Indonesia Positif

Pilih SLB Sebagai Laboratorium, Dosen UM Jember Raih Gelar Doktor

Jumat, 22 Januari 2021 - 12:40 | 108.54k
Dosen Jurusan Bahasa dan Seni Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) Dr. Astri Widyaruli Anggraeni, M.A. (Foto: Disa Yulistian/AJP)
Dosen Jurusan Bahasa dan Seni Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) Dr. Astri Widyaruli Anggraeni, M.A. (Foto: Disa Yulistian/AJP)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Dosen Jurusan Bahasa dan Seni Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) Dr. Astri Widyaruli Anggraeni, M.A. meraih gelar doktor dari Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang, Rabu (20/1/2021). 

Gelar tersebut diraih setelah disertasinya yang berjudul “Pertanyaan Guru dalam Interaksi Kelas Autis (Studi Kasus di Sekolah Luar Biasa Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang)” dinyatakan lulus.

Dalam disertasinya tersebut, Astri memilih Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai tempat penelitiannya. 

Menggunakan ancangan eklektik teori tindak tutur (speech art), pragmatik, dan etnografi komunikasi, Astri fokus meneliti tuturan yang diucapkan guru kepada siswa autis.

Bertempat di Sekolah Luar Biasa Autis Laboratorium Universitas Negeri Malang, Astri mengaku mendapatkan hasil penelitian di luar perkiraannya. 

“Selama ini banyak orang awam yang menganggap kalau autis itu tanda kutip ya. Karena autis identik dengan penyakit atau keterbelakangan mental. Padahal, autis itu juga anak-anak yang luar biasa, tidak seperti yang kebanyakan orang awam fikirkan," kata Astri.

Terbukti, selama penelitian 3 tahun, respon dan jawaban dari tuturan pertanyaan yang dilontarkan guru banyak membuat Astri terpukau. 

Ia menjelaskan bahwa tidak cukup hanya satu semester saja karena harus mempunyai pembanding. 

Terlebih, dari hasil penelitian tersebut ia menemukan temuan data baru yang membuatnya merasa bangga. 

Dalam teori tindak tutur perfomatif yang dikemukakan oleh J. L. Austin ada 3 konsep yang dikemukakan yaitu niat pembicara, konvensi, dan otoritas. 

Namun, hasil dari penelitian yang dilakukan Astri, terdapat 1 konsep baru yang digagas yaitu konsep emosi. 

“Emosi berperan besar dalam interaksi antara guru dan siswa. Penutur harus bisa memahami bagaimana respon yang akan diberikan oleh pendengar, dalam hal ini adalah siswa autis," tuturnya.

Ibu dari tiga orang anak ini mengaku, keberhasilannya tak luput dari peran para promotor yang membimbingnya selama ia mengerjakan disertasi. 

“Prof. Dr. Suparno, Prof. Dr. Abdul Syukur Ibrahim, dan Dr. Martutik, M.Pd adalah ketiga promotor yang memiliki peran yang sangat besar. Ada satu pesan yang saya ingat diungkapkan oleh mereka, bahwa kunci hidup adalah sabar, pasrah, dan bersyukur," ucao Astri.

Selain para dosen, peran dan dukungan orangtua menjadi dukungan terbesar yang Astri rasakan. "Almarhum ibu dan bapak semasa masih ada selalu bisa mengupayakan anaknya agar bisa mengenyam pendidikan yang tinggi. Sehingga itu yang saya terapkan kepada ketiga anak-anak saya bahwa proses belajar dan pendidikan sangat penting,” tutupnya dosen UM Jember itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES