

Namun BMKG sudah berhasil memonitor fenomena suara dentuman di Buleleng tersebut dengan baik dan merekamnya. Jika laporan warga itu benar melihat meteor yang melintas di atas Bali, maka fenomena shockwave yang terjadi telah berubah menjadi gelombang seismik yang akhirnya dapat direkam oleh sensor gempa BMKG. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES