Ekonomi

Pemprov Maluku Utara Siap Mewujudkan Industri Minyak Kelapa

Jumat, 22 Januari 2021 - 07:12 | 170.80k
Produksi kopra oleh petani di Halmahera, Maluku Utara. (Foto: Beritamalut)
Produksi kopra oleh petani di Halmahera, Maluku Utara. (Foto: Beritamalut)

TIMESINDONESIA, SOFIFI – Kelapa merupakan salah satu dari lima komoditas utama di Maluku Utara (Malut) yang menjadi perhatian Pemprov Maluku Utara dalam mengembangkannya sebagai minyak kelapa. Kelapa umumnya diproduksi oleh petani menjadi kopra dengan dua jenis yakni kopra putih (dijemur) dan kopra hitam (pengasapan).

Berdasarkan Rencana Aksi Kegiatan dan Supervisi (Korsup) Gerakan Nasional Penyelamatan Aset Sumber Daya Alam Sektor Perkebunan di Maluku Utara yang dipaparkan oleh Gubernur KH Abdul Gani Kasuba, luas areal perkebunan kelapa di Malut mencapai 214.120 hektar yang tersebar di 9 kabupaten/kota minus Taliabu.

Mayoritas petani bergantung dengan hasil produksi kopra, baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun membiayai pendidikan anak. Jika harga kopra anjlok maka petani pasti menjerit, sebagaimana yang terjadi diakhir tahun 2018 lalu.

Harga kopra saat itu menyentuh titik terendah yakni 3000/kg di tingkat pengecer. Daerah kala itu bergejolak, demonstrasi para petani dan mahasiswa terjadi dimana-mana. Mereka menuntut Pemda segera mengambil langkah strategis mengatasi anjloknya harga kopra, yang sebelumnya bisa mencapai Rp7000/kg.

Menjawab tuntutan itu, Gubernur KH Abdul Gani Kasuba bersama pimpinan OPD terkait berupaya melakukan lobi-lobi investor di pulau Jawa.

Bahkan pada 6 Februari 2019, investor asal India PT Putra Nusantara Himalaya Kurniajaya pernah adakan pertemuan dengan Gubernur KH. Abdul Gani Kasuba, mantan Wagub M Natsir Thaib, Plt Bupati Haltim Muh Din, Asisten Bidang Perekonomian mewakili Bupati Halsel, serta sejumlah pejabat Pemprov Malut di ruang rapat gubernur di Sofifi. Pertemuan itu diinisiasi oleh Anggota Komisi VII DPR RI Tjatur Sapto Edy periode 2014-2019.

Mendirikan Koperasi Rakyat Halmahera (KOPRA)  

Berjalannya waktu, kabar investor tersebut tidak lagi terdengar. Pemprov nampaknya memiliki ide untuk memberdayakan SDM lokal dengan membentuk Koperasi Rakyat Halmahera atau KOPRA yang bergerak di bidang pengolahan kelapa/kopra menjadi minyak goreng dan pembuatan Briket, salah satu pendiri KOPRA adalah Staf Khusus Gubernur Bidang Perekonomian Sahrin Hamid.

"Kronologis pembentukan koperasi (KOPRA) itu memang mengatasi krisis harga kopra kemarin (2018) , sehingga dibuat pengolahan kelapa terpadu,"ungkap Wa Zaharia yang baru menjabat sebagai Kadis Koperasi dan UKM 2020 lalu.

Koperasi itu di support penuh oleh Pemprov Malut melalui Dinas Koperasi dan UKM, dengan membangun 6 unit pabrik Pengolahan Kopra dilengkapi mesin, total anggarannya senilai Rp1.5 miliar. Namun hanya lima yang selesai 100 persen pekerjaannya, sementara satu unit di Pulau Taliabu hanya tercapai 86 persen, dana yang dicairkan juga sesuai pekerjaan.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Wa Zaharia TIMES Indonesia ketika ditemui diruang kerjanya di Sofifi, Kamis (21/1/2021) siang.

Wa Zaharia menuturkan, kelima pabrik tersebut tersebar di tiga kabupaten, yakni Halmahera Utara ada tiga pabrik masing-masing di desa Kalipitu, desa Igobula, dan desa Salube. Kemudian Pulau Morotai di desa Cendana, dan Halmahera Selatan di desa Bibinoi.

Lima bangunan beserta peralatannya itu baru diserahkan secara resmi ke KOPRA pada 18 Januari 2021 kemarin melalui penandatanganan berita acara oleh Kadis Koperasi dan UKM Wa Zaharia, dan Direktur KOPRA Iqbal Mahmud, Sekretaris Syaifudin M Saleh, dan Bendahara Hariyanto S Soleman.

Meski begitu, satu dari lima pabrik tersebut sudah diuji coba sejak tahun 2020 kemarin, untuk pembuatan minyak kelapa dan briket. Produknya dengan merek "Igono" itu sudah pernah ditampilkan pada pameran produk lokal di kantor gubernur, bahkan sempat menjadi salah satu jenis bantuan untuk warga terdampak Covid-19.

Menurut Sahrin Hamid, hasil uji coba yang telah dilakukan nampaknya kurang efisien, lantaran teknologi yang digunakan masih standar home industri (industri rumah tangga). Sehingga, rata-rata hasil produksi 1 liter minyak kelapa membutuhkan 20-25 butir kelapa.

"Jadi lagi dibikin yang efisien, yang kira-kira itu 10 butir lah per liter (minyak kelapa)," kata Sahrin kepada TIMES Indonesia, 18 Januari 2021 di kantor perwakilan Pemprov Malut di Ternate

Pria yang sudah banyak berkunjung ke Industri-industri kopra besar ini menyampaikan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bakal mengupgrade teknologi pengolahan kopra menjadi minyak kelapa. Walaupun, hanya skala industri kecil.

Kedepan, minyak kelapa yang diproduksi tidak lagi berbahan baku kelapa mentah, melainkan dari kopra, lantaran proses pengolahannya tidak efisien dan bahan baku yang diserap juga lebih besar dengan kelapa mentah.

Ia menuturkan, uji coba produksi minyak kelapa pernah mencapai 1000 kemasan (1 kg/kemasan), yang dijual dengan harga Rp30 ribu-Rp35 ribu. Harga itu menurutnya masih kompetitif jika dibandingkan dengan minyak kelapa produk lainnya.

"(Harga) masih kompetitif lah, cuman memang dengan harga kopra naik yang hampir 10 ribu ini menjadikan bahan bakunya sulit, karena memang orang lebih untuk memproduksi kopra dibanding dengan menjual kelapa buah," beber Sahrin sembari menambahkan jumlah tenaga kerja dalam satu unit produksi sebanyak 7 orang.

Masih berkaitan dengan industri minyak kelapa, Plt Kadis Perindag Yudhitia Wahab mengaku di tahun 2020 ada kegiatan senilai Rp7 miliar untuk pembangunan pabrik minyak kelapa, yang juga akan dibangun di Halut.

Namun, bertepatan dengan bencana non alam Covid-19 yang melanda seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Maluku Utara, sehingga anggaran tersebut dialihkan untuk penanganan wabah Covid-19.

Oleh karena itu, di tahun 2021 ini pihaknya telah mengusulkan anggaran senilai Rp3 miliar untuk pengadaan mesin minyak kelapa RDB (refined, bleaching, deodorzation). “Kami mencoba dengan kekuatan anggaran Rp3 Miliar mudahan-mudahan bisa berjalan,”imbuhnya (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES