Pemerintahan

Aminatun Habibah, Perempuan Pertama yang Jabat Wakil Bupati Gresik

Minggu, 24 Januari 2021 - 12:33 | 88.80k
Wakil Bupati Gresik terpilih, Aminatun Habibah (Kanan) (Foto: Media center Pasangan NIAT for TIMES Indonesia).
Wakil Bupati Gresik terpilih, Aminatun Habibah (Kanan) (Foto: Media center Pasangan NIAT for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, GRESIKAminatun Habibah adalah perempuan pertama yang menjabat Wakil Bupati Gresik. Ia mendampingi Bupati Fandi Akhmad Yani yang berhasil memanangi Pilbub Gresik 2020.

Sosok perempuan yang akrab disapa Bu Min ini memang dikenal sebagai seorang guru. Ia merupakan akademisi yang mengajar di lingkungan Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah.

Bu Min juga pernah menjabat Kepala SMK Assa'adah dan dosen di Institut Agama Islam Qomaruddin (IAIQ). Disana, dia berhasil mengembangkan dan mengamalkan imunya sehingga menghasilkan peserta didik berkualitas.

Perempuan kelahiran 1966 ini bersyukur bisa memenangi pemilihan bupati dan wakil bupati. Bahkan, ia tercatat sebagai perempuan pertama yang duduk di kursi wakil bupati sepanjang sejarah Gresik.

"Alhamdulillah, kami juga mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam menyukseskan pemilihan ini," katanya usai penetapan hasil pemilihan bupati dan wakil bupati Gresik 2020 di salah satu hotel di Gresik pada Jumat (22/1/2021).

Dalam kesempatan ini, ia berkomitmen bersama Bupati Yani untuk mewujudkan Gresik Baru sesuai visi misi yang tertuang dalam Nawa Karsa Perubahan.

Menurutnya semua ini bentuk perjuangan dari para kiai dan santri yang mendorong untuk mengabdi kepada  masyarakat, dan semua pihak termasuk masyarakat yang menginginkan perubahan.

"Bersyukur diberi kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat Gresik. Banyak juga kepala daerah perempuan di Jawa Timur, seperti di Surabaya. Kita tidak boleh malu belajar kepada kepala daerah perempuan yang berprestasi dan berhasil membangun daerahnya," ujarnya.

Wanita yang aktif berorganisasi sejak muda ini aktif sebagai Wakil Sekretaris PW Ma'arif NU Jatim dan Bendahara MKKS SMK Maarif NU dan Pondok Pesantren Jatim.

Selanjutnya, Bu Min lebih memilih fokus untuk melakukan perbaikan data. Gresik harus memilik big data yang valid. Mulai dari data keluarga kurang mampu, pendidikan dan kesehatan. Agar supaya bantuan untuk masyarakat kurang mampu tepat sasaran.

Big data tersebut akan diupdate dalam kurun waktu tertentu, agar sesuai dengan kenyataan di lapangan. Teknis perbaikan data akan berbeda dibanding sebelumnya.

Yaitu, pemberdayaan warga setempat, mulai dari karang taruna, muslimat dan fatayat NU, atau yang lainnya akan dilibatkan untuk memperbaiki data di lapangan. Yang jelas, warga setempat itu dilibatkan.

"Selama ini kan, yang mengawasi atau mendampingi bukan orang asli situ. Makanya masih ada yang terima bantuan tapi orangnya mampu, ada yang benar-benar tidak mampu tapi tidak dapat bantuan. Nah, ini jangan sampai terjadi lagi. Kita siapkan big data agar bantuan tidak salah sasaran," ucapnya.

Jika big data itu sudah valid, bantuan kepada warga tidak perlu ribet. Cukup menggunakan E-KTP dan dicek dalam big data.

Misalkan untuk berobat ke rumah sakit, cukup bawa KTP saja untuk proses administrasi, langsung diproses tidak perlu mencari surat untuk validasi data. Hal ini juga berlaku di dunia pendidikan dan bantuan sosial lainnya.

Salah satu program Nawa Karsa pasangan Niat untuk perempuan adalah 'Bunda Puspa'. Yakni, bantuan untuk pemberdayaan perempuan usaha dan pendidikan anak. Melalui program ini nantinya mampu meningkatkan ekonomi perempuan di dalam keluarga. 

Pemberdayaan yang dilakukan mulai dari pelatihan usaha, bantuan modal, hingga pemasaran secara online maupun offline. "Artinya perempuan harus punya tambahan ekonomi. Ini yang akan kita garap di sektor UMKM, akan kami maksimalkan," katanya.

Masih banyak perempuan yang ditemuinya terjebak dalam hutang rentenir. Pihaknya akan memberikan fasilitas kepada ibu-ibu supaya mengerti untuk memanfaatkan fasilitas bantuan dari program ini.

"Di kampung-kampung itu banyak yang punya usaha. Seperti usaha pentol, mereka sangat tradisional sekali. Kita bantu memberdayakan agar bisa melalukan penjualan secara online," kata dia.

Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPA) juga tak luput perhatiannya. Selama ini dianggap masih kurang maksimal.

"Karena urusan perempuan dan anak ini banyak, sedangkan anggarannya sangat kecil. Ini yang mau kami perjuangkan nanti," ucap Aminatun Habibah, sosok perempuan pertama yang menjabat Wakil Bupati Gresik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES